Copyright ©2020-present by aldriemian
Karya ini dibuat karena terinspirasi oleh sebuah drama dan lagu. Jika ada kesamaan tokoh dan setting, itu adalah hak milik si pembuat drama dan lagu. Sebagian cerita adalah murni dari ide penulis. Harap menyikapi dengan bijak. Selamat membaca!
※✤※
Hoseok benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana selain menangis diam meratapi nasib malangnya. Jenderal yang ia kagumi selama ini bahkan tidak bisa melawan kuasa Min Yoonjae demi melindungi Min Yoongi.
Harusnya Hoseok berani mati demi melindungi calon Raja sebenarnya, bukan malah membocori keberadaan beliau. Sungguh, Hoseok jadi benci dirinya sendiri.
"Bersihkan sampah-sampah ini dan jadikan makan malam Soseol. Aku tidak mau istanaku kotor," ujar Yoonjae sebelum meninggalkan ruang utama bersama kedua pelayannya dan dayang-dayang yang Hoseok sadari sedang menunggu di depan pintu utama.
Yang Mulia, Yoongi. Maafkan aku atas pengkhianatanku ini. Selamat tinggal!
Setelah Yoonjae benar-benar lenyap ditelan pintu, kedua pria bertubuh besar mengeluarkan samurainya dari sarungnya. Hoseok bahkan sudah tidak berani membuka matanya, merapalkan doa-doa sebelum menyambut kematiannya.
Diangkatnya senjata itu tinggi-tinggi hingga,
Srang! Srrang!
Suara percikan terdengar jelas. Sesuatu basah menyentuh pipi Hoseok. Pria itu masih bernafas dengan lancar walau tubuhnya sudah bergetar hebat.
Suara dentingan pedang pun timbul lagi. Kali ini lebih intens dan menegangkan. Suara teriakan dan serangan pembalasan saling menyahut. Hoseok masih berlutut tidak berani membuka matanya sama sekali.
"Hiya!"
"Arrgh!"
"Ha!"
Suara peperangan itu masih menegang. Kalau boleh jujur, Hoseok sebenarnya tidak pernah bertarung dengan siapapun. Dia memang pandai memanah namun nyalinya tidak sebesar jiwa petarung.
Suara dentingan pedang terakhir menjadi penutup peperangan kecil ini. Senyap dan nafas menderu si pelaku menjadi jedanya. Hoseok dengan berani membuka kelopak matanya perlahan. Manik cokelatnya menangkap seorang pria dengan hanbok hijau tuanya yang telah berlumur darah. Tetesan-tetesan merah tua terjun dari ujung pedangnya. Percikan merah juga menghiasi wajah tampannya. Bahu lebarnya naik turun. Dan jangan lupakan suara nafas beratnya yang terengah.
"Anda tidak apa, Tuan Jung?"
Hoseok tidak bisa berkata-kata apa lagi. Matanya berlarian ke segala arah, mendapati beberapa pengawal dan dua orang besar suruhan Yoonjae tergeletak tanpa nyawa. Cairan merah kental membanjiri ruang utama istana.
"Tuan Jung?"
"I-iya?" sahut Hoseok yang masih bergetar.
"Kita harus menolong Jeon Jungkook dan segera pergi dari sini sebelum Raja Yoonjae mengetahui ini."
"B-baiklah."
※✤※
Dua hari sudah berlalu bagi seorang Min Yoongi. Lelahnya pun terbayarkan ketika kudanya terhenti di depan sebuah rumah dengan nuansa tradisional yang masih kental. Bau rempah-rempah dan aroma terapi tercampur menjadi satu ketika ia melangkah masuk ke dalam pekarangan rumah tabib itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐀𝐄𝐂𝐇𝐖𝐈𝐓𝐀 ( 大吹打 ) ✓
Fanfiction[M] ㅡ 𝐞𝐧𝐝. Min Yoongi menjadi buronan di kotanya karena terpergok melakukan transaksi narkoba. Ia terus bersembunyi menghindari para polisi. Hingga suatu hari, tempat persembunyiannya terbongkar tepat ia sedang berjudi di sebuah klub malam. Ia ka...