💗 Kedua Puluh Empat 💗

35.7K 2.8K 127
                                    

"Kenapa enggak dimakan?" tanya Bima sambil melirik ke arah makananku.

Aku terdiam. Aku menatap ke menu makanan Mas Bima, dia memesan nasi goreng seafood, sedangkan aku nasi goreng ayam. Awalnya aku menginginkan menu makananku, tetapi begitu pesanan Mas Bima datang, aku menginginkan makanan Mas Bima.

"Enggak nafsu."

Mas Bima meminum air mineralmya sebelum membalas ucapanku. "Kamu kan yang milih menunya."

Aku menggeleng, mataku masih terpaku menatap makanan Mas Bima. "Aku mau makanan punya Mas Bima," jawabku akhirnya. Mas Bima tuh pekanya kadang-kadang, daripada makan hati mendingan langsung bilang.

Mendengar ucapannya, alisnya mengerut. Terlihat seperti orang bingung. "Menunya sama. Sama-sama nasi goreng."

"Beda. Aku Nasi goreng Ayam, Mas seafood."

Tanpa berbicara lagi, Mas Bima menukar menu kami. Aku memakannya dengan lahap, dia hanya menatapku datar. Biarkanlah yang penting keinginanku malam ini terwujud.

Pada malam harinya, Mas Bima tidur dengan gelisah. Tubuhnya terus bergerak membuat tidurku terganggu. Aku membuka mata, melihat Mas Bima membuka bajunya.

Wah, apa nih?

"Aku masih hamil muda, Mas," ucapku dalam keadaan setengah sadar.

Dia tidak menanggapiku. Tangannya menggaruk seluruh bagian tubuhnya. Beberapa saat kemudian, kegiatannya tidak kunjung berhenti. Mau tidak mau aku bangun dari tidurku dan melihat keadaannya.

Tubuhnya merah-merah, seperti alergi sesuatunya. "Kenapa? Gatal?" tanyaku.

Dia menatapku sekilas lalu mengangguk. "Saya alergi ayam kampung, saya enggak tahu kalau nasi goreng tadi pakai ayam kampung" dia terus menggaruk tubuhnya, "gatal sekali."

Badannya semakin merah. Duh, aku jadi panik dan merasa bersalah. Ini kan karena keinginanku tadi. "Gara-gara aku ya," Mas Bima tidak merespons, "Mas maaf ya."

Mas Bima kembali tidak merespon.

"Mas Bima. Maafin aku."

Dia menyalahkan lampu kamar kami lalu mengambil uang seratus ribu di dompetnya. "Iya, iya. Kamu tolong ke apotek. Beli obat ya."

Ini kan sudah malam. Seharusnya aku enggak boleh keluar jam segini. "Ini udah jam delapan malam. Aku lagi hamil. Enggak boleh keluar," ucapku menolak.

"Pakai mobil."

"Mas Bima, tega banget." Mas Bima enggak mengerti aku banget. Enggak tahu bahayanya angin malam apa ya buat ibu hamil. Aku kan lagi hamil anaknya.

Mas Bima menatapku, kami saling bertatapan. Wajahnya berubah menjadi aneh, seperti bengkak. Aku panik, tapi juga bingung. "Kamu enggak mau beli? Saya gatal sekali."

"Enggak. Angin malam bahaya, demi anak kita."

Mas Bima membuang kontak mata kami. Dia mengambil ponselnya lalu menelepon Shandra meminta tolong untuk membelikan obat untuknya. Aku hanya terdiam saja, berusaha memejamkan mataku.

Bukannya enggak peduli. Aku cuma kesal aja.

Kenapa harus Shandra sih?

Kenapa enggak minta tolong ojek online aja?

Dan beberapa saat kemudian perempuan itu datang. Membawakan sebungkus kantung plastik berlogo apotek terkenal. Dia membelikan berbagai merek obat.

"Pakai yang ini aja, katanya paling bagus," Shandra menyarankan salah satu obat yang dia beli. Belum sempat aku mengambil alih obat itu, Mas Bima mengambilnya lebih dahulu.

Mas Bima menatapku. "Sudah malam. Kembali ke kamar lalu tidur," perintahnya.

Aku menggeleng cepat. Tidak mungkin aku membiarkan Mas Bima berduaan dengan Shandra. Perempuan itu bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Laila. Sana."

Berani-beraninya dia mengusirku. Aku menatapnya dengan berani. "Aku enggak mau Mas berduaan sama Shandra." Kalimat itu akhirnya keluar.

Shandra tiba-tiba tertawa. Dia memberikanku senyuman mengejek. "Kami sering berduaan, bukan hanya saat ini."

Mas Bima hanya diam, dia mengoleskan sendiri obatnya. Dia seakan tuli. Dia tidak membelaku. "Yaudah."

Aku menghentakkan kaki lalu bergegas menuju ke lantai atas, saat di tangga pun air mataku sudah menetes.

Mas Bima jahat sekali.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku sudah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Terdiri dari:

- Satu buku lengkap Mr. Cool and Our Wedding (71 Part)

- Extra Part (1, 2, 3, 4, 5, 6)

Extra Part 1

Extra Part 2

Extra Part 3 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 4 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 5

Extra Part 6

- Bagian tambahan terakhir

- Q and A

Hanya dengan Rp53.000 kalian bisa akses full e-booknya

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Mr. Cool and Our Wedding _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. 

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Mr. Cool and Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang