Mentari

9 2 0
                                    

Hai guys. Aku up lagi. Jangan lupa tinggalkan jejak yah.

Happy reading urie boo.

"mungkin dia lelah"

***

Suasana kota Bandung di pagi hari begitu sejuk. Sinar mentari yang menyilaukan dari celah jendela membangunkan seorang perempuan yang tidur terlentang dengan wajah polosnya.

Gadis itu menutupi wajahnya menggunakan selimut yang bergambar frozen miliknya.

"mwahhhh" gadis itu menguap tanpa menutup mulutnya.

Di liatnya jam yang hampir menunjukkan pukul delapan pagi. Gadis itu langsung saja terkesiap dari tempat tidurnya.

"what? Gue telat lagi! " ucapnya dengan memukul pelan keningnya.

Ia pun langsung saja beranjak dari ranjang menuju Kamar mandi. Gadis itu menyambar handuk mandinya yang Tak jauh dari pintu masuk.

Bruk.

Pintu tertutup.

Rumah yang sudah lebih dari tiga bulan ia tempati itu, sangat sederhana. Hanya terdapat satu kamar yang terpisah dengan kamar mandi.

Kamar mandi dan dapur dijadikan satu. Serta ruang tamu kecil yang bahkan tak memiliki satu kursi pun.

Sungguh menyedihkan hidup gadis itu.

Belum lagi, gadis itu harus berhemat untuk kehidupannya sehari-hari.

Tentu sulit baginya.

Beruntungnya ia sudah lulus sekolah. Jadi, ia tak lagi menyisihkan uang jajan untuk kendaraan umumnya.

Setelah mandi dan berdandan cantik, gadis itu melangkah keluar rumah dengan mengendarai sepeda onthel nya.

Semoga saja, kali ini Sang bos tidak memarahinya karena terlambat.

***

Di sebuah kafe pinggiran jalan. Terlihat cukup mewah dan berkelas. Pagi hari saja pengunjung telah banyak berdatangan.

Mulai dari anak sekolahan, hingga lansia yang hendak menikmati secangkir kopi ataupun sarapan pagi di sana.

Sementara pelayan sedang sibuk bekerja.

"dea" panggil seorang wanita paruh baya dari lantai atas.

Dea, seorang pelayan perempuan yang sedang membersihkan meja kasir, langsung saja mendongakkan kepalanya ke atas.

Wanita itu sedikit membungkukkan badan ketika melihat wanita yang berada di atas.

"pagi bu" sapanya dengan sopan.

"mentari sudah datang? "

Dea diam dan celingukan. Lalu, gadis itu menggeleng.

"belum bu. Kayaknya lagi di jalan! " jawabnya.

Wanita itu menaikkan sebelas alisnya dan melihat dea dengan wajah santai.

"oke. Kalau dia datang, suruh ke ruangan saya yah! " pintanya dengan tegas.

Setelah mengatakan hal itu, wanita tersebut pergi begitu saja.

"baik bu" jawabnya dengan kembali membungkuk.

Setelah wanita itu pergi, barulah mentari datang.

Dea menepuk keras jidat nya.

"astaga mentari. Kamu mah kebangetan bebal nya! " ucap dea dengan begitu lembut.

Hi, Mr CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang