Suasana kelas Xl IPS 1 tampak lebih gaduh dari biasanya. Itu karena jam kosong sedang berlangsung. Bu Siska yang seharusnya mengajar mata pelajaran ekonomi berhalangan hadir karena melahirkan. Alhasil kelas dibiarkan kosong, tetapi tetap diberikan tugas untuk mengerjakan tugas di buku paket sebanyak tiga halaman. Meski kondisi kelas tidak kondusif karena sebagian mereka berkeliaran tidak jelas, sebagai ketua kelas, Angga tetap tidak mengizinkan mereka keluar kelas, pengecualian pergi ke toilet.
"Hah.." Zaki menghembuskan nafas melalui mulut dengan keras. "Kalo kosong mah kosong aja, kenapa harus ada tugas, sih?"
Aldi menggelengkan kepala, jengah menatap Zaki yang sedari tadi mengeluh tak ada habis-habisnya, "Emang kalo gak ada tugas mau ngapain?"
"Tidur, lah! Ngapain lagi."
"Kalo mau tidur terus, mending gak usah sekolah sekalian, lah!" balas Aldi meniru nada bicara Zaki.
Angga terkekeh, "Pokoknya nanti sebelum istirahat harus udah kelar, ya, tugasnya. Lebih dari itu, ngumpulin sendiri ke ruang guru."
"Jadi ketua kelas lo yang agak asyikan dikit, lah, Ngga. Jangan kaku-kaku amat, minimal ngasih contekan, kek," ujar Rio malas sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
"Nyontok mulu, lo!" seru Zaki.
"Lah.. kayak lu kagak aja, Zak! Ngaca dong, ah!"
Zaki langsung cengengesan, "Ya.. minimal gue masih niat nulis ulang soalnya, lah elo.. nulis soalnya aja tulisannya kayak cakaran ayam."
"Yang menting kan jawabannya!"
Zaki mendesis sambil melirik Rio sinis, "Masalahnya jawaban lo juga kagak bener, bego!"
Angga dan Aldi kompak tergelak. Mereka berdua memang suka sekali meributkan hal yang tidak penting. Mendebatkan soal contek-mencontek yang mereka sama-sama lakukan.
"Gampang, ah. Tinggal nyontek punya Angga aja."
Angga mencebikkan bibirnya, "Idiih.. ogah gue dicontekin mulu!"
"Yaudah, sih, punya Aldi juga masih ada," tandas Rio kesal.
Aldi segera memasukkan buku tulisnya ke lorong meja dengan ekspresi datarnya. Melihatnya, Angga kembali tergelak kencang, "Mampusss lo berdua!"
Tok tok tok
Seketika suasana kelas langsung hening. Tubuh mereka membeku sesaat sebelum secepat kilat berlari ke bangkunya masing-masing. Jam kosong yang mereka kira akan berlangsung lama, kini harus berakhir.
Zaki melirik Angga sinis, "Lo kalo ngasih info yang bener, dong.. katanya sekarang full jam kosong."
Angga mengerutkan kening, "Bener, kok, orang gue dikabarin langsung sama Bu Siska."
Zaki mendesah lesu. Saat akan menyemburkan kalimat protesnya, bunyi ketukan pintu kembali terdengar, lengkap dengan sebuah kepala yang menyembul di balik pintu masuk kelas. Akibatnya, ia kembali menelan kembali kata-katanya.
"Halo.. Assalamualaikum.." sapa sebuah suara di depan sana.
"Waalaikumsalam.." jawab sesisi kelas dengan kompak.
Andin, sosok pelaku sang pengetuk pintu itu, langsung menyengir lucu, "Boleh minta waktunya sebentar?" tanyanya masih dengan badan di balik pintu.
Angga yang sempat tertegun, mengerjapkan matanya. Setelah sepenuhnya tersadar, ia kontan mendengus geli, "Masuk aja kakak-kakak OSIS," ujarnya tengil.
Andin sempat melirik Angga dengan tajam sebelum kepalanya menengok ke belakang dan berbicara dengan sosok yang sejak tadi berada di belakangnya.
"Kami izin masuk, ya.." izin Andin sambil memasuki kelas dengan Arif berada di belakangnya. Mereka berdua lalu memposisikan diri di tengah-tengah kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andin : Ketua OSIS
Teen FictionAngga Bagaskara mendapatkan Andin Mahesa sebagai pacarnya melalui permainan truth or dare yang ia mainkan bersama teman-temannya. Meski awalnya ia tidak memiliki rasa sedikit pun pada gadis itu, tetapi pada akhirnya Angga takut Andin kecewa padanya...