Hai guys. Jangan lupa vote dan komen yah.
Happy reading
***
"pertemuan pertama yang memulai segalanya"
***
Mentari berdiri dengan merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Gadis itu terlihat menghirup udara sejuk di kebun kopi sekitar pukul sembilan pagi.
"waaaahh. Nikmat tuhan mana lagi yang gue dustain! " ucap mentari dengan tersenyum senang.
Sekedar informasi. Bahwa gadis itu adalah pencinta alam. Dulu, sewaktu ia masih berumur sepuluh tahun, ia beserta keluarganya, juga teman-temannya selalu berlibur dengan menjelajahi alam. Kadang, ia juga memberanikan diri untuk pergi sendiri ke tempat-tempat indah di pelosok desa. Meski harus menempuh waktu panjang, namun kelelahannya terbalas ketika ia tiba di tempat itu.
Ia menyukai pantai, pegunungan, danau, juga suasana pedesaan. Impiannya nanti, jika telah tua, gadis itu akan menarik diri dari keramaian di pinggiran kota dan pergi ke Desa. Entah di Desa mana yang nanti akan ia tinggali. Namun yang pasti, tempat itu indah dan jauh dari kebisingan.
Tapi, itu masih impian sederhananya yah guys. Masih ada lagi kok impian terbesarnya. Namun, ia enggan untuk mengatakan pada orang lain. Ia merasa, jika impian tersebut di ketahui oleh banyak orang, pasti tidak akan terwujud. Entah mitos atau fakta, tapi ia benar-benar tak pernah memberi tahu siapapun tentang mimpi itu.
"eh, btw mandor gue siapa yah? " tanya mentari pada dirinya sendiri.
Gadis itu melihat ke kanan kiri nya. Tak ada siapapun. Lantas siapa yang akan menjadi pemandunya saat bekerja di kebun itu. Akh sudahlah. Lebih baik ia berjalan-jalan sambil menikmati keindahan kebun kopi.
Sambil bersenandung ria, ia juga sesekali melihat biji kopi yang masih menghijau.
"hmm. Ini kopi apa yah? "
Mentari bingung melihat jenis kopi itu.
"akh bodo amat. Entar gue tanya aja sama si kang kopi nya! " ucap mentari dengan enteng.
Di pikirnya si kang kopi akan semudah itu jika di tanyai.
Kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya menyusuri kebun.
***
Zayan berjalan seorang diri menuju kebun kopi yang baru saja beberapa menit ia tinggal. Lelaki itu pergi menemani robin yang sedang buang air besar di kali dekat kebun. Lama menunggu dan tidak lagi mendengar suara robin, zayan memutuskan untuk meninggalkannya. Biarkan saja robin sendiri. Toh zayan juga tidak tahu di mana rimbanya saat ini.
Ketika baru saja memanjat pagar, zayan melihat seorang perempuan yang sedang serius mengamati pohon kopi.
Zayan sedikit terkejut sebelum akhirnya ia menghampiri gadis itu.
Dari jarak dekat, zayan kembali mengamatinya. Perempuan yang berbadan tinggi sekitar seratus enam puluh sentimeter, kulit yang tidak semuanya terekspos karena ia menggunakan kemeja merah lengan panjang. Namun, bisa di liat jika kulit gadis itu cerah. Rambutnya hitam panjang dan lurus namun di tutupi oleh topi berwarna hitam bertuliskan "Holiday".
Namun, yang belum terlihat jelas adalah wajahnya. Biasanya, seseorang yang jika di liat dari belakang bentuk badannya bagus, pasti wajahnya kurang bagus. Zayan sangat percaya itu. Karena sewaktu dulu ia sangat berpengalaman mengamati orang-orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Ficção AdolescenteBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...