Chapter 37: Before You Go

3.1K 399 594
                                    

Part ini bakal panjang banget huhu.
Happy reading

Perth, Australia.

Hari kedua liburan mereka di Perth yang bertepatan dengan hari Minggu. Satu hal yang membuat Jeongwoo bahagia adalah melihat senyum terukir di wajah teman-temannya setelah seharian kemarin mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Perth. Meski tidak banyak tempat yang mereka kunjungi karena keterbatasan waktu, namun ternyata hal itu tetap memberikan kesan tersendiri bagi teman-temannya.

Jeongwoo yang baru saja selesai memasak untuk sarapan kini kembali masuk ke dalam kamar. Lelaki itu lihat kalau Haruto masih bergulung dalam selimut. Jeongwoo menghela nafas lalu mengambil langkah mendekat ke tempat tidur. Perlahan dia duduk di pinggir kasur sambil memperhatikan Haruto yang masih terpejam. Jemarinya terulur mengelus rambut Haruto dengan pelan seolah ia takut membangunkan lelaki itu.

Sejak pelukan erat serta pertanyaan Haruto kemarin sore, mendadak ia terlihat jadi seperti tidak terlalu menikmati perjalanan mereka setelah dari Kings Park ke tempat wisata lainnya—Elizabeth Quay. Di saat teman-temannya banyak berbicara, saling mengobrol atau melempar canda satu sama lain. Haruto justru menjadi lebih diam dari sebelumnya.

Jeongwoo yang menyadari perubahan mood Haruto kemarin tentu jadi ikut kepikiran dengan lelaki itu. Meski sebenarnya berubahnya mood Haruto itu disebabkan oleh dirinya. Semalam mereka sampai di apartemen sekitar pukul 10 malam waktu Perth. Ada yang berbeda ketika Haruto yang biasanya selalu memeluk tubuh Jeongwoo dengan erat ketika tidur bersama, namun semalam lelaki itu lebih memilih tidur dengan menghadap ke sisi yang lain sampai membuat Jeongwoo hanya dapat menatap punggung Haruto sebelum akhirnya ia juga memilih untuk membelakangi Haruto.

Berada pada satu tempat tidur yang sama dengan posisi yang saling membelakangi membuat jarak seakan tercipta di antara mereka. Keduanya tidak langsung tidur, melainkan larut dalam pikiran masing-masing. Haruto tentu tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena memikirkan keberadaan dirinya di hati Jeongwoo, begitu juga ia memikirkan hati Jeongwoo padanya.

Sikap Jeongwoo yang hanya lebih memilih diam dengan membiarkan dirinya memeluk lelaki itu lebih erat lagi seperti kemarin—membuat Haruto justru jadi semakin takut. Dia takut kalau bagaimana jika hati Jeongwoo sudah tidak untuknya lagi. Sementara di lain sisi, Jeongwoo memikirkan tentang perasaannya sendiri seperti pertanyaan Haruto kemarin padanya. Jeongwoo berpikir panjang mengenai hatinya sendiri sampai akhirnya ia terlelap.

"Maaf..." Lirihnya.

Jeongwoo menghela nafas seraya jemarinya turun mengusap lembut pipi Haruto. Detik berikutnya yang ia dapat justru perlahan Haruto membuka matanya karena merasakan jemari Jeongwoo mengusap pipinya. Melihat itu membuat Jeongwoo segera menarik tangannya dari wajah Haruto, namun pergerakannya terhenti karena Haruto lebih dulu menangkap tangan Jeongwoo untuk menuntunnya kembali ke pipinya sendiri.

"Haru.."

Dengan kedua mata yang masih sulit terbuka, Haruto tersenyum dengan tangannya yang masih memegang tangan Jeongwoo di pipinya. "Just stay like this."

Jeongwoo hanya terdiam merasakan telapak tangannya sepenuhnya menyentuh kulit wajah lekaki itu dengan punggung tangan Haruto yang menggenggam tangannya. Jeongwoo dapat merasakan nafas teratur dari Haruto yang masih berada pada posisinya sampai lelaki itu membuka matanya secara penuh dan menatap lembut Jeongwoo.

"Morning, baby." Haruto tersenyum dengan suara seraknya. "What a beautiful morning when I got the view like this. You are my best view in the morning, Woo." ucapnya.

Jeongwoo yang mendengar panggilan 'baby' serta ucapan seperti itu dari Haruto membuat hatinya sedikit lebih tenang. Itu artinya Haruto telah kembali seperti biasanya. Tidak ada lagi Haruto yang terkesan menjaga jarak darinya seperti semalam. Hal terpenting yaitu Harutonya sudah kembali sekarang.

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang