Hai guys. Aku up lagi.
Jangan lupa vote dan komen yah.
Happy reading.
***
"tak perlu menunjukkan semuanya. Cukup diam dan nikmati seorang diri. Pasti terasa indah"
***
Mentari duduk tenang di sebuah pondok kecil di tengah sawah. Sesekali gadis itu menghembuskan napas dengan kesal ketika melihat zayan yang sedari tadi serius memukul paku menggunakan palu di atap pondok itu.
"zayan lo lama banget. Cepetan dikit napa sih!" kesal mentari.
Zayan melirik nya sebentar lalu kembali bekerja.
Tiba-tiba raut wajah kesal mentari berubah menjadi ceria lagi.
"eh, ohiya zay. Gue belum tahu dasar dasar penanaman biji kopi. Entar ajarin yah! " ucap mentari dengan lembut.
"apa-apaan nih cewek? " batin zayan.
Lelaki itu melihat sinis mentari.
"lo pikir lo anak sekolahan? Ngapain harus di ajar sih? "
"biar so sweet aja gitu. Selama ini gue gak pernah di ajarin sama cowok! " jawab mentari dengan menunjukkan raut wajah sedih.
Zayan malah memutar kedua bola matanya dengan malas.
"tapi sebenarnya banyak sih yang suka sama gue. Gue nya aja yang selalu nolak!"
"kenapa di tolak? "
"soalnya gue tuh terlalu indah untuk di miliki. Makanya, gue gak tegaan aja ngeliat orang-orang biasa suka sama gue! Mian, gue emang kek gini kok orangnya. Cantik, baik, cerdas, dan bermarta-
Ucapan mentari terpotong ketika zayan menyambungnya.
"martabak kali! " ucap zayan dengan ketus.
Mentari pun langsung saja berdiri dan menghampirinya. Dan zayan, lelaki itu terkejut dan bingung dengan apa yang akan mentari lakukan.
"mau ngapain lo? " tanya zayan dengan panik.
Gadis itu mengambil cangkul dan menoleh ke arah zayan dengan tatapan tajam.
"mau cangkul mulut lo! " jawab mentari dengan kesal.
Zayan pun membulatkan matanya.
"yah mau cangkul rumput lah. Dari pada gue diam terus banyak bicara. Entar umpatan pedas lo keluar semua! " jelas mentari panjang lebar.
Kemudian gadis itu pergi begitu saja meninggalkan zayan.
"tadi kakinya sakit. Tapi, itu sehat-sehat aja! " ucap zayan dengan kebingungan.
Mentari mendengarnya. Gadis itu berhenti sejenak dan menggerutu kesal pada dirinya yang lupa bersandiwara di depan zayan.
"goshh" ucap mentari dengan suara kecil.
Kini mereka berdua sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing.
Sesekali keduanya saling memandang dalam diam.
***
Sudiro, mayang, juga robin sedang berada di kebun kopi. Mereka memutuskan untuk tidak pulang ke rumah di siang hari. Mereka akan makan siang di pondok itu. Meski dengan peralatan seadanya, namun mereka begitu senang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Novela JuvenilBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...