Hai guysss.. Aku up lagi.
Jangan lupa vote dan komen yahh. Ohiya, jika ada kesalahan dalam penulisan, silakan tinggalkan di komentar yahh
Happy reading.
***
"bahkan jika kalian tidak mendapat keadilan dalam hidup, kalian harus membiasakan diri akan hal itu!"
***
Mentari terlihat begitu cekatan memotong dadu dua ekor ayam yang di belinya tadi.
Sementara nenek mayang memperhatikan cara gadis itu bekerja di dapur. Baginya, mentari adalah menantu idaman bagi sebagian calon mertua di dunia ini. Bukannya hanya parasnya saja yang cantik namun gadis itu memiliki banyak keahlian. Ia bahkan tidak menunjukkan rasa jijik ataupun takut saat memotong ayam itu.
Mentari melirik nenek yang senyum senyum sendiri.
"nenek kenapa? "
Nenek terkejut dan menggelengkan kepalanya.
"gak papa nak. Cuman salut aja sama kamu yang bisa kerja di dapur. Biasanya anak jaman sekarang jarang lo menyentuh bahan dapur seperti ini! " jawab nenek dengan lembut.
Mentari pun tersenyum malu.
"nenek bisa aja! " ucap mentari.
"ohiya tari. Gimana zayan? Kamu udah tau gak alasan dia bersikap dingin kepada kita semua? Zayan juga mau menjadi pemilik kafe? " tanya nenek dengan serius.
Mentari menunjukkan raut wajah sedih.
"aku belum tanya soal menjadi pemilik kafe nek. Tapi, tentang sikap dinginnya, aku merasa dia sengaja karena masa lalu itu nek. Zayan orangnya juga suka ngelawak kok. Dia juga ramah dan senyumnya itu keren! Biasanya kalau dia udah keasikan ngomong sama aku, dia jadi cerewet dan aku merasa itu sifat aslinya sih! " jelas mentari sambil memikirkan zayan.
"benar nak. Zayan memang seceria itu. Seramah dan suka membuat lelucon. Akhirnya bukan hanya kakek dan nenek yang berpikir seperti itu. Kamu juga" kata nenek.
Mentari mengangguk paham dengan ucapan nenek.
"tari. Kamu gak usah lagi mencari tahu tentang masa lalu zayan yah. Biarkan itu berlalu. Nenek yakin, jika kalian sudah semakin dekat, zayan pasti bercerita sama kamu!" lanjut nenek dengan menatap lembut mentari.
"iya nek! " jawab mentari dengan sangat patuh.
"tapi nenek minta sama kamu untuk mengajak dia menjadi pemilik kafe. Nenek yakin jika zayan yang mengelolanya, kafe itu akan sukses nak! Makanya nenek ingin sekali zayan menjadi pemiliknya! " pinta nenek.
Mentari mengangguk dengan penuh semangat.
"siap nek. Aku bakal terus bujukin dia untuk jadi pemilik kafe! Aku akan melakukan berbagai cara supaya dia mau! " jawab mentari dengan serius
Nenek tersenyum dan mengangguk.
"nenek percaya sama kamu! " ucap nenek sambil mengelus pelan pundak mentari.
Mentari pun lagi-lagi tersenyum malu.
***
Suasana makan siang terasa hening. Mentari menikmati makanan dengan begitu lahap.
Sesekali zayan melirik gadis itu dengan ekspresi jijik nya.
"kalau makan tuh pelan pelan. Kayak di kejar setan aja! " tegur zayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Novela JuvenilBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...