•38•

2.2K 307 47
                                    

H- entah keberapa menuju end wkwk

Happy reading~

•°•°•

Haera itu bukan tipe manusia yang akan dengan senang hati menggalaui seorang laki-laki, apalagi yang notabenenya laki-laki macem Mark. Ya gimana, ya? Enggak galau kok. Cuma kepikiran aja sampai-sampai seblak saja enggan ia sentuh.

Ya bayangin aja, Mark itu baru loh kenal sama si Elisa. Tapi kok kayaknya peran Elisa ini lebih besar gitu loh daripada peran Haera. Haera juga heran soal itu. Apalagi kemarin pas Haera chat, pesannya gak dibales sama Mark, cuma di-read aja.

Haera gak tau, yang harusnya ngambek dan gak bales chat kan Haera, ini kenapa malah kebalik? Karena hal itu juga membuat Haera uring-uringan.

Haera kena ghosting kah?

Ya masa kena ghosting.

"Galau amat, buk?" Serasa ditarik lagi dari kenyataan Haera tersentak saat Eric menatapnya dengan wajah beleran karena kepedesan makan seblak.

Akhir-akhir ini, Haera jadi sering banget bareng sama Eric. Ternyata Eric ini orangnya baik, diajak kemana aja mau. Diajak makan seblak aja mau meskipun dia gak bisa makan pedes.

"Enggak galau, ya." Haera menyangkal, karena emang gak galau, cuma kepikiran aja.

"Cobain deh, ini sate usus-nya enak." Eric menyodorkan satu tusuk sate usus kehadapan Haera.

"Gue gak suka makan usus." Haera menolak malah berganti menyedot minuman Eric membuat sang empunya melotot heboh.

"Itu minuman gue!"

"Ya emang kenapa?" Pertanyaan polos dari Haera membuat Eric mengerang frustrasi.

Eric juga gak ngerti itu teori dari mana, tapi katanya kalau cewek sama cowok minum dari sedotan yang sama berarti... Arghh Eric pengen kayang jadinya.

"Emang kenapa lo gak suka usus, padahal mah enak." Eric mencoba buat mengalihkan pembicaraan, meskipun ya, hatinya jedag jedug kayak lagi disko.

"Ususkan jalan eek."

Satu detik.

Dua detik..

Tiga detik...

Eric terbatuk dengan gaya yang gak aesthetic sama sekali. Tangannya menepuk-nepuk kepalanya, agar——bisa gak sih dia hilang ingatan sepuluh detik aja. Dia mau lupa soal perkataan Haera tadi, tapi udah terlanjur inget.

"Loh kenapa?" Haera jadi panik sendiri ngeliat Eric keselek, Haera malah ngiranya Eric kesurupan. Soalnya Eric keselek yang digebukkin malah kepalanya bukan dadanya.

Sambil bantuin Eric minum, Haera dengan baik hati menepuk pelan punggung Eric. Lagian aneh-aneh aja, makan usus kok bisa keselek.

"Udah mendingan?" Tanya Haera setelah memastikan wajah Eric sudah lebih baik. Eric jawabnya cuma ngangguk aja. Masih tremor nih tenggorokannya.

Mulai detik itu juga, Eric berikrar.

Kepada usus yang terhormat.

Haera Story's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang