•35•

2.3K 336 20
                                    

Pencet dulu bintangnya✨

.

.

Weekend.

Haera tidak berbohong soal Chandra ngajakin dia jalan. Tapi yang bener aja, Haera diajakin ke taman sama Chandra.

"Lo lebih suka es krim yang vanilla apa cokelat?" Nah, ini orangnya lagi nyodorin 2 es krim cone rasa vanilla dan cokelat. Menawari Haera yang duduk manis di bangku rindang karena tertutup pohon lebat.

"Semuanya aku sukaaaa." Jawab Haera dengan nada lagu, lagu apa ya? Lupa.

"Maruk banget." Meski begitu Chandra tetap memberikan dua-duanya.

"Gak deng, yang cokelat aja. Gue kan udah manis, makan manis banyak-banyak ntar bikin diabetes." Haera nyengir, mengambil es krim cokelatnya dari tangan Chandra.

"Lo kalo lagi weekend gini biasanya ngapain?" Chandra berusaha mencairkan suasana agar tidak begitu canggung.

"Jalan sama mami, ngerecokin mas Dery yang lagi teleponan sama pacarnya. Atau gak ya, palingan ngedrakor sama dua cecurut."

"Dua cecurut?" Chandra menautkan kedua alisnya tidak mengerti.

"Shiren sama Nana. Mereka berdua kan berisik kayak curut." Haera menjawab bangga karena sudah sedikit membuka aib kedua sahabatnya.

"Kalian kayaknya deket banget ya?"

"Orang kita udah sahabatan dari masih dikandungan."

"Serem juga ternyata." Perkataan Chandra sukses membuat tawa Haera meledak. "Ketawa lo?" Chandra mendengus sebal.

"Lagian lo sih, polos banget." Haera kembali menyantap es krim ditangannya yang mulai meleleh.

Haera tersentak saat ibu jari Chandra bergerak dibawah bibirnya.

"Makan lo belepotan, kayak adek gue." Chandra terkekeh pelan, Haera lucu banget. Sumpah gak bohong.

"Lo punya adek." Haera deg-degan demi apa? jadi mengalihkan pembicaraan lebih baik.

"Ada, cewek. Lucu sih kayak lo." Chandra mengatakannya dengan menatap Haera.

"Lo kira gue badut, lucu."

"Lucunya badut sama lucunya lo itu beda?"

"Yajelas lah. Masa iya gue disamain sama badut." Haera cemberut dengan pipi chubby yang menggembung.

"Iya, emang beda. Lucunya lo itu bikin sayang__ aduh! kenapa sih?!" Chandra belum menyelesaikan perkataannya udah dipotong sama cubitan maut Haera.

"Lo udah punya pacar, jangan bikin gue baper!" Ancam Haera drngan wajah memerah malu.

"Emang lo bisa baper sama gue?"

"Gue cewek."

"Ya siapa bilang lo transgender." Satu cubitan mendarat lagi di lengan Chandra. Haera ini, manis-manis kok tangannya pedes.

Haera Story's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang