Part 13

369 85 12
                                    

Copyright ©2020-present by aldriemian

          Karya ini dibuat karena terinspirasi oleh sebuah drama dan lagu. Jika ada kesamaan tokoh dan setting, itu adalah hak milik si pembuat drama dan lagu. Sebagian cerita adalah murni dari ide penulis. Harap menyikapi dengan bijak. Selamat membaca!






※✤※






          Pria berambut pirang itu tengah berjalan-jalan di sekitar istana. Hanya untuk menghilangkan rasa bosan dan kaku di tubuhnya. Sudah berjam-jam pria itu duduk di ruang kerjanya, sibuk menata sistem kerajaan.

          Kakinya berjalan tanpa arah hingga berhenti sejenak di depan jembatan yang memisahkan istana utama dan komplek rumah Ibu Ratu.

         Tak pernah sekali pun dalam hidupnya ia memasuki komplek itu atau sekadar penasaran dengan dalamnya.

         Tapi rasa penasaran itu muncul ketika ia melihat istrinya tersenyum padanya. Ia baru saja dari tempat itu dan berjalan ke arahnya.

        "Apa yang kau lakukan di sana?"

         Tatapan pria itu terlalu mengintimidasi hingga yang ditatap menunduk, memainkan jari-jari tangannya.

        "Hanya menanam bunga bersama pelayan. Aku ingin mengambil bibit baru. Mau menanam bersama?"

        Wanita itu tidak berbohong. Yoonjae bisa melihat beberapa pelayan dan tukang kebun dari kejauhan. Mereka sibuk merapikan tanaman.

        Kemudian, tatapan itu beralih kembali pada wanita di depannya. Tak ada yang ingin ia katakan, Yoonjae pun pergi dari hadapan wanita itu tanpa sepatah kata apa pun.

       Wanita itu tersenyum kecut melihat insan berhanbok hitam keemasan itu hilang di persimpangan bersama kedua pengawalnya.

      "Sebenarnya aku ini apa bagimu, Min Yoonjae?"



※✤※

         "Sudah kembali?"

          Suara beratnya menghentikan seseorang yang baru saja melewati ruangannya. Tanpa melihat, Yoonjae tahu siapa itu.

         Yoonjae sedang menulis sesuatu di bukunya, entah apa itu. Pandangannya tidak lepas dari sana. Pria itu nampak bahagia semenjak keberhasilannya membunuh adik kembarnya.

         Terlihat seorang pria gagah dengan baju zirahnya itu membungkuk singkat di mulut pintu. Pria itu mau tidak mau harus menghentikan langkahnya.

         Yoonjae mengernyit heran melihat penampilan pria itu. "Kau memangkas rambutmu?"

         Kim Taehyung, pria itu mengangguk takut-takut. Kepalanya masih menunduk. Diam-diam ia menyalahkan dirinya sendiri. Tidak seharusnya ia menerima tawaran Yoongi waktu itu mengingat dirinya masih bertugas di istana.

        "Kau terlihat lebih tampan." Yoonjae kembali menulis. Anehnya, Yoonjae tidak mempermasalahkan itu dan malah memuji penampilan barunya. "Kudengar, kakakmu menyuruhmu ke sebuah tempat. Apa yang kau lakukan di sana?"

         Keringat dingin membasahi punggung Jenderal itu. Taehyung tahu jika ia terlalu bodoh untuk berbohong. Matanya melirik kesana-kemari mencari jawaban.

        "Ah.. i-itu. Membeli bibit bunga baru."

         Bodoh. Dirinya bodoh sekali. Taehyung sangat payah dalam berbohong. Beli bibit bunga baru? Yang benar saja. Inilah mengapa Namjoon senang sekali memanggilnya alien, orang tidak jelas, dan lainnya yang berhubungan tentang ketidak jelasan seorang Kim Taehyung jika sudah menyangkut kepandaian dalam berbohong.

𝐃𝐀𝐄𝐂𝐇𝐖𝐈𝐓𝐀 ( 大吹打 ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang