•2•

5.1K 621 12
                                    

"MAS RADEN!! YAAMPUN GANTENG BANGET SIH!"

Mark, lelaki yang dipanggil Mas Raden tersebut hanya menghela nafas pasrah.

"Mas Raden--

"Jangan panggil saya Raden, nama saya Mark." Potong Mark, sebelum gadis yang memanggilnya Raden tersebut mengoceh panjang lebar.

"Lah, ini namanya Raden." Kata Haera, sambil menunjuk badge nama di seragam Mark.

"Terserah kamu aja." Kata Mark sambil melenggang pergi meninggalkan Haera yang terbengong ditempat.

"Kaku banget, kaya kanebonya mas Dery." Kata Haera.

"Emang kaku mbak, melebihi kanebo malahan." Sahut seseorang yang Mark kenali betul suaranya.

Raden Je vano Regar Kawiswara.

"Saya dengar ya, apa yang kalian omongin." Kata Mark tanpa berbalik.

"Masa iya?" Tanya Jevan menggoda sang kakak.

"Terserah kalian saja, saya pusing." Kata Mark yang benar benar pergi menuju kelasnya.

"Nama kamu juga Raden?" Tanya Haera polos.

Yang ditanya malah mengerjapkan mata bingung.

"Iya." Jawab Jevan tak kalah polos.

"Kok, namanya sama kaya mas Raden?" Tanya Haera lagi.

"Mas Raden?"

"Iya, mas yang tadi loh. Kan namanya mas Raden." Kata Haera menunjuk ke arah perginya Mark.

"Saya adeknya mas tadi mbak." Kata Jevan menjawab kebingungan Haera. "Nama saya Jevan mbak, bukan Raden." Lanjut Jevan menjelaskan.

Haera memandang Jevan takjub. Adeknya ganteng juga.

"Saya tau mbak, kalo saya ganteng. Jangan ngelihat sampai segitunya juga." Kata Jevan percaya diri.

Haera mendengus, terlalu percaya diri. Skip.

Haera kan sukanya sama modelan kaya Mark. Bisa dikejar tapi gak bisa di gapai. Ada tantangannya.

Tanpa membalas perkataan Jevan, Haera melenggang melewati Jevan begitu saja.

Eits, tunggu dulu. Haera kembali melangkah mundur.

Menyerahkan selembar undangan ke arah Jevan. Yang di kasih malah mengerjap bingung.

"Tolong, di kasih ke mas Raden, tadi lupa. Kamu juga boleh ikut kok." Undangan ulang tahun Haera.

Jevan hanya mengangguk patuh.

"Makanannya gratis kan?" Tanya Jevan dengan wajah tanpa dosa.

"Gratis, bisa bungkus juga kok. Asal kamu bisa bujuk mas Raden buat ikut. Oke." Kata Haera menepuk pelan bahu Jevan.

"Haera, udah mau bel masuk kenapa masih di luar." Nana, sahabat Haera menarik kerah kemeja Haera agar mengikuti langkahnya, tanpa mengindahkan tatapan orang lain disekitarnya.

"Jevan, jangan lupa. Sampai jumpa nanti malam." Ucap Haera masih sempat sempatnya. "Aduh, Na baju gue udah di setrika, tolong." Kata Haera berusaha melepaskan tangan Nana dari kerah kemeja sekolahnya.

"Jangan genit Ra, mas Raden lo mau di kemanain?"

"Masih disini." Jawab Haera lugas sambil memegang dadanya.

Sebentar. Sepertinya ada yang janggal-

"Haera, hari ini kan harusnya pake baju batik. Kenapa kamu pake yang kotak kotak!"






















a.n

absurd banget emang haha

Haera Story's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang