16. Menghindar

5 5 0
                                    

Beberapa hari sebelum kepulangan Gisel.

Kelas sudah berakhir, tidak ada kelas tambahan. Itu artinya Lesya dapat segera pulang. Biasanya dia mampir ke kantin untuk makan dengan Rhea.

Kali ini seperti biasanya, Lesya merasa lapar. Tapi, dia tidak siap bertemu Rhea. Tadi pagi saja saat tidak sengaja berpapasan dengan Rhea, Lesya merasa amarahnya naik.

"Ngapain bengong!" tegur seseorang menepuk pundak Lesya dari belakang.

Lesya yang sedang termenung di pinggir pintu masuk kelas itu terlonjat kaget. Itu Caca, teman baru Lesya. Dia menyewa kamar kost di sebelah kamar kost Lesya. Jadi bisa dikatakan kalau Caca itu tetangga Lesya.

"Ca, temenin aku makan di kantin, yuk?" pinta Lesya.

"Kenapa?" Caca malah balik bertanya.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa ngajak Caca? Biasanya sama Rhea?"

"Ng ... Pokoknya temenin aku makan, yuk!"

Lesya hendak menarik lengan Caca, tapi gadis itu dengan lincahnya menyembunyikan tangan mungilnya.

"Tapi ada syaratnya!" tutur Caca.

Lesya berdecak kesal. Sudah dapat menebak hal yamg akan Caca pinta. "Apa?" tanya Lesya malas.

"Kamu harus bersedia mendengar cerita Caca dengan lima puluh suami khayalan Caca,"

"Ck! Ya udah. Ayo," serah Lesya memilih mengalah.

Lesya segera menarik lengan Caca. Menggusurnya ke kantin. Caca girang sekali diperlakukan seperti ini oleh Lesya.

"Ye!!! Akhirnya ada yang mau dengar kehaluan Caca!" teriak Caca heboh sendiri.

Setelah sampai di kantin, tanpa membuang waktu lama Lesya sudah dapat menikmati sepiring nasi goreng. Jangan lupakan lemon squash kesukasnnya.

Lesya dan Caca duduk berhadapan. Lesya berusaha menikmati makannanya dengan tenang meski suara cempreng Caca yang bercerita tentang dunia halunya itu membuat kenikmatan makansnnya seperti tersedot, berkurang, dan mulai hilang.

"Kalau Caca ini orang kaya, Caca bakal langsung pergi ke Korea Selatan malam itu juga buat ngejenguk Suga, suami Caca yang baru selesai operasi," celoteh Caca.

"Hm," tanggap Lesya.

"Jangan cuma hm. Doain oppa Suga cepat pulih. Kan, kalau oppa Suga sakit, Caca jadi ikut sakit,"

"Aamiin," ujar Lesya, lalu menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Eh, ternyata ada di sini," sapa seseorang berdiri di samping meja Lesya dan Caca.

"Hai, Rhea!" sambut Caca antusias.

"Aku ikut duduk, ya," izin Rhea diangguki Caca.

Rhea mengambil duduk di seberang Lesya. Dia menyimpan lemon squasnya di atas meja. Rhea tidak membawa makanan, dia jarang makan siang.

"Katanya kamu sakit, Sel. Sakit apa?" tanya Rhea.

"Kata siapa aku sakit?" tanya balik Lesya dengan posisi menunduk. Dia seolah tidak ingin menatap manik mata Rhea.

GiRLsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang