Osaka, Jepang.
Haruto masuk ke dalam kamar hotelnya bersamaan dengan suara dering handphone. Laki-laki itu menutup kembali pintu kamar dengan rambut yang masih sedikit basah lalu beralih mengambil handphonenya di atas tempat tidur. Tanpa berpikir lagi ia langsung mengangkatnya.
"Ohayou," Sapa orang di seberang sana dengan aksen Jepangnya yang kental membuat Haruto otomatis membalas, "Ohayou gozaimasu."
Orang di seberang sana tersenyum mendengar Haruto membalas sapaannya. "Oh iya, maaf telfon pagi pagi. Btw, udah di Osaka ya?"
Haruto mengangguk. "Iya."
"Bisa ketemu nggak? Kebetulan lagi ada di deket hotel lo nih."
Haruto yang mendengar itu berpikir sejenak seraya memijit pelipisnya sendiri. "Rencananya mau pergi."
Orang di seberang sana menghela nafas. "Oh gitu..."
"Nanti gue kabarin lagi ya," Dengan begitu detik berikutnya sambungan telepon tersebut terputus.
Sebenarnya Haruto tidak enak menolak untuk bertemu tetapi ia pikir karena statusnya sekarang sudah menikah, maka dia harus bertanya lebih dahulu pada Jeongwoo. Terlebih lagi kalau orang yang memintanya bertemu adalah orang dari masa lalunya. Dia tidak ingin ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Salah paham misalnya.
Haruto menghela nafas sebelum melangkah masuk ke dalam kamar mandi. "Sayang, udah belum?" tanyanya sambil mengintip ke arah bathtub di dalam kamar mandi.
Jeongwoo yang sedang terpejam otomatis membuka matanya melihat Haruto yang sudah berdiri disana kini menatapnya lurus-lurus. "Udah, tinggal bilas. Kamu ngerusak suasana ih! Aku lagi enjoy berendem juga."
Haruto terkekeh mendengar protesan dari lelaki yang sedang berendam di bathtub dengan busa yang menutupi seluruh tubuhnya. "Kamu udah lama, Woo. Ayo cepet keluar nanti kulit kamu keriput kelamaan di air." ucapnya asal.
Jeongwoo mendelik. "Nanti kalo udah tua juga keriput. Lagian kalo aku keriput kenapa emang? Kamu nggak sayang lagi sama aku gitu?"
"Bukan gitu, baby. Kamu kok jadi sensi terus bawaannya sama aku dari Fukuoka sampe sini?" Haruto mengerucutkan bibirnya sedih.
Jeongwoo kenapa sih anjir
Jeongwoo menghela nafas. "Maaf deh. Btw, kamu ngapain masuk? Terus itu kenapa masih pake bathrob?"
Memang Haruto sudah lebih dulu mandi sebelum Jeongwoo. Setelah selesai mandi, lelaki itu memilih untuk mengeringkan rambutnya terlebih dulu dengan handuk seraya menunggu Jeongwoo selesai mandi—bergantian memakai kamar mandi hotel. Haruto tadi sempat ke dapur untuk minum lalu dirinya kembali ke kamar bersamaan dengan panggilan yang masuk dari Sakura.
Laki-laki yang memakai bathrob berwarna biru dongker tersebut berjalan mendekat. "Sakura telfon aku, Woo." ucapnya memberitahu.
Sakura ngapain?
Jeongwoo yang mendengar nama Sakura disebut otomatis menatap Haruto bingung. "Ngapain?"
"Dia ngajak ketemu. Katanya lagi ada di deket sini. Aku bilang hari ini kita mau pergi terus tapi aku bilang nanti aku kabarin lagi bisa atau enggaknya karna aku mau tanya kamu dulu."
Jeongwoo menggigit bibir bawahnya sambil menunduk menatap busa-busa di dalam bathtub. Dia berpikir sejenak, "Aku boleh ketemu dia?" tanya Haruto lagi meminta izin membuat Jeongwoo kembali mengangkat kepalanya.
Laki-laki itu akhirnya mengangguk sebagai jawaban. "Boleh. Kalian udah lama nggak ketemu juga 'kan?"
Haruto mengelus kepala Jeongwoo sambil tersenyum. Jeongwoo yang masih berada di dalam bathtub lantas mendongak, "Aku bolehin asalkan nggak macem macem. Awas aja!" ucapnya memperingati seraya jari telunjuknya menekan dahi Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBIT
FanfictionSequel of Arunica [hajeongwoo] "a blank space, a missing part." Apa yang pertama kali muncul di benak setiap orang ketika mendengar long distance relationship? Bagi Haruto berada jauh ribuan kilometer dari orang yang di sayang merupakan ujian terber...