21. Relakan

7 7 0
                                    

Arya memperhatikan ketiga temannya yang sedang berteseteru di salah satu meja kafe. Arya diam-diam menguping percakapan mereka di balik meja barista.

Arya benar-benar tidak menyangka masalah yang dia anggap sederhana dapat merembet menjadi sebesar ini. Kekagetannya memuncak saat Gisel mengungkapkan bahwa dia akan keluar dari Girls, disusul oleh Lesya.

Kini yang tersisa hanyalah Rhea yang tertunduk lesu. Arya mengusap dadanya. Dari dulu dia sudah dapat menebak kalau Rhea akan kebingungan seperti ini.

Arya memutuskan untuk menemui Rhea. Dia berjalan menuju meja yang Rhea tempati, lalu duduk di seberangnya. Arya akan mengungkap semua yang dia ketahui dan sebisa mungkin mengembalikan persahabatan yang dulunya harmonis ini.

"Rhe," panggil Arya.

Rhea membenturkan kening ke tangannya yang dikepalkan. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Rhe, udah," cegah Arya mencoba menghentikan hal yang dilakukan Rhea.

Rhea berhenti membenturkan keningnya. Dia mendongak untuk melihat Arya.

"Kamu liat sendiri, kan? Aku gagal. Bukannya menyelesaikan masalah, aku malah memperbesar masalah. Harusnya aku nggak ajak mereka ketemuan," sesal Rhea.

"Lo memang gagal, tapi jangan salahkan diri lo. Seenggaknya lo udah berusaha mematikan api yang melahap rumah itu. Mungkin belum waktu yang tepat buat api itu mati,"

"Aku harus gimana, Ya?"

Arya membetulkan posisi duduknya menjadi tegap. "Ada hal yang harus lo tau," ujar Arya menganggantung.

Rhea mengerutkan kening. "Apa?"

Kemudian, Arya mulai menceritakan semua hal yang dia ketahui. Memberi tahu Rhea penyebab Lesya menjauhinya. Menceritakan hal yang dulu Lesya ceritakan padanya secara detail.

Tentu saja Rhea kaget. Rasa bersalahnya semakin bertambah. Rhea meremas tangannya. Rasanya dia kesal, tapi entah pada siapa.

"Kenapa dia nggak bilang?!" tanya Rhea memekik tak santai.

"Dia bilang, setiap kali liat lo bawannya dia pengen marah terus. Makannya dia hindarin lo supaya emosinya nggak meledak,"

"Seenggaknya aku tau apa alasan Lesya dan bisa memperbaiki masalah ini!" peikik Rhea tidak memperdulikan pengunjung kafe yang mulai melirik-lirik ke arahnya.

"Kenapa kamu baru bilang, Arya?!"

"Lo nggak pernah nanya!" lontar Arya seenaknya.

Rhea memelototkan matanya. Kepalan tangannya begitu kuat. Pandangannya seperti ingin malahap Arya bulat-bulat.

"Ca-canda, Rhe. Lesya ngelarang gue buat bilang ke lo,"

Rhea menghembuskan napas kasar. "Ah, bodoh banget dia itu!"

"Kamu juga kenapa nurut aja sama Lesya? Malah nunggu masalah sebesar ini dulu!" gerutu Rhea.

"Sory. Segini juga udah syukur gue kasih tau,"

Rhea mengangguk. Dia tau bagaimana perasaan Lesya. Dia tidak bisa menyalahkan Lesya.

"Pantas dia ngebatalin perjanjian sama Fachri," gumam Rhea.

"Jadi, sebenarnya ada hubungan apa lo sama si Fachri, Fachri itu?" tanya Arya penasaran.

Rhea menjelaskan hubungannya dan Fachri pada Arya. Arya mengerti dan kini pikiran buruknya pada Rhea telah hilang.

"Lo harus minta maaf sama Lesya, Rhe," saran Arya.

Rhea mengangguk setuju. "Lesya mau maafin aku atau nggak, aku akan tetap minta maaf, Ya,"

GiRLsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang