•5•

3.9K 515 27
                                    

Sejak kejadian Jevan ngebungkus makanan di rumah Haera. Mark jadi tidak punya muka buat ketemu Haera.

"Yaelah mas, gue yang ngebungkus biasa aja tuh." Kata Jevan santai.

"Bodo amat, gue gak kenal sama lo." Kata Mark ketus.

"Bunda, mas Mark jahat banget, sumpah." Jurus Jevan keluar, ngadu sama bunda.

Mark nunjuk pipinya Jevan dengan keras. Sebel banget sama Jevan suka ngadu.

Bunda yang lagi nyiapin sarapan, hanya terkekeh gemas sama raut wajah si bungsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunda yang lagi nyiapin sarapan, hanya terkekeh gemas sama raut wajah si bungsu.

"Dek, bangunin ayah gih. Sarapannya udah jadi." Kata sang bunda yang langsung dituruti si bungsu.

Jevan dengan semangat membara melangkah menuju kamar orang tuanya. Ini salah satu kegiatan favorit Jevan. Kapan lagi bisa liat ayahnya ileran, ngigau sambil meluk guling yang dikira sang bunda.

Jevan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Nah kan benar! Ayahnya sekarang lagi meluk guling sambil mulutnya komat kamit. Jevan terkikik tanpa suara.

Tanpa babibu Jevan dengan badan segede gaban langsung menindih tubuh sang ayah.

"Yah yah yah, gawat yah gawat." Kata Jevan sok heboh.

Ayahnya yang mendapati beban berat diatas tubuhnya langsung membuka mata lebar, ditambah teriakan heboh Jevan.

"Yah bunda yah, gawat banget."

Tanpa bertanya ayah Jay langsung keluar kamar mencari sang istri. Sesampainya didepan dapur ia hanya melongo. Istrinya sedang mengobrol santai dengan si sulung.

Jevan. Kurang ajar. Ngerjain si bapak.

Jevan yang ngeliat malah tertawa terbahak-bahak.

Sang ayah tanpa ampun langsung menggelitiki si bungsu.

***

Ini hari minggu, rencananya Haera mau buat brownis. Mau silaturahmi ke rumah calon mertua hehe~

Dibantu maminya, sekarang Haera lagi sibuk di dapur.

"Mi, ini gulanya berapa sendok?" Tanya Haera sambil menunjukkan setoples gula.

"Eh, iku dudu gula. Iku garem nduk cah ayu, iku gula sing tutupe warna pink." (Eh, itu bukan gula. Itu garam anak cantik, itu gula yang tutupnya warna pink)

"Emang iya mi?" Kata Haera masih belum yakin.

"Lah kepriye, wong wadon kok ndak isoh mbedakne gula karo garem. Yo coba kono dirasakne." (Lah gimana, perempuan kok gak bisa membedakan gula sama garam. Ya coba sana dirasakan)

Haera hanya nyengir mendengar protes dari sang mami.

Setelah melewati beberapa menit dengan segala macam pertanyaan tidak mutu Haera. Brownis yang akan di bawa kerumah calon mertua sudah jadi.

Enak kok rasanya, Haera yakin.

Setelah mandi, memakai celana baggy dipadukan hoodie pink baby sedikit longgar dan rambut kuncir kuda. Haera siap berangkat ke rumah calon mertua.

.
.

30 menit perjalanan diantar sama mas Dery rasanya seperti setahun. Haera gak betah lama lama bareng mas Dery, demi apa.

"Makanya punya SIM sendiri biar gak nyusahin." Kata mas Dery sinis.

"Dih, dikira situ udah punya SIM apa." Balas Haera tak kalah sinis.

"Iya juga ya, gue kan belum punya SIM kenapa nyetir sendiri?" Tanya mas Dery entah pada siapa.

"Lah mana saya tau, saya kan gatau." Jawab Haera langsung keluar mobil dengan bantingan pintu sedikit bertenaga.

"Santuy atuh!" Kata mas Dery ngegas, nyuruh orang santuy diri sendiri saja suka ngegas.

Tanpa membalas lagi, Haera langsung menuju pintu gerbang rumah Mark.

"Permisi." Kata Haera sopan kepada pak satpam yang berjaga dirumah Mark.

"Eh, neng Era. Masuk neng, mas Mark sama mas Jevan dirumah kok bapak ibu juga." Kata pak satpam yang sering Haera panggil Mang Tejo.

"Makasih ya Mang, Era masuk dulu ya Mang." Kata Haera. Mang Tejo hanya mengangguk dengan senyuman. Mang Tejo itu suka manggil Haera dengan nama Era, katanya biar gampang.

Ting tong

Tidak ada jawaban.

Ting tong

Masih belum ada jawaban

Ting tong ting tong ting tong

Percobaan ketiga dengan sedikit kebar-baran akhirnya pintunya terbuka. Menampilkan sosok Mark yang melotot kaget.

"Assalamualaikum." Kata Haera halus, tumben.

"Waalaikumsalam." Jawab Mark tambah cengo.

"Pip pip pip calon mantu." Kata Haera sambil nyelonong masuk.

Astagfirullah, kenapa bisa Mark terjebak dengan orang macam Haera.













a.n

vote dan komen juseyoo💚

Haera Story's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang