Hai guys. Aku up lagi. Jangan lupa vote dan komen yahh.
Happy reading.
***
"karena berawal dari pertengkaran aku menjadi ingin lebih mengenalimu"
***
Jam telah menunjukkan pukul delapan pagi. Semua orang telah melakukan banyak aktivitas baik di luar maupun di dalam rumah.
Namun, berbeda halnya dengan mentari. Gadis yang tak tahu malu ini masih menggeliat di tempat tidurnya. Bahkan posisi tidurnya sedari malam tak pernah berubah. Apa mungkin ia kelelahan? Entahlah. Ia juga selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang kebiasaan buruknya itu. Namun, ia sama sekali tak menemukan jawaban. Menurutnya, mungkin itu semua adalah takdir yang tuhan berikan padanya. Jadi, ia harus bangga memilikinya.
Dasar cewek bobrok.
Rupanya, zayan telah lama menunggu mentari. Sang kakek dan nenek memintanya untuk mengajak mentari pergi ke kebun bersama. Awalnya zayan menolak. Namun, usut punya usut, ia punya rencana. Setelah berpikir panjang, zayan pun sadar. Kehadiran mentari, rupanya membawa keuntungan baginya. Ia akan memanfaatkan gadis itu untuk membalas dendam pada seseorang yang sudah melukainya di masa lalu.
Mungkin terlalu kejam. Namun, ini adalah kesempatan langka. So, ia tidak akan melewatkannya.
Kesabaran zayan yang menunggu gadis itu telah habis. Karena mentari, ia kehilangan banyak waktu untuk bertani di kebun. Akh gadis itu, selalu saja membuatnya kesal.
Dengan cepat, zayan melangkah memasuki kamar mentari.
Di liatnya gadis itu masih tertidur pulas.
Zayan pun membuka gorden kamar hingga sinar matahari menembus ruangan itu.
"aiishh. Kenapa sih? Jangan ganggu gue tidur! " ujar mentari dengan suara parau.
Zayan menatapnya dengan tajam. Ia pun menarik selimut mentari.
"anjir" keluh mentari.
Ia pun kembali menarik selimut tersebut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"LO MAU TIDUR TERUS ATAU GUE TIDURIN? " tanya zayan dengan penuh penekanan dalam setiap katanya.
Seketika mentari membuka mata dan bangkit dari tidurnya. Gadis itu sama sekali tak memandang wajah zayan. Ia hanya berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dan zayan, lelaki itu menahan tawa ketika melihat wajah mentari yang ketakutan. Bahkan tak mengatakan apa-apa.
***
Sambil menunggu mentari berpakaian, zayan pun memilih untuk menyiapkan segala alat yang akan ia bawa ke kebun.
"gergaji, palu, cangkul, udah. Terus? "
Zayan terlihat sangat serius.
Ceklek.
Pintu utama terbuka dan menampilkan mentari dengan wajah kusut nya.
Entah apa lagi masalah gadis itu.
Zayan melirik nya sebentar. Kemudian lelaki itu kembali melakukan aktivitas nya.
"dasar cewek drama" gumam zayan.
Usai menyiapkan seluruh peralatannya, zayan pun berdiri dan menjelaskan pekerjaan mentari hari ini.
"tugas lo bawa cangkul sama palu ini! " pinta zayan sambil menyerahkan kedua alat itu.
Seketika mentari menunduk lesuh mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Fiksi RemajaBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...