Part 19

253 73 13
                                    

Copyright ©2020-present by aldriemian

          Karya ini dibuat karena terinspirasi oleh sebuah drama dan lagu. Jika ada kesamaan tokoh dan setting, itu adalah hak milik si pembuat drama dan lagu. Sebagian cerita adalah murni dari ide penulis. Harap menyikapi dengan bijak. Selamat membaca!






※✤※






          Suara derapan kaki-kaki kuda saling bersahutan, berbentur dengan jalanan dan menimbulkan kepulan debu yang mampu menyesakkan siapa saja yang menghirupnya. Penduduk setempat sesegera mungkin menghindar dari kerumunan itu.

         Insan bersurai blonde yang diikat rapi, menatap lurus jalanan tanpa menghiraukan kerumunan yang tunggang langgang, saling memekik, bahkan bertubrukan akibat kedatangannya.

         "Yang Mulia," panggil salah satu pengawal yang berusaha menyamai laju kudanya. "Anda yakin jika mereka ada di sana?" Namun, Yoonjae hanya menatap sekilas pria gempal itu.

         Setelah memakan waktu beberapa jam, kudanya berhenti tepat di halaman kediaman Jung.

         Langkahnya begitu mantap, diikuti derapan beberapa pengawal ketika menginjak lantai teras rumah itu.

         Brak!

         Pintu kayu ditendang paksa oleh dua pengawal. Engsel pintu rusak dalam sekali hentakan. Yoonjae sesegera mungkin menginjakkan kakinya tanpa melepas alas kakinya setelah beberapa pengawal masuk mendahului untuk memeriksa seisi rumah.

         Tidak ada siapa pun di dalam rumah yang bersih dan rapi itu. Hanya ada beberapa tumpukan patung pahatan yang sudah terpoles cantik oleh cat kayu dan ditata rapi di atas meja. Mata Yoonjae tidak sengaja menangkap secarik kertas yang tertempel di dahi patung berbentuk petani.

"Meskipun kau memiliki mahkota itu, bukan berarti aku tidak bisa merebutnya."

         Yoonjae mengernyit tak suka setelah membaca pesan singkat itu. Terkesan seperti meremehkan dirinya. Diremasnya kertas itu dengan geram, terlempar sembarangan.

          Aku tahu kau akan kembali melawanku, Yoongi. Batinnya. "Tidak akan kubiarkan kau mendapatkannya!"


※✤※


          "Selamat datang kembali, putriku. Tidak kusangka kau berkunjung bersama suamimu." Seorang pria paruh baya tersenyum lembut setelah Jieun memberi hormat. Aura wibawa yang menguar di seluruh ruangan membuat Namjoon yang berdiri di belakang Jieun dan Yoongi tidak berani menaruh atensi.

         Kedatangan mereka sempat ditolak oleh pengawal kerajaan. Jika Jieun tidak menunjukkan liontin yang ia kenakan sebagai identintasnya seorang putri, mereka mungkin akan terlantar.

          "Terima kasih, Yang mulia. Sebuah kebanggaan tersendiri melihat anda kembali dengan keadaan masih sehat." Jieun tersenyum anggun.

         Pria paruh baya yang diketahui sebagai Raja Baekje sekaligus ayah Jieun, menyesap teh yang baru saja dituangkan oleh seorang dayang.

𝐃𝐀𝐄𝐂𝐇𝐖𝐈𝐓𝐀 ( 大吹打 ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang