Part 2

724 120 33
                                    

Copyright ©2020-present by aldriemian

Karya ini dibuat karena terinspirasi oleh sebuah drama dan lagu. Jika ada kesamaan tokoh dan setting, itu adalah hak milik si pembuat drama dan lagu. Sebagian cerita adalah murni dari ide penulis. Harap menyikapi dengan bijak. Selamat membaca!






※✤※






Prang!

Seluruh ruangan menjadi senyap. Beberapa wanita menunduk, menggenggam kedua tangan mereka di depan. Mereka tidak berani menatap seorang pria dengan rambut pirang panjang menatap tajam ke arah mereka semua.

"Teh apa ini? Kenapa manis sekali?"

Pria itu sama sekali tak melirik ke arah wanita yang berdiri di sampingnya bersama nampan peraknya. Wajah bulatnya sudah di basahi keringat dingin. Rambutnya yang digelung rapi itu ikut basah akibat keringat. Wanita itu menunduk ketakutan. Ia tak henti-hentinya meremas ujung lengan hanbok hijau toscanya dengan resah.

"M-maafkan aku, Yang Mulia..." Wanita itu bergetar hebat.

"Ulurkan tangan kananmu."

Tanpa pikir panjang, wanita itu menjulurkan tangan kanannya yang sempat tertutup lengan panjang hanboknya penuh getar.

Srang!

Wanita itu menjerit kesakitan. Satu ruas jari telunjuknya terlempar tepat di depan seorang wanita berwajah tirus dengan penampilan yang sama dengan wanita pengantar teh tadi. Wanita itu juga ikut bergetar hebat.

Pria itu kembali memasukkan pedangnya dan berkata, "jika salah satu kalian membuat kesalahan seperti dia, satu ruas jari harus siap dikorbankan." Mata sipitnya menatap satu persatu kepada wanita-wanita pelayan yang menunduk.

"Sekarang, singkirkan semua makanan ini sebelum kupotong semua jari kalian! Dan aku ingin wanita ini pergi dari istana untuk selamanya!" bentaknya sebelum pergi meninggalkan ruang makan. Ia sudah cukup merasa kesal hanya karena teh kemanisan yang merusak suasana makan malamnya.

"Yoon- maksudku, Yang Mulia..."

Suara panggilan itu menghentikan langkah pria bersurai pirang itu. Ia hanya menoleh ke arah suara itu.

Wanita bersurai hitam itu menundukkan pandangannya. Tangannya meremas hanboknya yang bewarna merah muda itu.

"S-sepertinya anda mengalami masa yang sulit, apakah anda ingin ditemani atau-"

"Tidak."

Pria itu berbalik dan meninggalkan wanita yang merupakan istrinya sendiri.

Yang ditinggal hanya menatap kepergian pria itu.

Min Yoongi namanya. Seorang raja kejam yang begitu ditakuti semua orang termasuk lawannya. Goresan bekas lukanya menghiasi mata kanannya menambah kesan kejam tersendiri. Tidak ada yang tahu mengapa goresan itu ada di wajahnya.

Rambutnya pirang keputihan sejak ia lahir senada dengan warna kulit pucatnya. Itulah mengapa semua orang begitu menghormatinya. Mereka, termasuk orang tuanya percaya jika Yoongi adalah keturunan Dewa Bulan karena ia lahir tepat gerhana bulan nampak.

Raja itu berdiri di pinggir kolam ikan yang tidak jauh dari bangunan istananya. Ia mengambil sikap istirahat di tempat, memandang pantulan cahaya bulan yang tertutup awan pada kolam tenang itu.

𝐃𝐀𝐄𝐂𝐇𝐖𝐈𝐓𝐀 ( 大吹打 ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang