•1•

8.9K 697 13
                                    

Berawal dari salah kirim chat. Dan sekarang, Haera menjadi bucin akut. Dengan human tampan, Mark.

Human kesasar

Mas Raden
Besok Haecantik ulang tahun loh
Apa ndak mau ngasih ucapan sekarang?
Biar gak keduluan sama yang lain
Mas Raden, kalo udah dilihat langsung dibalas ya, hehe~

Haecantik♡

Mark pusing demi apa?! Dia sebel banget sama manusia macam Haera. Berisik.

Tanpa membalas pesan yang mampir di room chat-nya, Mark keluar kamar menuju dapur. Air dingin sepertinya bisa memadamkan api di kepalanya.

"Kenapa bibirnya manyun gitu, mas?" Tanya bunda Tya yang sedang sibuk di depan kompor, heran kenapa anak sulungnya keluar kamar dengan wajah ditekuk.

"Sebel banget aku bun, sama Haera." Sungut Mark yang sekarang sibuk menyomoti tumis cumi diatas meja makan. Melupakan tujuan pertamanya ke dapur.

"Kenapa sebel, Haera kan anaknya baik, seru juga. Eh jangan di cemilin mas, itu buat lauk." Kata bunda Tya sambil menyerahkan cumi kering setoples ke hadapan si sulung.

"Berisik bun, aku gak suka yang berisik berisik."

"Adek kamu juga berisik loh mas." Kata bunda Tya sambil tekikik geli.

"Kalo itu mah takdir bun, gak bisa di ganggu gugat." Mark menghela nafas lelah.

"Jangan gitu mas, nanti bisa aja loh kamu takdir sama Haera." Bunda Tya semakin gencar menggoda si sulung.

"Bun-

"Assalamualaikum, dedek pulang." Ucapan Mark terpotong oleh musuh bebuyutannya. Siapa lagi kalau bukan, Jevano, adik yang menjelma menjadi musuh.

"Waalaikumsalam, dedek darimana?" Tanya bunda Tya yang sekarang menggoreng tahu isi pedas.

"Eh, darimana tadi ya?" Beo si bungsu sambil mencium pipi sang bunda.

"Udah gila nih orang." Sungut Mark dari tempatnya duduk.

"Mas, astagfirullah mulutnya. Ucapan itu doa loh." Bukan. Bukan bunda Tya yang bilang. Di depan Mark, Jevan dengan gerakan dramatisnya mengelus dada seperti orang paling suci.

"Halah kayak-

"Assalamualaikum, ayah ganteng pulang." Mark memejamkan matanya. Kenapa hari ini orang orang suka sekali memotong pembicaraannya.

"Waalaikumsalam."

"Loh, dedek baru aja pulang?" Tanya ayah Jay yang melihat si bungsu masih memakai seragam sekolahnya.

"Udah sepuluh menit yang lalu kok, yah. Bukan baru aja." Jawab Jevan polos.

"Dahlah, males." Kata Mark sambil melengos kembali ke kamarnya.

Disambung dengan tawa menggelar milik Jevan.

***

Suara dentuman bantal sofa beradu di kediaman keluarga mami Chitta. Kedua anaknya yang berbeda gender itu saling beradu tanpa mau ada yang mengalah.

"Ana apa tah kok pada gelut?" (ada apa kok pada berantem) Tanya mami Chitta yang baru saja pulang dari acara arisan.

"Mi, sumpah ya! Haecantik sebel sama mas Dery!" Seru si bungsu tanpa menghentikan acara pukul pukulannya.

"Loh, lha kenapa kok sebel karo mas e?" (Loh lah kenapa kok sebel sama masnya)

"Mi,-Aduh! Jangan narik rambut dong. Tangan kosong kalo berani!" Kata Dery, sang kakak, ngegas.

Mami Chitta hanya menggeleng pelan, bar bar sekali anak gadisnya ini.

"Papi! Tolongin Haecantik. Mas Dery jahat banget, tolong!" Kata Haera heboh saat melihat sang papi di ujung tangga.

"Mana ada, lo kali yang jahat! Gue cuma makan coklat lo sepotong, asal lo tau." Kata Dery mencari pembenaran.

"Ihh, pokoknya ganti. Kalo gak, aku ngambek seminggu." Sungut Haera kesal.

"Ngambek aja, EGePe. Emang gue pikirin." Kata Dery sambil menjulurkan lidahnya.

Dan berlanjut saling pukul bantal sofa lagi.

Kedua orang dewasa yang ada di sana hanya menghela nafas lelah, setiap hari seperti ini.

Sudah bisa dilihat dari sini kenapa Mark sebel sama Haera? Sangat bertolak belakang.











a.n

hanya imajinasi sebelum tidur haha

Haera Story's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang