Hai guys. Aku up lagi. Jangan lupa tinggalkan jejak yahh.
***
"ada gajah di balik batu"
***
Mentari terlihat duduk santai di ranjangnya sambil memakan kacang rebus yang di masak oleh Zayan. Pandangannya tak pernah luput dari ponselnya. Gadis itu memang sedang menonton video di youtube tentang kopi.
Meski sakit, ia tetap belajar tentang kopi. Entah apa yang membuatnya tertarik akan hal itu. Tapi yang pasti, ia melakukan semuanya karena ia merasa bahwa masa depan zayan dan dirinya ada di kopi tersebut.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka dan menampilkan zayan di sana. Lelaki itu berjalan ke arah mentari sambil membawa makanan dan air putih untuk gadis yang katanya sedang sakit itu.
"tari. Kok lo udah makan kacangnya sih? Lo kan belum makan nasi! " ucap zayan ketika ia telah berdiri di hadapan mentari.
Gadis itu menunjukkan cengirannya.
"maaf zay. Kacang rebus nya enak. Gue gak bisa nahan jadi gue makan deh! " jawab mentari.
Zayan menghembuskan napas dengan kasar. Terserah mentari saja. Lelaki itu pasrah dengannya. Zayan mengambil paksa kacang rebus yang ada di atas meja dan menggantinya dengan makanan yang ia bawa.
Mentari melihat makanan itu dengan ekspresi jijik.
"gak suka bubur! Gak ada rasanya! " ucap mentari dengan nada manja.
"gak boleh gitu tari. Semalam lo gak makan. Hari ini lo belum sarapan, tapi udah makan kacang. Lo maunya apa sih? " tanya zayan dengan kesal.
"di suapin! " ucap mentari dengan malu-malu.
Sontak saja zayan terdiam mendengarnya. Lelaki itu melihat mentari dengan wajah datarnya. Apakah ia harus menuruti ucapan gadis ini? Atau ia membunuhnya saja? Akh kejam sekali jika harus membunuh gadis manis itu. Lebih baik ia memilih pilihan pertama. Namun memberi syarat agar gadis itu diam.
"gue suapin tapi ada syaratnya! "
"apa syaratnya? " tanya mentari dengan begitu penasaran.
"gak usah bahas tentang kopi lagi! Gimana? " jawab zayan dengan serius.
Seketika mentari melihatnya dengan sinis. Gadis itu kesal melihatnya.
"kenapa harus itu sih? Udah akh. Gue makan sendiri aja! " ucap mentari dan langsung mengambil makanan yang berada di atas meja.
Zayan tersenyum puas dengannya. Melihat tangan mentari yang gemetar memegang semangkok bubur, zayan pun langsung saja mengambil bubur itu dan mulai menyuap mentari.
Namun, mentari menolak. Gadis itu menjauhkan tubuhnya dari zayan.
"gak usah. Jangan bantuin gue. Gue kan gak setuju sama syaratnya! " tegas mentari.
"Udah, yang tadi lupain aja! Gue ikhlas ngelakuinnya! " jawab zayan.
Seketika gadis itu tersenyum manis pada zayan.
"ikh. Selain ganteng lo romantis juga tau gak! " puji mentari dengan sedikit mencubit gemas pipi zayan.
Dan lelaki itu, menunjukkan ketidaknyamannya akan gadis bobrok di hadapannya itu.
"dasar nakal! " ujar zayan.
Mentari tak membalas. Gadis itu malah terus menjahilinya.
Ketika mentari sedang sibuk menggoda zayan yang sedang menyuapinya, tiba-tiba perhatian mereka teralihkan ketika ponsel zayan berdering.
Zayan melirik nama yang tertera di panggilan itu. Langsung saja moodnya rusak melihat nama yang tertera di sana "ibu".
"siapa? " tanya mentari yang berpura-pura tak tahu. Padahal ia juga melirik nama yang tertera di sana.
Zayan tak menggubrisnya. Lelaki itu masih terus menyuapi mentari hingga bubur itu habis. Dan panggilan itu masih terus berdering.
Tiba-tiba satu pesan masuk. Bukan ibu zayan. Nomor yang tak di kenal mengirimi zayan pesan. Langsung saja zayan membaca pesan itu.
"zayan ini aku aletta. Aku kangen banget sama kamu. Aku gak tahu lagi gimana kabar kamu. Tapi, kemarin aku ketemu sama ibu. Kata ibu, kamu di Bandung. Ibu juga bilang kamu baik-baik aja di sana. Ibu pasti udah ngasih tahu kamu tentang ulang tahun lea. Adik kelas kita sewaktu Sma juga calon tunangan kamu. Aku harap kamu pergi ke pesta itu. Kalau emang kamu gak mau hadir dan di dekatin sama orangtua kamu ke lea, kamu harus bawa pasangan. Aku gak mau melihat cowok yang aku sayang di buat patah hati karena orang orang yang gak berguna kek dia! I miss you my boy"
Reaksi zayan ketika membaca pesan itu campur aduk. Terlihat zayan terkejut, kebingungan dan terakhir menunjukkan ekspresi jijik ketika membaca kata 'i miss you' dari sang mantan pacar, aletta.
Mentari melihat zayan dengan penuh kebingungan. Lelaki itu bahkan tidak menyadari bahwa sendok bekas bubur itu masih terus ia dekatkan ke mulut mentari hingga mulut mentari blepotan.
Mentari pun langsung saja mengambik sendok dan memukulnya di kepala zayan dengan sedikit keras.
Lelaki itu meringis kesakitan.
"awh, lo apaan sih? "
"lo gak liat mulut gue udah blepotan kek gini? " tanya mentari dengan galak.
"iya iya maaf! Sini gue bersihin! " ucap zayan dengan pasrah.
"udah gak usah. Balas aja pesan itu! " tolak mentari dengan anarkis.
Zayan pun langsung saja menaikkan kedua bahunya.
"gak akh. Gak penting! "
Mentari melihat dengan jelas zayan yang kebingungan harus berbuat apa. Lelaki itu memang pandai menyimpan rahasia yang ada pada dirinya.
Suasana hening. Kedua remaja yang sedang memasuki fase dewasa itu kini sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.
***
Singkat padat dan jelas dulu yah guys. Besok lagi up nya. Terimakasih telah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Teen FictionBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...