Aku up lagi guys. Jangan lupa vote dan komen yah.
Happy reading!!
***
"jika ada kata melukai hati, anggap saja sebagai angin lalu. Jangan biarkan kata-kata itu membuat mu lemah sehingga enggan melangkah jauh! "
***
Kota Bandung kini sedang di landa hujan.
Sedari pagi, hingga malam ini hujan tak pernah berhenti. Meski hujan merupakan anugerah dari Tuhan, banyak juga manusia yang tak bersyukur dengan kehadirannya.
Contohnya saja robin. Lelaki itu duduk diam dengan wajah cemberut nya. Sedari tadi ia selalu saja mengeluh karena tidak bisa kembali ke rumah.
Sejujurnya ia akan betah di rumah Zayan jika lelaki itu tak melihat keberadaan mentari di sana. Ia tidak suka dengan mentari karena gadis itu diam-diam selalu mengejeknya.
Apalagi jika kakek, nenek, juga zayan meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Keduanya akan mengobrol dan membicarakan tentang banyak hal di diri mereka dengan sangat berlebihan.
Misalnya saja mentari. Gadis itu mengatakan bahwa ia adalah anak orang kaya di Jakarta. Ia sering melakukan banyak trip di hampir seluruh dunia bersama dengan keluarganya.
Maksudnya saat keluarganya masih utuh yah guys.
Dan robin. Lelaki itu mengatakan bahwa ia adalah lulusan terbaik di Sma yang ada di kampungnya. Semua orang menyegani ia karena ia juga berasal dari keluarga yang terpandang. Ketika mentari bertanya tentang alasannya yang tak pernah menaiki pesawat, dengan begitu angkuh robin menjawab bahwa emak dan abah nya sangat sibuk mengurus tugas Desa dan bekerja di Ladang. Belum lagi, ayah robin adalah pemilik tanah terbesar kedua di desa itu setelah kakek dan nenek zayan yang menempati posisi pertama.
"gue merasa lo itu gay tau gak! " ujar mentari dengan serius.
Selain mereka berdua, zayan juga berada di sana. Sementara kakek dan nenek berada di belakang. Mereka sedang menyiapkan makan malam.
Mentari mengatakan hal itu karena di liatnya robin yang terus mencuri-curi pandang dengan zayan.
"eh kamu jangan asal ngomong yah. Kamu gak tahu-
Mentari langsung saja menyambung ucapannya.
"kamu gak tahu kalau saya beneran gay! " ucap mentari dengan meniru bibir monyong robin.
Zayan hanya menyaksikan cekcok mulut keduanya.
"ih kamu-
"shut up! " pinta mentari dengan mencondongkan tubuhnya dan meletakan jari telunjuknya di bibir robin.
Lelaki itu terdiam dengan mata melotot. Jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya terasa dingin dan seketika tubuhnya melemas.
Ini adalah kali pertamanya di buat meleleh oleh wanita.
"lo ngomong apapun juga gue gak peduli. Gak guna! Lo ngomong nya melantur muluh! " cibir mentari.
Zayan sedikit tertawa mendengarnya.
"gue lapar. Mending gue bantuin kakek dan nenek masak. Itu menyenangkan dan mengenyangkan! Bukan mengecewakan kek mantan! " ucap mentari yang begitu mendramatiskan hidupnya.
Seketika zayan memutar kedua bola matanya dengan malas. Lelaki itu menyimpan kembali buku yang sedang ia baca di atas meja dan pergi meninggalkan mereka. Kesal rasanya mendengar kata mantan. Begitu lah pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Teen FictionBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...