Perth, Australia.
Seusai insiden tadi saat dirinya menabrak Ha Yoonbin, lelaki itu langsung berjalan entah kemana arah tujuannya. Jeongwoo pikir yang jelas ia suntuk berada di sini sekarang dan ia merasa butuh tempat untuk menenangkan diri. Langkah kakinya tanpa diminta spontan membawanya ke perpustakaan. Sejak menimba ilmu di UWA, Jeongwoo memang lebih suka berdiam diri di perpustakaan dibanding tempat lainnya karena menurutnya perpustakaan disini tempat ternyaman baginya dengan suasana yang lebih tenang.
Jeongwoo memasuki area perpustakaan seorang diri—sebut saja friendless, memang begitu nyatanya atau mungkin karena ia masih terbilang student tingkat awal disini dan baru beberapa bulan jadi dia tidak terlalu banyak teman. Langkah kakinya terus menapak semakin ke dalam ruangan sampai ia akhirnya duduk di salah satu kursi yang ada disana. Jeongwoo membuka buku bacaannya sendiri yang ia bawa.
Beberapa saat lelaki itu hanya fokus pada bukunya, lebih tepatnya berusaha fokus karena sebenarnya pikirannya tidak berada di sini melainkan terbang jauh ke Indonesia. Haruto satu-satunya orang yang mengambil alih pikirannya. Jeongwoo sendiri tidak tahu apa yang membuat dirinya terkesan aneh melihat chat dari Haruto beberapa waktu lalu. Padahal sebelumnya laki-laki itu terkesan dalam mood yang baik sampai berniat menghubungi Jeongwoo dengan video call lalu kenapa Haruto tiba-tiba berubah pikiran? Apa Haruto ada kelas sekarang? Tapi, lelaki itu tidak bilang alasannya.
Ah, mungkin dia sibuk ya?
Diam-diam Jeongwoo melirik handphonenya yang sengaja ia taruh di atas meja. Ia menatap kontak WhatsApp Haruto disana. Online. Dengan cepat Jeongwoo langsung mengetik pesan disana.
Haru 💕
Kamu lagi ada kelas?
Sent.Jeongwoo menunggu Haruto membaca pesannya, tapi kenyataannya lelaki itu tidak kunjung membacanya sampai beberapa menit berikutnya. Pada akhirnya Jeongwoo hanya dapat meratapi tulisan online tersebut sampai hilang. Haruto beneran lagi sibuk kayaknya.
Setelah itu Jeongwoo kembali memasukan handphonenya. Toh, dia pikir percuma juga ia taruh di atas meja lagi pula tidak ada yang akan menghubunginya sekarang sekalipun lewat chat. Lantas lelaki itu kembali fokus membaca meski sangat sulit untuknya berkonsentrasi karena ia jadi kepikiran dengan Haruto. Jeongwoo memejamkan matanya sesaat sambil menghela nafas.
"Haru, gue harap lo baik baik aja disana." Ucapnya dengan nada volume suara yang sangat kecil.
Setelah beberapa saat merasa sudah cukup menenangkan diri di perpustakaan, Jeongwoo segera keluar dari sana. Ia kembali menyusuri lorong gedung fakultasnya sampai ke halaman lalu keluar gerbang kampusnya. Hari ini kelasnya telah selesai sehingga ia bisa kembali ke apartemen lebih awal dari biasanya. Jeongwoo melirik jam di pergelangan tangannya, masih pukul 4 sore. Ia pikir sepertinya akan sangat membosankan jika ia langsung pulang ke apartemen. Maka dari itu ia justru langsung menuju Swan River.
Jeongwoo menyusuri pinggir sungai Swan. Kalau sore begini banyak turis atau wisatawan yang datang untuk berolahraga di sekitar sungai maupun duduk-duduk santai sore seraya menikmati pemandangan kota Perth. Kebanyakan orang akan menunggu sunset di sini selain dapat melihat keindahan sunset di pantai.
Jeongwoo memilih duduk di atas rumput sambil menikmati pemandangan swan river. Ia merasakan angin Australia Barat membelai rambutnya sehingga berterbangan kesana kesini. Lelaki itu memejamkan mata sambil tersenyum membayangkan betapa indahnya harinya kalau seandainya Haruto ada di sini bersamanya. Perth is beautiful, but this city will be more beautiful if you are here with me, Watanabe Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBIT
FanficSequel of Arunica [hajeongwoo] "a blank space, a missing part." Apa yang pertama kali muncul di benak setiap orang ketika mendengar long distance relationship? Bagi Haruto berada jauh ribuan kilometer dari orang yang di sayang merupakan ujian terber...