"Kalo bisa gratis kenapa harus bayar" ucap Chaeyoung, lalu membalas pesan dari Tzuyu meng-iya-kan. Rebahan, rebahan, ketiduran, Son Chaeyoung.
Rumah Tzuyu- 22.00
Chaeyoung malas membunyikan bel rumahnya Tzuyu. Sibuk menelpon Tzuyu untuk membukaan pintu untuknya.
"Chaeyoung rumah Saya ada belnya loh" membukakan pintu dan nyuruh masuk.
"Kalo ada cara yang ribet, kenapa harus make yang mudah" ucap Chaeyoung sambil berjalan masuk.
"Tumben lo ngajak gue minum? Mau nyatain cinta sama gue? Kalo misal iya, sorry gue gak tertarik"
"Wajar sih kamu gak tertarik, soalnya Saya belum narik kamu" jawab Tzuyu santai, dan mulai menuangkan minuman mahalnya. Wajah Tzuyu? Tetap datar seperti biasa.
"meski pun otak gue sangat cerdas tapi saat ini hah otak cerdas gue mendadak berhenti" ucap Chaeyoung dalam hati, namun wajahnya menatap datar Tzuyu.
"btw chae, kenapa kamu gak tertarik sama Saya? Apa karena Saya perempuan?" mulai perbincangan serius. Tentu saja sambil minum dan makan camilan yang sudah disediakan.
"Ehm yup, tapi gak juga sih, mau cewek mau cowok gue gak tertarik. Gak tau juga gue"
"Kamu pernah patah hati?"
"Ehm hancur sih lebih tepatnya" santai sambil sesekali menyeruput minuman. Tzuyu menatap Chaeyoung intens tanpa berkedip.
"Siapa yang buat hancur?" Tanyanya lagi.
"My Mom. Why is this so hard uhh I need to fix it myself, for me. And, I don't know how to do that. You know, ehm I'm... I'm not okay but.. its okay. I don't even know what to say" membuang nafas kasar dengan wajah menatap gelas yang ia pegang.
"How are you feeling right now?" Tzuyu duduk disebelah Chaeyoung, entah kenapa ia merasa bahwa Chaeyoung sedang ingin mengeluarkan semuanya.
"My feeling? uhm I don't feel very good..." Chaeyoung kembali meminum minumannya.
"...Lost, sort of empty and fuckin' lonely. I don't care anymore, about anything. School, myself, my life, my mom"
"Your mom?" Tzuyu menatap Chaeyoung yang diam untuk beberapa detik dan hanya menghela nafas.
"Yeah my mom. I need everything to stop. Hidup gue itu terlalu menyakitkan, dimana pun gue berada, seramai apapun gue tetep kesepian... kadang gue lelah hidup terus pengen mati, tapi gue takut mati"
"Chaeng, it's okay to cry, if you want" ucap Tzuyu. Chaeyoung hanya menggelengkan kepala, sebuah penolakan untuk menangis. Chaeyoung ingin menangis tapi tidak bisa, itu sangat menyiksa Chaeyoung. Chaeyoung kembali minum.
Untuk beberapa saat tidak ada yang bersuara.
Chaeyoung yang sudah mabuk melepaskan jaket yang ia kenakan karena terasa panas dan seketika itu Tzuyu melihat bekas luka pada pergelangan tangan kiri Chaeyoung, Tzuyu menyentuhnya.
"Bekas luka apa?" Tanya Tzuyu seraya menyentuh luka tersebut. Lalu menatap mata sendu milik Chaeyoung.
"Ahh ini ku dapat saat aku kecil, ibuku marah padaku karena aku nakal, tanganku diikat sangat kencang dengan sebuah tali yang kasar penyebabkan luka." Mata Tzuyu mulai berkaca-kaca mendengar jawaban Chaeyoung.
"Sakit?" Tzuyu memalingkan wajahnya, matanya mulai mengeluarkan air mata, Tzuyu tidak menyangka bahwa hidup Chaeyoung sangat berat.
"awalanya sih sakit tapi sekarang engga" Ucap Chaeyoung yang kini sedang menutup lukanya dengan lengan baju panjang yang sedang ia pakai.
"Kenapa gak di ilangin?" Tanya Tzuyu
"ehm Luka punya cerita" Chaeyoung berusaha untuk berdiri, baru satu langkah ia sudah tumbang ke lantai. Tzuyu hanya menatap Chaeyoung yang terkapar di lantainya.
" saya rasa suka saya telah menjadi rasa cinta. Dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dimasa lalunya, membuat Saya menjadi emosional, Saya tak ingin dia menderita lagi" Ucap Tzuyu dalam hati, air mata Tzuyu kini mengalir dengan derasnya, ia merasakan sesak didadanya saat mengetahui masa lalu yang membuat Chaeyoung seperti sekarang, Chaeyoung yang jarang tersenyum, selalu sendirian, tatapan kosongnya, tidak pernah menangis dan tidak memiliki perasaan pada siapapun.
"Saat ini Saya sama sekali tidak mabuk, Chaeyoung sudah tidur karena mabuk. Dia terlihat seperti bayi jika tidur. Saya dalam masalah sekarang. Dia sangat kesepian selama ini. Aku ingin membuat hidupnya sedikit indah. Saya rasa Saya mencintainya dan Saya harus membuat dia jatuh cinta pada Saya tapi Saya tidak tau caranya" Tzuyu berbicara sendiri setelah melihat Chaeyoung pingsan, ia menghampiri Chaeyoung yang terkapar dilantai rumahnya, Tzuyu mengangkat kepala Chaeyoung dan meletakan dipahanya, tangan kanannya menyentuh dagu Chaeyoung, Tzuyu menatap wajah Chaeyoung tanpa ekspresi, menatap dengan cukup lama, dengan penuh kesadaran perlahan Tzuyu mendekatkan bibirnya dengan bibir Chaeyoung cukup lama, Tzuyu mencium Chaeyoung yang tidak sadarkan diri.
Pagi telah tiba
Chaeyoung terbangun merasakan pening di kepalanya, menatap sekitarnya yang asing, ia mengingat kembali ke jadian tadi malam, memukul kepalanya pelan dan berkata "bodoh, lo terlalu mabuk semalam"
Tzuyu masuk kamar dimana Chaeyoung tertidur memperhatikan wajah bingung Chaeyoung membuat Tzuyu tersenyum. Chaeyoung menyipitkan mata,
"Bidadari?" ucap Chaeyoung saat melihat Tzuyu senyum padanya.
"Bukan, Saya Chou Tzuyu masih manusia" memberikan air putih dan sup hangat untuk sarapan.
"Gue kira, gue udah meninggal. Lagian lu cakep banget padahal masih pagi. Terima kasih" mulai memakan sarapannya, membuatkan matanya karena makanannya terasa sangat lezat, tentu saja yang masak koki bintang 5. Tzuyu tersenyum melihat reaksi Chaeyoung, lucu seperti tidak pernah sarapan enak.
"Udah siang ini Chaeng" Tzuyu melihat jam tangan yang ia kenakan.
"oh. Btw semalem gue mimpi aneh, masa di mimpi itu lu cium bibir gue, serem mimpi gue" dengan wajah datar Tzuyu, ia hanya mengangguk mengerti. "Itu bukan mimpi, itu kenyataan" ucap Tzuyu dalam hati.
...
mon maap sok inggris, mon maap kalo inggrisnya salah, maklum, pas pelajaran inggris gue tidur, pas ujian remed :) info aja. hujat aja kalo salah. thx

KAMU SEDANG MEMBACA
HANDLE IT (MiChaeng)
FanficComplete Feb 04, 2021 / Selamat membaca / I Can't Handle It ©kidrale Bahkan jika memori dikupas seperti stiker, tanda tersebut tetap ada dan terlihat lebih gelap. Jejakmu tetap ada di sana-sini sehingga cahayanya tidak bisa dimatikan, terbakar, terb...