37. Kecolongan

962 36 3
                                    

DO YOU MISS ME!?

"Kalo suka itu ungkapin, kalo lo terlambat, nanti di embat orang gue mampusin lo! Lagi pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo suka itu ungkapin, kalo lo terlambat, nanti di embat orang gue mampusin lo! Lagi pula ... kalo bukan karena gue, lo gak bakal nemuin pengganti 'Ara' kan?"

"Karena itu gue kejebak sendiri sama permainan lo!" kata David menggeram marah.

"Lo suka sama Fiona?" tanyanya.

David terdiam sejenak, matanya menatap tak suka pada tangan Zafier yang tersampir pada kepala Fiona dan sesekali mengacaknya. Zafier terus membuat Fiona kesal dan tertawa dalam satu waktu, sedangkan dirinya? Hanya membuat gadis itu sakit.

"Lo cemburu?" tanya Ardhi

Rahang David mengeras, tangannya terkepal kuat hendak meninju wajah menyebalkan Zafier.

Ia langsung berdiri, namun Ardhi menahan dada David agar tidak terjadu perkelahian. "Tenang ... tenang, gue juga panas, lo kira gue gak suka gitu sama Fiona," ungkap Ardhi yang sedari tadi menahan sesak di dada. Ya iya lah! Orang yang dia suka tertawa lepas dengan Zafier.

David berdecak dan duduk dengan kesal, kepalanya menunduk dan mengacak-acak rambutnya frustasi. "Gue gak mau ya persahabatan kita hancur gara-gara Fiona," kata David pada Ardhi.

Ardhi terkekeh sejenak, mengeluarkan rokok dan korek lalu membakar ujung batang korek tersebut. "Bukannya udah hancur dari dulu?"

"Kan abis baikan tadi!" David mengepalkan tangannya ke depan wajah Ardhi seolah geram ingin menonjok wajahnya.

Ardhi menghembuskan nafasnya hingga kepulan asap keluar dari hidung dan mulutnya. "Iya juga ya?"

David menyonyor kepala Ardhi. "Bego!" umpat David.

"Udah Fiona gue ikhlasin buat lo aja. Lagi pula, yang suka sama gue juga bejibun," kata Ardhi lalu menyisir rambutnya kebelakang.

"Najis! Gue gak bakal biarin Acha sama Zafier itu! Gak bakal gue lepasin! Gue gak perduli mau Acha suka atau kagak!" katanya penuh penekanan.

David menoleh kearah samping dan tidak menemukan Ardhi, Laki-laki itu sudah meninggalkan dirinya yang sedang mengomel sendiri.

David berdecak sambil menendang batu ke sembarang arah dan mengumpat pelan.

***

Siang itu, di atas rooftop, di bawah langit ada dua orang remaja yang saling berdebat. Bukan 'saling' tapi salah satu dari mereka tampak meluapkan emosinya dengan nafas yang menggebu.

Seribu satu umpatan telah Fiona keluarkan dari mulutnya yang sekian lama terpendam, tangannya sesekali menampar pipi David atau meninju dada David sekuat tenaga.

Laki-laki itu hanya diam sambil menerima segala macam umpatan dan pukulan yang Fiona berikan.

Merasa lelah lantaran sedari tadi hanya berdiri hampir setengah jam hanya karena mendengarkan cacian menyakitkan dari Fiona, David akhirnya menaruh telunjuknya tepat di bibir Fiona hingga gadis itu langsung diam.

Fiona (Sequel my Chubby Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang