Dahyun's POV on »Apartement Dahyun«
Aku sedang sibuk didapur mempersiapkan sarapan untukku dan untuk yang lain, Sana selalu datang setiap kali aku berada disini dan entah bagaimana Sana bisa tahu jika aku sedang di apartement, mungkin dia dukun.
"Ohayo Darling" sapa Sana berlari dan memelukku dari belakang, aku tidak menanggapinya karena sudah terbiasa seperti ini. "kok tumben buat sarapan agak banyak" mencium pipiku, karena aku kesal dibuatnya karena dia mengganggu,
"Sana, dari pada ganggu mending pergi kekamar tolong periksan adikmu ada dikamar" melepaskan pelukan dan mendorong Sana kearah kamar.
"ehh Chaeyoung ada disini?" Dia jadi kegirangan dan berlari kekamar.
Aku hanya terseyum, melanjutkan memasak dan mempersiapkan makanan dimeja makan. Belum sempat beristirahat, terdengar Sana terteriak, aku berlari kekamar.
"Kyaaaa, Dahyunnaa Chaeyoung jadi mayat" Sana berlari dan bersembunyi dibelakangku.
"ada apa Sana, jangan teri... aaaaaaaa" Dahyun ikut beteriak saat melihat Chaeyoung tidur dilantai. Entah bagaimana Chaeyoung bisa tidur dilantai dengan nyenyaknya, seingatku aku menidurkannya diranjang. Aku mendekati Chaeyoung dan berniat membangunnya, namun Chaeyoung sudah terbangun mungkin terbangun karena teriakanku dan teriakan Sana, dia hanya melihatku sesaat, beberapa detik kemudian ia kembali tidur, mungkin dia masih pusing, karena semalam tubuhnya sangat panas, dia terkena demam jadi aku membawanya keapartement, jika aku memulangkannya ke rumahnya mungkin tidak akan ada yang merawatnya, setelah kejadian semalam aku yakin dia selalu sendirian.
Aku meminta tolong bantu angkat tubuh mungil Chaeyoung. Panasnya sudah turun, syukurlah. Aku menarik Sana untuk keluar kamar.
Aku dan Sana duduk di ruang tamu. Aku merebahkan badan kesofa, rasanya sangat lelah karena aku memang belum tidur dari semalam karena merawat Chaeyoung. Terdengar Sana sibuk memeriksa plastik yang ada dimeja yang sudah pasti aku tahu isinya dan pertanyaan apa yang akan dilontarkan.
"bukan milikku" sebaiknya aku mandi. Aku meninggalkan diruang tamu.
"Kemana?"
"Mandi, mau ikut" tersenyum jahil pada Sana.
"gak. Ntar aku khilaf" Sana tertawa.
30 menit kemudian, selesai mandi dan akan mengenakan pakaian dikamarku, namun aku mendengar Chaeyoung mengigau, aku menghampiri, duduk disamping Chaeyoung. Mengusap kepala Chaeyoung dengan lembut,
"ma, maafkan Chaeng ma jangan pukul lagi ma, sakit, ma sakit ma, ma chaeng minta maaf udah buat mama marah, ma mohon hent.... " dengan nafas terengah-engah ia terbangun dengan tubuh bergetar dan berkeringat. Aku memeluknya erat, menepuk punggungnya agar dia tenang.
"biarkan seperti ini selama 5 menit saja bolehkan?" Chaeyoung berbisik dengan nafas yang masih terengah-engah. Aku membalas dengan anggukan. 5 menit berlalu Chaeyoung pun melepaskan pelukannya, dia menatap pakaiannya dan kemudian menatapku.
"ahh gue tau maksud lo, gue ganti karena baju lo kotor sama darah" tersenyum lalu berjalan menuju lemari untuk memakai baju karena aku dari tadi masih menggunakan handuk. Chaeyoung hanya menggangguk dan dia memperhatikan tangan yang terluka.
"kenapa? sakit?" tanyaku saat melihat Chaeyoung memperhatikan tangannya. Dia hanya menggelengkan kepala, aku menyuruhnya cuci muka lalu sarapan.
Aku dan Sana sudah duduk ditempat makan, kemudian Chaeyoung ikut duduk dengan muka datar, saat ia melihat Sana lalu menutup matanya. Aku bertanya dalam hati "dia kenapa menutup mata disaat matanya melihat Sana", aku pun melihat Sana dan aku ikut menutup mata, "wow Dia berkilau jika sedang tersenyum, auranya terlalu bersinar."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANDLE IT (MiChaeng)
FanfictionComplete Feb 04, 2021 / Selamat membaca / I Can't Handle It ©kidrale Bahkan jika memori dikupas seperti stiker, tanda tersebut tetap ada dan terlihat lebih gelap. Jejakmu tetap ada di sana-sini sehingga cahayanya tidak bisa dimatikan, terbakar, terb...