3. Curiga

894 44 4
                                    

Happy reading ....

.

.

Kelas telah bubar dari lima menit yang lalu. Membuat mahasiswa/i berhamburan keluar setelah sang dosen meninggalkan ruangan. Akhirnya jam kuliah hari ini selesai juga, dan mereka bisa pulang atau pergi untuk sekedar hangout dengan teman atau pacar. Berhubung hari ini adalah malam minggu.

"Kita jadi ke mall enggak, nih?" tanya Agnes yang sudah selesai merapikan barang-barangnya.

"Gue ngikut aja," sahut Bulan yang sedang membalas pesan dari Fajar.

To: Fajar

Aku izin ke mall sama Agnes dan Gina, ya?

Tak berselang lama balas langsung membalasnya.

From: Fajar

Iya. Kamu hati-hati

To: Fajar

Iya

"Jadi aja, deh. Gue pengin refreshing," ucap Gina.

"Ya udah, ayo!"

Mereka bertiga keluar dari kelas menuju ke arah parkiran. Jarak antara kelas dan parkiran cukup jauh. Mereka yang berada di lantai tiga gedung paling barat universitas ini, harus turun tangga, kemudian berjalan melewati gedung fakultas ekonomi dan bisnis (FEB), barulah mereka akan sampai di parkiran.

Saat melewati gedung FEB, mereka bertiga berpapasan dengan Fajar dkk. yang kebetulan ingin keluar dari gedung itu menuju parkiran. Sepertinya kelas mereka juga telah usai.

"Hai, Sayang. Kamu mau kemana?" Jangan berharap kalau itu adalah suara Fajar, karena nyatanya itu adalah suara Bobi yang menyapa pacarnya --Gina. Iya, benar! Gina dan Bobi adalah sepasang kekasih, sama seperti Fajar dan Bulan. Bedanya adalah mereka tidak backstreet seperti Fajar dan Bulan.

"Jijik gue!" Irfan berlaga seperti mau muntah kala mendengar perkataan Bobi tadi.

"Sok iye lu! Kalo lo punya pacar juga kayak gitu," balas Bobi menggeplak kepala Irfan pelan.

"Enggaklah! Mana mungkin gue kayak gitu!" ujar Irfan tak mau kalah.

"Awas aja kalau lo punya pacar, kelakuan lo juga kayak gini, gue bakal ledekin lo sampai mampus!" Bobi menatap Irfan meremehkan.

Beginilah kalau mereka sudah berdebat, mereka tidak akan mempedulikan sekitar. Seperti sekarang, Fajar, Bulan, Agnes, dan Gina hanya bisa menjadi penonton sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka.

"Kalian bisa enggak, sih! Enggak debatin hal-hal sepele gitu? Malu tuh diliatin!" Fajar berusaha menengahi agar mereka tidak berdebat lagi. Ia jengah dengan kelakuan sahabat-sahabatnya itu yang benar-benar unfaedah. Kalau bukan sahabat, mungkin Fajar sudah menendang mereka ke rawa-rawa.

Bobi dan Irfan menatap sekeliling, dan benar saja, banyak mahasiswa/i yang lewat menatap mereka dengan bingung.

"Ya, maaf, Jar. Nih! Temen lo nyari gara-gara mulu sama gue." Bobi menatap Irfan kesal.

"Emang Irfan bukan temen lo?" balas Fajar memancing.

"Temen, sih. Tapi, nyebelin! Pengen gue-"

"Udah deh, Bi. Kamu enggak usah debat lagi. Aku mau izin pergi, nih, sama mereka." Sebelum Bobi menyelesaikan perkataannya, Gina sudah terlebih dahulu memotong perkataannya.

"Mau kemana?" tanya Bobi.

Dari tempatnya berdiri, Fajar diam-diam menatap kekasihnya dalam diam. Dan Bulan yang sadar sedang ditatap, lalu balik menatap Fajar. Tatapan mereka bertemu, seakan menyiratkan rasa yang mereka miliki. Hingga tanpa sadar, Fajar dan Bulan saling melempar senyum. Agnes yang tak sengaja melihat mereka saling tatap dan tersenyum, menatap mereka dengan dahi berkerut.

Good Bye Backstreet [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang