Chapter 27: I Want You

2.6K 397 372
                                    

Junkyu menghela nafasnya ketika ia baru saja mengisi air putih ke dalam gelas. Otaknya tidak dapat berpikir setelah mendapati kondisi Haruto dalam pengaruh alkohol yang tiba-tiba justru datang ke unit apartemennya lalu memeluknya disertai ceracauan yang semula tidak terdengar jelas di telinga Junkyu, namun pada akhirnya ia tahu kalau penyebab Haruto jadi seperti itu yaitu karena Park Jeongwoo.

"What should I do?"

Sekarang dari dapurnya Junkyu dapat mendengar suara tangis seseorang. Ia menajamkan pendengarannya agar dapat mendengar lebih jelas kalau suara yang ia dengar bukan sebatas halusinasinya. "Haruto nangis?" tanyanya pada diri sendiri setelah mendengar suara tangisan itu.

Dengan perasaan khawatir ia langsung membawa gelas air putih tersebut lalu kembali ke ruang tamu untuk mengecek keadaan Haruto. Benar saja atas apa yang ia dengar. Haruto sekarang bersandar pada sofa Junkyu dengan salah satu tangannya memegang ujung pangkal hidungnya dekat mata sambil terisak sendiri.

Junkyu menaruh gelas di atas meja sebelum ia mengambil tempat di samping Haruto. Ia bingung harus bagaimana karena sepertinya baru kali ini ia melihat seorang Haruto menangis dan itu karena Jeongwoo.

"Minum dulu." Junkyu memberikan gelas air putihnya pada Haruto tetapi yang ia dapatkan hanya gelengan kepala dari Haruto.

"Don't cry, Haruto. I'm here..."

Haruto membuka matanya. Lelaki itu menatap Junkyu dengan kedua matanya yang menyipit. Detik itu ia baru sadar kalau lelaki yang ada di sampingnya bukan Jeongwoo. "Lo bukan Jeongwoo!"

Junkyu tentu saja terkejut ketika mendengar Haruto membentaknya. Tentu saja dia memang bukan Jeongwoo. Memangnya Haruto pikir laki-laki tadi yang ia peluk siapa?

"Gue nyari Jeongwoo. Lo siapa hah?!" Ceracau Haruto seraya menunjuk wajah Junkyu. Hal itu membuat Junkyu menghela nafas berusaha untuk sabar. Padahal sudah jelas ini apartemennya Junkyu lalu kenapa Haruto mencari Jeongwoo disini.

Junkyu menurunkan jari telunjuk Haruto dari depan wajahnya. "Ini gue Junkyu. Bukan Jeongwoo." Junkyu menarik nafas dalam lalu berucap lagi. "Lo yang dateng ke unit gue. Buat apa lo nyari orang yang udah jelas nggak ada disini, Haruto?"

"Ahh..." Haruto memegangi kepalanya yang terasa pusing lantas dia mengelap sisa air mata di pipinya sendiri seraya membalas. "J-junkyu, where is Jeongwoo?" tanyanya.

Junkyu terdiam. Tentu dia tidak tahu dimana Jeongwoo. Belum sempat ia menjawab, tapi suara Haruto kembali terdengar. "I want him." Junkyu memejam sesaat sebelum kembali menatap Haruto yang sejak tadi menatapnya lurus. "I only want him please. Where is him?" Ulang Haruto.

Melihat Junkyu yang hanya diam membuat Haruto dengan tiba-tiba mengguncangkan bahu Junkyu seraya bertanya. "Kenapa lo diem aja, Junkyu?! Where is my Woo?!"

Junkyu menghempaskan tangan Haruto yang mengguncang bahunya. Lelaki itu menahan emosi karena Haruto baru saja membentaknya dengan nada tingginya. "Gue nggak tau dia dimana, Haruto! Stop asking me where he is!" Balasnya tanpa sadar menaikkan nada bicaranya.

Atas ucapan Junkyu tersebut membuat Haruto jadi terdiam. Junkyu yang melihat betapa berantakannya Haruto sekarang jadi menghela nafas. Junkyu tidak menyangka kalau Haruto akan sehancur ini atas hubungannya dengan Jeongwoo yang telah berakhir. Hal itu jadi membuat Junkyu kembali berpikir. "I'm sorry, Ruto."

Bel apartemen Junkyu berbunyi. Lelaki itu mengusap bahu Haruto sebelum ia beralih menuju pintu unit apartemennya. "Mashi?"

Mashiho dengan tatapan sendunya langsung menabrakan dirinya pada badan tegap Junkyu yang jauh lebih tinggi darinya. Junkyu yang merasakan Mashiho memeluknya erat tentu jadi berubah khawatir, tentu ia kembali memeluk tubuh mungil Mashiho. "Hey. Kenapa, hm?"

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang