5. Mina

1.6K 142 6
                                        

»Kediaman Dahyun«

Dahyun menonton tv diruang utama rumah mewahnya, bukan Dahyun yang menonton tapi tv lah yang menonton Dahyun yang sibuk dengan ponsel pintarnya. Ia sibuk menelpon Mina yang belum pulang dan telponnya selalu diabaykan oleh Mina. Ada pelayan yang menghampiri Dahyun dan memberi tahu bahwa Mina baru saja datang, Dahyun menghampiri Mina yang sedang mengambil air minum didapur.

"non Mina, dipanggil oleh tuan Besar." Seorang pelayan menundukan kepala pada Mina dan Dahyun. Mina masih mengenakan segaram sekolah dengan jaket hitamnya dengan malas pergi menuju ruangan kerja Ayahnya. Dahyun menundukan kepala pada pelayan, ia pun mengikuti Mina dengan wajah cemas, Mina yang menyadari Dahyun mengikutinya berhenti dan mengatakan "tetaplah diruang tamu atau pergilah kekamar" tanpa menatap Dahyun yang sangat mencemaskan kakaknya.

Sesampainya didepan pintu ruang kerja Myoi, Mina tidak lupa mengetuk pintu sebelum masuk ruangan.

Tok – tok – tok

"masuk dan duduk" suara Myoi terdengar memerintah. Dengan malas ia berjalan masuk dan duduk sesuai keinginan sang ayah.

"Apa kamu sadar kesalahanmu, Mina?" Tanya sang Ayahnya tanpa menatap Mina. Membanting beberapa foto yang berada ditangannya ke tubuh Mina. Foto itu menampilkan Mina merokok dan mabuk. Mina melihat sekilas lalu tersenyum sinis pura-pura tidak meilhat foto-foto tersebut.

"Tidak. Apapun yang aku lakukan selalu salah dimata ayah jadi Aku tidak peduli" menjawab dengan santai yang membuat sang ayah semakin terlihat marah. Tangan ayahnya sudah melayang menampar wajah Mina yang meninggalkan luka dibibir sang anak. Pria itu menatap tangannya sendiri dengan nanar dan menghela nafas lalu melihat anak bungsunya menatapnya sendu. Mina menyadari ada Dahyun dipintu utama ruang kerja sang ayah, menyentuh bibirnya dan tertawa saat melihat sang ayah melihat kearah pintu utama kerjanya. Mata Mina mulai memerah ketika rasa sakit mulai mencubit hatinya. Mina pergi tanpa berpamintan pada sang ayah dan berniat menabrakan pudaknya ke tubuh Dahyun namun dia urungkan karena terlihat Dahyun memegangi dadanya dengan wajah pucat. Sang ayah yang menyadari sang putri bungsu terlihat pucat menghampiri,

"Dahyunnaa, kamu tidak apa-apa, sayang?" memegang pundak Dahyun, Mina berhenti dan berbalik. Hatinya semakin menjerit melihat sang ayah memberikan perhatian lebih pada Dahyun.

"ayah, Mina juga sakit, apa ayah peduli? Tentu saja tidak" pergi meninggalkan Dahyun dan sang ayah.

"ayah harus meminta maaf pada Kak Mina, kejar Kak Mina ayah. Dia bilang dia sakit" mulai menangis dalam pelukan sang, Dahyun memberontak namun gagal pelukannya terlalu erat untuk tubuh mungilnya. Irene menahan tangan Mina namun ia lepaskan setelah mendengar Dahyun menangis. Mina semakin merasakan sakit yang begitu menghantam hatinya, tidak ada yang peduli dengannya, ia juga sakit.

Mina berlari kedapur untuk mengambil tas dan kunci mobilnya, ia menabrak beberapa pelayan dirumahnya yang menundukan kepala pada Mina.

Mina melajukan mobil yang dikendarinya dengan kecepatan penuh tanpa tujuan. Saat Mina memejamkan mata sejenak saat ia membukanya, ia mendapati lampu lalu lintas berwarna merah dan warna hijau untuk pejalan kaki, hanya ada 1 pelajan kaki. Mina sadar jika ia menabraknya akan menyebabkan lukanya kembali terbuka dan akan semakin membuatnya sangat menbenci dirinya sendiri, ia menginjak rem dengan secara tiba-tiba yang menyebabkan pejalan kaki itu tersentak saat melihat ada lampu terang kearahnya hampir menabraknya, pejalan itu terjatuh saat hendak menjauhkan diri dari mobil mewah milik Mina, pejalan kaki dengan kesal berdiri dan menghampiri sang pengendara dengan menggedor-dor dengan kasar kaca mobil.

"woy buka, lo punya mata gak? Lo kira gue setan yang ga bisa ditabrak, woy buka"

Mina menurunkan kaca pintu mobilnya dan memberikan beberapa lembar uang kepada sang pejalan kaki.

HANDLE IT (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang