Bagian 26

89 31 28
                                    

"Memendam perasaan akan membuatmu merasa tidak tenang karena ada ucapan yang harus diutarakan. Maka dari itu cobalah untuk mengutarakannya, jangan takut dengan jawaban yang akan dilontarkan olehnya."

Happy Reading All🌹
Jangan lupa vote dan komen yaa!!
-----

"Sya"

"Kenapa Gav?" Tanya Rasya. Gavin tidak langsung menjawab pertanyaan Rasya, tetapi Gavin tetap melihat wajah Rasya dia terlihat sangat merindukan Rasya.

"Gav" Panggilnya lagi, Gavin tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya nya.

"Aku-" Ucapan Gavin terputus karena suara deheman dari Nathan mengagetkan nya.

"Ehem"

"Nat-nathan" Ujar Rasya gugup, Gavin segera melepas tangannya yang semula memegang tangan Rasya.

"Ikut gue" Ujarnya dingin pada Rasya, lalu menariknya dari sana. Rasya merasakan ada kemarahan dalam diri Nathan. Tapi Rasya tidak mengetahui apa yang membuat nya marah.

"Nath, ini kita udah jauh dari kelas" Ujar Rasya hati-hati. Nathan tidak menjawab, melainkan terus menarik tangan Rasya untuk ke taman belakang sekolah.

"Nath mau apa?" Tanya Rasya. Nathan melepaskan genggamannya lalu menghadap Rasya.

"Maaf" Lirih nya dengan menundukkan kepala.

"Untuk apa Nath? Lo gak punya salah sama gue" Ujar Rasya.

"Gue gak suka lo deket dia" Ujarnya jujur.

"Maksud lo?"

"Gue gak suka liat lo deket sama Gavin Sya"

"Tapi kenapa? Gue kan gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia"

"Gue suka sama lo" Jawabnya cepat.

****

Kantin

"Nathan sama Rasya kemana?" Tanya Alen.

"Gue gatau dia kemana, waktu Nathan ke ruangan kelas gue dia langsung narik Rasya" Jawab Sinta.

"Gue rasa Nathan cemburu deh sama Rasya" Ujar Davin.

"Gue juga ngerasa gitu, abisnya aneh aja waktu Gavin mau ngomong sama Rasya, Nathan ganggu mereka dan bawa Rasya dari sana" Ujar Fero.

"Bagus deh, gue gak suka Rasya sama Gavin, Mending sama Nathan" Timpal Arga sambil memakan batagor nya.

"Iya gue setuju kalo mereka berdua jadian" Lanjut Anna mendukung mereka.

"Kalian berenam ngomongin gue?" Tanya Rasya tiba-tiba. Membuat Sinta dan yang lain membulatkan mata sempurna.

"Mampus!" Batin mereka semua.

"Nggak Sya, lo salah denger" Ujar Alen. Rasya hanya manggut-manggut saja.

"Eh iya, kok lo sendiri? Nathan mana?" Tanya Sinta.

"Nathan di panggil sama pembina OSIS" Jawabnya jujur.

"Kok gue nggk? " Tanya Davin.

"Katanya cuma ketua doang, wakil gak usah" Ujar Rasya.

"Itu artinya lo gak guna Vin" Sadis Fero dan Arga.

"Sumpah jahat banget"  Ucapnya mendramatis.

****

Waktu terus berjalan, jam sudah menunjukan pukul 10 malam tapi Rasya masih belum tertidur. Ya dia memikirkan ucapan Nathan saat di taman belakang sekolah.

Rasya [SUDAH TERBIT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang