2. Terbuang

1.7K 142 6
                                    

»Tempat Nikahan« Penulis POV on

Jam menunjukan pukul 10.00 PM

Para tamu satu persatu meninggalkan kediaman pemilik rumah dan memberi selamat pada kedua mempelai, sedangnya Sana sedang menunggu teman-temannya tiba. Terlihat Minatozaki Arima sibuk menerima telpon entah dari siapa dan sepertinya sangat penting. Minatozaki Arima pun berpamitan pada istri dan anaknya dan meminta maaf karena hari penting seperti ini ia harus pergi ke Luar Negeri karena bisnis disana katanya ada masalah dan harus Minatozaki Arima sendiri yang menyeselaikannya.

Sana menghampiri teman-temannya yang baru saja datang tepat Minatozaki Arima pergi. Sana dan temannya berpamitan untuk pergi keruang tamu untuk mengobrol pada ibu baru Mina. Yoonjoung hanya mengganggukan kepala sambil tersenyum. Tidak lama Chaeyoung pun sampai rumah ayah barunya, dan terkagum akan kemewahan rumah tersebut. Chaeyoung melihat ibunya dan menghampiri

"maaf ma, terlambat baru pulang sekolah." Menundukan kepalnya.

"baguslah jadi kamu tidak mengacaukan pestanya. Saya juga tidak peduli kamu datang atau engga, dasar anak sialan." Memaki tanpa sebab.

"masuklah saya perkenalkan pada anak suami saya." Berjalan meninggalkan Chaeyoung dan Chaeyoung mengikuti dari belakang dengan wajah melihat kelantai. Chaeyoung hanya memutar bola matanya

Penulis POV off
Chaeyoung's POV on

Aku sampai dirumah ayah baruku, aku melihat ibuku dan menghampirinya.

"maaf ma, terlambat baru pulang sekolah." Aku menundukan kepala.

"baguslah jadi kamu tidak mengacaukan pestanya. Saya juga tidak peduli kamu datang atau engga, dasar anak sialan..." Ibu memaki ku tanpa sebab.

"its hurt" berbicara dalam hati, aku tidak menjawab dan tidak ingin berdebat dengannya karena aku sudah lelah, hari ini sangat menguras tenagaku.

"...masuklah saya perkenalkan pada anak suami saya." Berjalan meninggalkanku tanpa melihat wajah anaknya dan aku hanya mengikuti dari belakang karena tidak ingin melihat punggung ibuku aku putuskan melihat kelantai saja.

Sepertinya sudah sampai tujuan –ruang tamu—aku melihat ada 3 gadis sedang duduk di sofa yang sedang asik mengobrol.

"Sana,ini kenalkan anak ibu, lepas maskernya" memperkenalkan aku pada Sana yang sudahpasti aku kenal. Ternyata ibuku menikah dengan ayahnya Sana yang artinyaayahnya Sana adalah ayahku, aku hanya terkejut tanpa memasang wajah terkejut, aku memasang wajah datar. Aku menuruti perintah ibu untuk melepas masker dan aku pun melepasnya.

"Son Chaeyoung? kamu...kamu kenapa, wajahmu terluka seperti ini" Sana mendekatiku dan menyentuh wajahku. Seketika itu juga ibuku melihatku dengan wajah marahnya.

"aah sial, untung gue udah siap dimarahi atau bahkan di pukul olehnya" bicara dalam hati dan menyingkirkan tangan Sana yang menyentuh wajahku.

"jangan sentuh gue, jangan sok perhatian sama gue, gue ga butuh. Dan salam kenal, sekarang kita keluarga tapi gue gak terlalu berharap gue sama lu akrab" tersenyum dan menundukan kepala.

Plaaak sebuah tamparan yang tidak asing bagiku menghantam pipiku. "shit" gumamku lirih. Melirik kearah Sana, aku mulihat wajah kagetnya saat aku ditampar, aku melirik arah lain dan aku melihat Myoi Dahyun—ketua osis-- dan Hirai Momo—sekertaris OSIS-- terbelalak.

"ah sial mereka ngeliat gue yang sebenarnya" bicara dalam hati. Memasang wajah datar. Namun tidak dapat ku pungkiri, aku bersumpah ini sangat sakit, bukan sakit karena ditampar tapi sakit yang teramat menyakitkan didalam.

HANDLE IT (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang