Chapter 23: It's Not Fair

2.5K 381 455
                                    

Jaehyuk bersandar di depan kap mobilnya seraya sibuk mencari kontak seseorang disana. Setelah menemukannya lantas ia segera memencet tombol panggilan.

Lelaki itu menunggu panggilannya diangkat seraya ia mendongak menatap langit Kota Jakarta yang terlihat sangat cerah hari ini. Terik matahari membuatnya cepat berkeringat karena suhu udara meningkat drastis.

Beruntungnya ia memarkirkan mobilnya di bawah pohon rindang parkiran kampusnya sehingga meski ia sekarang menunggu di luar mobil tetapi tidak terlalu langsung terkena sinar matahari.

Jaehyuk mengetukkan jarinya di atas kap mobilnya. Nada dering di telinganya lantas berubah jadi suara seseorang. "Halo, Jae?"

Senyum di wajah Jaehyuk terukir ketika mendengar suara laki-laki di telepon. "Asa, kamu udah selesai kelas?" tanyanya lembut.

Asahi yang baru selesai kelas otomatis menjawab. "Udah nih, baru aja selesai. Kenapa?" tanya Asahi balik.

"Sekarang kamu dimana?"

"Baru mau turun ke bawah." Jawab Asahi sambil memencet tombol lift di fakultasnya. Lelaki itu mendongak menatap layar di atas lift seraya menunggu lift itu turun dari lantai atas untuk sampai ke lantainya sekarang dan dapat segera membawanya turun ke lantai dasar.

Jaehyuk pressed his lips. "Hmm, oke. Aku tunggu di parkiran ya di bawah pohon gede depan fakultas kamu."

Asahi mengangguk meski ia tahu kalau Jaehyuk tidak melihatnya sekarang. "Iya, Jaehyuk. Kamu udah selesai kelas emangnya?"

Jaehyuk terkekeh atas pertanyaan kekasihnya yang merupakan mantan teman sebangku Jihoon sewaktu kelas sepuluh dulu. "Ya udah dong sayang. Kamu pikir aku cabut kelas?"

Jauh disana Asahi memutar bola matanya. "Nggak gitu maksudnya,"

"Aww.. anjir!" Suara Jaehyuk yang tiba-tiba membuat Asahi bertanya dengan cemas. "Jae, lo kenapa?"

Jaehyuk mendongak menatap ke ranting dan daun-daunan pohon besar tersebut. Asahi kembali berucap. "Halo, Jaehyuk?"

Jaehyuk mengusap lengannya sendiri sebelum kembali bersuara. "Gapapa. Cuma abis kejatohan semut kayaknya deh dari atas pohon.."

Asahi menghela nafas. Dia beryukur kalau Jaehyuk tidak apa-apa karena dia pikir lelaki itu kenapa. Detik berikutnya ia tertawa, "Kejatohan semut doang aja heboh banget."

Jaehyuk mengerucutkan bibirnya. "Aku digigit. Sakit tau, Sa..." ucapnya manja.

"Rasain!"

"Ih. Asa mah....."

Asahi disana geleng-geleng kepala sambil terkekeh. Ia membayangkan ekspresi Jaehyuk yang sudah dapat dia tebak—ia yakin pasti lelaki itu mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. "Yaudah makanya nunggunya di dalem mobil aja sana."

Jaehyuk menggaruk lengannya yang jadi terasa gatal sehabis digigit oleh semut tadi. "Iya aku tunggu di dalem. Kamu udah dimana sekarang?"

Mendengar pertanyaan dari Jaehyuk membuat Asahi kembali menatap layar lift. Tepat sekali bersamaan dengan lift itu sampai di lantainya. Pintunya terbuka membuat Asahi langsung masuk ke dalamnya. "Baru naik lift sih."

"Lama bangeeet. Cepetan, Sa!"

"Lo nyuruh gue cepet cepet tuh karna takut digigitin semut lagi?"

Jaehyuk yang sekarang sudah berada di dalam mobil tentu saja menggeleng atas pertanyaan Asahi. "Bukan."

Asahi menaikkan alisnya. "Terus?"

Jaehyuk menaruh dahinya di atas stir mobilnya. "Kangen kamu, Asahiiii..."

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang