22. Gelang

178 13 1
                                    

Happy Reading
__________

“Tanpa kita sadari, orang yang berusaha mencelakai kita adalah orang terdekat kita.”

'ChandraDira'
____________


Brukk

“Lo nggak papa?”

Dira membuka matanya perlahan. Mengapa Satria berada di depannya? Bukannya tadi ia terjatuh dari rooftop?

“Dira di mana?”

“Bangun dulu, berat nih.”

Ketika menyadari posisinya, langsung saja Dira mencoba berdiri. Ternyata tadi Satria berhasil menangkapnya. Meskipun berakhir dengan keduanya yang terjatuh. Orang-orang yang tadi berkerumun kini sudah pergi satu persatu.

“Kamu nggak papa?” tanya Chandra yang baru saja datang menghampirinya.

“Jangan tanya dulu. Lebih baik masuk dan beliin Dira minum. Dia pasti syok banget,” usul Satria.

Chandra melihat Dira yang masih bergetar. Cowok itu pun mengajak Dira kembali memasuki kafe yang tadi mereka tempati. Tanpa pikir panjang, Chandra memesankan minuman. Tak butuh watu lama minuman yang dipesannya datang.
Ketika dirasa sudah lebih baik, Dira menghembuskan nafasnya pelan. Chandra yang duduk di sampingnya itu pun mengelus lengan gadis itu agar lebih tenang lagi.

“Lo tau siapa orang itu?” tanya Satria mengarah pada Dira.

“Dira nggak tau. Orang itu pake penutup mulut dan juga topi.”

“Terus ngapain kamu tadi ke atas?” Kali ini yang bertanya Chandra.

“Chandra yang nyuruh,” jawab Dira polos.

Kali ini Chandra mengernyitkan alisnya bingung. Seingatnya dia tadi tidak memberi pesan pada gadis itu. “Kapan?”

Dira pun mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pesan masuk atas nama Chandra itu. Chandra yang melihatnya ikutan bingung. Cowok itu kembali mengingat apakah tadi dirinya mengirim pesan kepada Dira. Namun yang cowok itu ingat, hanya tadi dirinya ke toilet dan ponselnya ia letakkan di —

“Loh, hp gue nggak ada,” ujar Chandra ketika tidak menemukan ponselnya di saku. Chandra kembali mengecek ponsel milik Dira. Tanpa sengaja, matanya tertuju pada room chat Dira bersama Satria.

“Ini ulah lo?”

Satria yang dituduh pun tidak terima. “Kenapa lo bisa nuduh gue?”

“Karena yang tau kita ada di sini Cuma lo. Lo tadi chat-an sama Dira 'kan?”

“Bisa aja lo yang ngerencanain ini 'kan? Apalagi Dira selalu nurut sama lo. Masalah hp lo yang ilang, bisa aja lo buang tadi.”

Apa katanya? Dibuang? Sejak kapan Chandra suka membuang barang seenaknya. Lagi pula, buat apa dirinya menyelekai Dira serta mengancam Dira untuk menjauhi Alvan?

“Lo—“ ucapan Chandra dihentikan dengan suara Dira yang sedikit lebih keras.

“Kalian ini bikin Dira pusing aja.”

Dua remaja yang tadinya bertengkar itu pun membungkam mulutnya masing-masing. Mereka tidak mau membuat Dira tambah pusing lagi.

“Menurut Dira, ini bukan kalian. Lagian dari tangannya, Dira bisa lihat kalo itu tangan cewek. Orang itu juga pake gelang dan Dira kayak pernah lihat gelang itu. Tapi Dira lupa siapa yang pake.”

Seakan tersadar sesuatu, Chandra pergi meninggalkan keduanya. Hingga lima belas menit kemudian Chandra sudah kembali dengan nafas yang ngos-ngosan.

3F • (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang