01 - Eksitensi

801 80 15
                                    

-Tidak terbaca sama sekali.-

...

"Aihhh Phi Bbas kemana sih? Menyebalkan sekali aku ditinggalin." Perth mengomel karena ditinggalkan Bbas, sahabatnya.

Mereka satu asrama.

Langkah Perth terhenti saat mendengar desahan gadis di sebuah ruangan kosong, iseng sekali ia pun mencoba untuk tahu.

Disana, ada sepasang kekasih yang sedang asyik bercumbu.

Melihat adegan seperti itu untuk pertama kalinya membuatnya pusing. Hingga ia tak sengaja menabrak tempat sampah hingga menimbulkan suara gaduh.

"Siapa diluar?" teriak Mark yang terganggu, ia menghentikan kegiatannya dengan Pam lalu melangkah keluar.

Ia menemukan Perth yang sedang memunguti sampah.
Perth memunggungi Mark.

"Kamu mengintip kegiatan kami dengan sengaja?" tanya Mark dingin, ia kesal karena kegiatannya diganggu orang asing.
Perth pura-pura tidak mendengar.
Ia malas berdebat dengan orang asing.

"Mark, mana mungkin dia bisa melihat kita? Dia kan manusia biasa." kata Pam sambil menarik tangan Mark.
Mark menghela nafas.

Benar juga, saat ini ia sudah menutup akses pintu, jadi manusia biasa tidak akan bisa melihat mereka dari luar.
"Untung kamu manusia, kalau bukan sudah kujadikan makanan." cibir Mark lalu kembali masuk ke dalam.

Sedangkan Perth yang mendengar pintu ditutup, segera menelan ludahnya sendiri.

Ia sering mendengar adanya makhluk jahat di Kampus mereka, tidak ia sangka barusan itu salah satunya.

Untung ia pura-pura tidak mendengar.

Tapi, ia bersumpah tidak akan melewati lorong ini lagi, dan sebisa mungkin menghindari suara tadi.

.

Plan bertemu Perth di loker.
"Perth, wajahmu kenapa pucat?" taya Plan lalu menyentuh dahi adik tingkatnya itu.
"Aku habis bertemu hantu Phi." adu Perth, ia takut apalagi mengingat suara si hantu yang ingin memakannya.
"Hah? Hantu macam apa yang muncul di pagi hari?" tanya Plan sambil menertawakan Perth yang menurutnya ngaco deh.

"Serius, suaranya sangat menyeramkan, aku jadi takut." kata Perth serius.
"Cirinya bagaimana?" tanya Plan kepo, hantu apa yang muncul menakuti anak ini.
"Rambutnya pirang, bajunya Putih, dia tinggi dan cewek yang diciumnya sangat cantik." penjelasan Perth sukses membuat Plan terkejut.

"Mungkin itu manusia tapi kok kamu bilang dia hantu?" tanya Plan masih gak connect sama penjelasan Perth.

"Dia mau makan aku kalau aku bisa melihatnya." jawab Perth lalu memeluk Plan.
"Aku takut jika dia tahu diriku melihat mereka, bagaimana ini Phi?" tanya Perth masih takut sekali.

"Perth, lepas dulu, sekarang tatap Phi Plan." Perth melepas pelukannya lalu memandang Plan sesuai perintahnya.

Plan menjentikkan jari depan wajah Perth.

"Lupakan siapapun yang kamu lihat sebelum bertemu aku." kata Plan dengan nada dingin memerintah alam bawah sadar Perth agar Perth melupakan apa yang barusan ia lihat dan jelaskan.

Perth merasa kepalanya pusing seketika.

"Kamu nggak papa?" tanya Plan dengan lembut.
Perth mengangguk.
"Yasudah balik kelas sana." perintah Plan lalu dituruti Perth.

Plan memandang punggung Perth yang berlalu.

"Bagaimana Perth bisa melihat yang seharusnya tidak bisa dilihat?" muncul pertanyaan dalam benak Plan. Namun ia harus memastikan sendiri apakah Perth hanya berhalusinasi.

V.A.M.P.I.R.E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang