Terjebak dalam hubungan terlarang dengan atasan membuat Sena harus merasakan konsekuensinya. Dua garis di alat kehamilan menjadi penanda adanya kehidupan di perut wanita itu. Sena tahu hal itu tak mungkin bisa ia hindarkan saat dengan bodohnya terlena oleh rayuan sang atasan. Sena yang tahu jika atasannya adalah pria beristri, tapi masih juga memilih bermain api. Maka resiko yang harus perempuan itu tanggung saat ini adalah kehamilan yang terjadi di luar pernikahan.
Sena sadar tak mungkin meminta pertanggung jawaban pada Aditya. Pria yang baru menikah beberapa bulan itu sudah pasti tak ingin aib hubungannya dengan sang Sekretaris menjadi konsumsi publik. Mereka sama-sama sadar saat melakukan hubungan terlarang tersebut. Sena pun tahu jika dirinya tak akan pernah mendapat status apapun dalam hubungan mereka selain sebagai perempuan simpanan. Maka ketika satu janin yang tak direncanakan bersemayam di perutnya, Sena memilih untuk menjauh dari Adiya. Karena ia tahu ia tak akan mendapat apapun.
“Apa alasan kamu mengundurkan diri?” tanya Aditya saat peremupuan itu menyerahkan surat pengunduran dirinya.
“Saya, berencana pindah ke luar kota, Pak.”
Jawaban Sena tak memuaskan Aditya. “Kamu berbohong kan?”
Sena menghela napas pelan. Tangannya perlahan mengeluarkan sesuatu dari saku blazernya. Meletakkan benda berbentuk seperti stik di atas meja kerja Aditya.
Mendapatkan hadiah tak terduga jelas membuat Aditya terkejut. Sekilas tadi bahkan jantungnya serasa berhenti berdetak. Tak perlu IQ tinggi untuk mengetahui apa maksud dari benda yang diserahkan Sena.
“Saya hamil. Dan saya yakin akan menjadi masalah besar kalau sampai berita kehamilan saya yang tanpa suami sampai tersebar nanti.”
“Kenapa kamu bisa sampai hamil?”
Pertanyaan bodoh Aditya membuat Sena menganga tak percaya. Mereka berhubungan seks. Dan sekarang pria itu mempertanyakan mengapa ia bisa hamil?
“Bapak sadar dengan apa yang Bapak tanyakan, kan?” Sena balik bertanya.
“Saya selalu menggunakan pengaman. Dan kamu juga selalu bilang kalau kamu mengkonsumsi pil kontrasepsi.”
“Itu tidak menjadi jaminan kalau semuanya akan aman. Kalau Tuhan sudah berkehendak, memangnya apa yang tidak bisa terjadi?”
Aditya mengamati perempuan muda di hadapannya dengan raut yang sulit diartikan. Dua tahun lalu perempuan ini mulai bekerja di kantornya sebagai Sekretarisnya. Senandung memiliki penampilan yang menarik. Tak hanya wajahnya yang mampu menarik perhatian para pria. Kemampuan wanita itu dalam bekerja juga patut diacungi jempol. Dan Aditya adalah satu dari sekian pria yang jatuh pada pesona gadis itu.
Sebagai pria yang sudah memiliki calon istri, Aditya harusnya tahu dirinya tak boleh bermain api. Tapi godaan tak bisa pria itu abaikan. Terlebih saat Sena pun memiliki ketertarikan yang sama dengan pria itu. Bahkan Sena yang tahu pria itu sudah bertunangan, rela mengambil resiko sebagai orang ketiga. Posisi yang dipandang buruk bagi perempuan lainnya.
Mencintai seseorang bukanlah kesalahan. Tapi menjadi salah ketika orang yang dicintai sudah memiliki ikatan dengan orang lain. Dan Sena memilih melangkah di jalan berapi tersebut. Kebodohan yang bisa membawanya pada kehancuran. Jika sampai hubungan gelapnya dan Aditya diketahui, tak hanya namanya yang tercoreng. Tapi juga keluarganya. Namun Sena yang sedang dimabuk cinta, tak memikirkan resiko tersebut. Sampai satu nyawa kecil hadir di dalam perutnya. Barulah Sena mulai memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya.
Ia mencintai Aditya, tapi ia tahu pria itu tak bisa memilihnya. Mungkin bisa, tapi sejak awal pria itu menegaskan tak akan memilihnya. Dan Sena terima kenyataan itu. Sebagai orang bodoh yang mengambil langkah salah tersebut, Sena bersiap menanggung resiko apapun. Termasuk jika harus mendapat hinaan dan cercaan atas statusnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Pelangi
General FictionMenyandang status sebagai ibu tunggal bukan hal yang mudah. Terlebih Sena mendapatkan status tersebut di luar hubungan pernikahan. Meski dunianya seakan hancur, tapi kehadiran Pelangi mampu membuat Sena berdiri tegak. Hidup boleh sulit, tapi Sena me...