Chapter 9 - Acara Perpisahan

5.5K 1.2K 90
                                    

Tak terasa Pelangi sudah menempuh pendidikan TK-nya selama dua tahun. Hari ini gadis kecil itu akan melangsungkan wisuda kelulusan. Selama hampir sebulan Pelangi dan teman-temannya berlatih keras mempersiapkan persembahan di hari kelulusan mereka. Akan ada tarian dan nyanyian yang akan mereka tampilkan nanti. Sena tidak tahu jenis penampilan apa yang akan ditampilkan Pelangi dan teman-temannya. Karena anak itu juga tidak membocorkan apapun. Bagi Pelangi itu rahasia. Dan akan menjadi kejutan untuk para orang tua nanti.

Bersama ibunya dan Sekala, Sena tiba setengah jam sebelum acara dimulai. Para orang tua yang lain pun hampir semua sudah hadir. Acara perpisahan yang dilakukan di aula sekolah cukup untuk menampung anak-anak dan keluarga yang hadir. Karena memang TK tempat Pelangi bersekolah tidak memiliki banyak kelas dan murid. Sekolah ini lebih mementingkan aspek kenyamanan anak didik dan orang tua yang memercayakan anak-anaknya di sana.

‘”Kelasnya Pelangi akan menampilkan apa, ya?” tanya Ibu Sena penasaran. Mereka sudah tidak sabar untuk melihat aksi anak-anak tersebut.

“Sena juga penasaran, Bu.”

Tak lama seorang guru yang bertugas sebagai pembawa acara hadir di atas panggung. Ibu guru pun membacakan daftar acara. Dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah. Disusul dengan pemberian piagam kelulusan pada anak-anak didik. Tak lupa juga acara foto bersama anak-anak dengan para gurunya. Setelah formalitas acara selesai, waktunya anak-anak bergembira dengan menampilkan pertunjukan hiburan. Satu persatu kelas mulai menampilkan persembahan kelasnya di atas panggung. Tawa dan senyum ceria para orang tua menjadi pemandangan yang menghiasi ruangan. Cahaya kamera pun tak pernah lepas dari tangkapan para orang tua.

Termasuk Sekala yang kali ini bertugas mengabadikan setiap momen Pelangi. Sena sengaja memberikan tugas tersebut pada Sekala karena ia ingin menyaksikan aksi putrinya dengan matanya sendiri.

Kelas Pelangi menampilkan dua persembahan. Drama kecil dan juga tarian. Ketika si kecil dan teman-temannya beraksi, Sena tak pernah putus menatap putrinya dengan takjub. Perasaan bangga jelas terpancar di matanya. Si kecil yang Sena perjuangkan dengan keberanian dan segenap jiwanya, kini bertumbuh menjadi anak yang cerdas dan aktif. Enam tahun pertumbuhan Pelangi terasa sekejap mata. Sena rasanya tak rela putrinya cepat-cepat bertumbuh dewasa. Tapi ia juga ingin menyaksikan masa depan apa yang menanti Pelangi nanti.

“Anak-anak ini lucu sekali, ya,” komentar Ibu Sena kala menyaksikan anak-anak di panggung.

“Rasanya kayak baru kemarin Pelangi itu masih main petak umpet di rumah sama Sena. Sekarang dia sudah mau SD, saja.” Sena ikut berkomentar.

“Anak-anak memang tumbuhnya itu nggak akan terasa. Kamu dan Sekala juga dulu begitu.” Ibu Sena tertawa mengenang masa kecil kedua anaknya.

Tak terasa acara hampir berakhir. Semua anak akan mempersembahkan penampilan terakhir mereka. Satu persatu anak-anak dituntun untuk membentuk formasi di atas panggung. Kali ini mereka akan bernyanyi untuk  menutup acara.

Saat Pelangi tampil di atas pentas, gadis kecil itu melambaikan tangan pada Sena. Senyum lebar menghiasi wajah cerianya. Hingga saat suara piano mulai terdengar, anak-anak tersebut menggoyangkan kepalanya beraturan ke kiri dan kanan.
Semua orang tua langsung tahu lagu terakhir yang akan mereka bawakan. Namun suara nyaring anak-anak yang mengisi ruangan tetap membuat mereka tersenyum bangga pada anak-anak di pentas sana. Lantunan lirik Que Sera-Sera yang sering menjadi lagu pengiring perpisahan Taman Kanak-Kanak dinyanyikan dengan penuh harmoni. Mungkin seperti isi lagunya, para orang tua yang hadir di sana pun akan menyerahkan masa depan anak-anak mereka pada takdir.

“Que sera-sera, whatever will be, will be ~~~
The future not our to see que sera-sera
What will be, will be ~~~”

Senandung PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang