23. The End

27 8 0
                                    

Setelah acara maaf-maafan, Rhea mengajak Lesya untuk makan di kafe Arya. Dia terus meledek tubuh sahabatnya yang semakin kurus itu.

"Kalau kamu kekurangan makan, mampir ke rumahku. Masa iya kamu lupa alamat rumahku," titah Rhea.

"Hmm, iya," sahut Lesya malas. Dia sedang nikmat makan tapi terus diajak ngobrol oleh dua saudara itu.

"Kamu mau lanjut nulis novel friendshit itu?" tamya Fachri.

Lesya diam sejenak mencoba menimbang-nimbang. Otaknya berputar sementara mulutnya tidak berhenti mengunyah.

"Mau, deh. Hehe,"

"Oke, bagus,"

"Wih, yang kemarin masalahnya kek geledek dan raksasa, mengerikan dan besar!!! Sekarang udah baikan ternyata," sindir Arya duduk di samping Lesya berhadapan dengan Fachri.

"Kak, ini Arya," ucap Lesya mengenalkan Arya pada Fachri.

"Halo, mas Fachri," sapa Arya dengan nada lucu.

Sontak Rhea, Lesya, dan Fachri tertawa.

"Jangan panggil mas. Aku masih muda," koreksi Fachri.

"Hahaha, oke," serah Arya. "Gue punya kejutan, nih," lanjut Arya.

"Apa?" tanya Rhea dan Lesya penasaran.

Arya menaikturunkan halisnya genit. Setelah itu dia mengangkat jari-jari tangan kanannya. Dia melipat beberapa jari sehinnga tersisa tiga jari. Lalu, Arya melipat satu jari lagi, hingga tersisa dua jari. Sepertinya dia sedang menghitung mundur.

Saat semua jari sudah terlipat, Lesya melihat seorang gadis mendekati meja mereka. Lesya mengambangkan senyum senang dan canggum.

"Hai," sapa gadis itu tidak lupa senyum lebarnya.

Rhea dan Fachri langsung menoleh kaget ke arah belakang mereka. Terlihatlah Gisel berdiri di belakang mereka mengenakan setelan andalannya. Kemeja dan celana jeans.

"Awas, Ya! Aku mau duduk!" titah Gisel seenak jidat.

Arya menggerutu tapi akhirnya menurut juga. Dia berdiri dari duduknya, membiarkan tempat duduknya dijajah oleh Gisel. Kemudian, Arya mengambil kursi lain, dia tidak ingin melewatkan kesempatan menonton sejarah baliknya Girls.

Hening mengambil alih. Rhea dan Lesya masih tidak mengerti kenapa Gisel tiba-tiba ada di sini. Apakah ini hanya kebetulan apa memang sudah direncanakan?

"Aku tau aku egois, maaf," ujar Gisel merobek kesunyian.

Pandangan Rhea dan Lesya menyorot hangat ke arah Gisel yang tertunduk.

"Aku minta maaf udah jauhin kamu, Sel," balas Rhea.

Gisel menggeleng. "Kalian nggak salah. Harusnya aku sadar kalian merasa nggak percaya diri di hadapanku. Maaf aku terlalu egois nggak mikirin perasaan kalian,"

Rhea dan Lesya mengangguk setuju. Enak jika masalah diselesaikan dengan kepala dingin seperti ini.

"OKE! Masalah terselesaikan!" ucap Arya lantang sampai membuat semua pengunjung kafe terpeloncat kaget.

"Ayo pelukan teletubies!" ajak Lesya.

Dan, ketiga sahabat itu keluar dari tempat duduknya. Mereka saling berpelukan seperti teletubies. Dua laki-laki diantara mereka hanya bisa jadi penonton. Jangan lupakan para pengunjung kafe dengan herannya menyorot ketiga gadis muda itu.

Arya menggeser tempat duduknya untuk lebih dekat dengan Fachri.

"Mas Fachri, ayok kita pelukan!" ajak Arya berbisik pelan.

GiRLsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang