20. Typo

1.8K 69 8
                                    

"Ngapain?" Asik asik melamun tiba tiba Ia melihat kepala Adel melintas di depannya membuat Fiona reflek memukul nya dengan tepak Raisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain?" Asik asik melamun tiba tiba Ia melihat kepala Adel melintas di depannya membuat Fiona reflek memukul nya dengan tepak Raisa.

"Anying! Sakit bos" decak Adel sembari memegangi kepalanya.

"Lo ngagetin gue tau!"

"Ya abis nya lo dari tadi melamun mulu. Udah trapeling sampe mana tuh otak?" Timpal Raisa.

"Selokan di inggris!" Balas Fiona asal. Ia mencibikkan bibir nya kesal sebelum matanya kembali berkaca kaca.

"Ututututu. Naks om Langit nangis? Cini cini peyuk Mira cini" Mira pun merentangkan tangannya agar memudahkan Fiona untuk memeluk dirinya.

Ia tahu bahwa saat ini hatu Fiona masih sangat syock atas apa yang David lakukan beberapa hari yang lalu. Pesta yang seharusnya dimeriahkan dengan senyum merekah malah menjadi pesta dengan segala juga sakit yang Fiona tanggung sendiri.

Hati nya salah memilih tempat untuk berpijak, terlalu menaruh banyak harapan serta terlalu Welcome untuk seseorang yang salah.

Segera Fiona langsung memeluk Mira erat serta meremas seragam nya, melampiaskan segala rasa luka yang ia pendam.

Mengapa cinta sesakit ini? Sesesak ini dan seperih ini?. Jika pada akhirnya seperti ini, maka ia akan menutup hati nya untuk sementara waktu.

Membiarkan hati nya berinteraksi kepada orang yang benar benar tulus padanya.

Untung saja kelas nya sepi, hanya ada mereka berempat yang ada di kelas Membuat Fiona bisa bebas menumpahkan segala sakit yangi pendam.

Melihat sahabatnya terisak pelan di dekapan Mira, Membuat mereka menatapnya prihatin. Mereka juga punya hati dan mereka juga tau apa yang Fiona ini rasakan.

Sakit, namun tak berdarah lebih sakit dibanding luka fisik. Luka fisik bisa diobati dengan obat dan akan kering seiring berjalannya waktu.

Namun luka di hati? Ah, itu tergantung. Tiap orang mempunyai cara sendiri untuk menyembuhkan, dan menutupi luka nya.

Walau sangat sulit, namun tenang, waktu dapat menghapus luka tersebut.

"Udah gak usah dipikir laki laki kayak gitu. Gak ada gunanya nangis. Dia aja dengan rasa tidak bersalahnya mengatakan hal menyakitkan itu di depan lo. Sedangkan lo malah sibuk nangis, nangis dan nangis" nasihat Mira.

"Iya Fi, lo gak boleh tenggelam dalam kesedihan. Gak baik buat lo sendiri. Lo masih punya kita yang akan siap minjamin lo bahu buat bersandar" timpal Raisa dan diangguki oleh Adel.

Tangan Mira pun mengusap punggung Fiona berusaha menenangkan, namun apa daya, yang terjadi malah tambah histeris. Isakan semakin kencang dan bahu nya semakin bergetar.

"Cup, cup, cup. Jangan nangis tayang ku" ucap Raisa mengelus rambut Fiona.

"Najong hiks..."

"Lo tau Apa itu cinta?" Tanya Adel.

Fiona (Sequel my Chubby Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang