Happy reading ....
.
.
Dukk
Sebuah bantal mendarat dengan mulus di muka Fajar. Ia menatap nyalang ke arah sang pelaku.
"Ngapain lo nimpuk gue pake bantal?!" kesal Fajar. Ia balas melempar bantal itu, yang berhasil ditangkap oleh Bobi.
"Siapa suruh lo senyam-senyum sendiri. Kan gue pikir lo gila, atau kesambet penghuni kamar ini gitu," jawab Bobi santai.
"Heh!? Lo pikir kamar gue ada setannya apa? Yang ada lo tuh setannya." Irfan yang tadi fokus main game di ponselnya menoleh, dan menjitak kepala Bobi cukup keras. Ia tidak terima kamarnya dikatakan ada setannya.
"Sakit bego!" balas Bobi sambil mengusap dahinya yang memerah. "Enggak berperikemanusiaan lo, ya!"
"Gue itu berperikemanusiaan, cuma pas ketemu lo hilang gitu aja. Kayak mantan yang ngilang setelah putus," jawab Irfan santai.
"Lo pikir gue hewan?!" ucap Bobi tak terima.
Fajar menikmati cekcok kedua temannya, tanpa berniat untuk memisahkan. Ia masih tetap asyik mengunyah snack yang ia beli di supermarket sebelum ke sini.
"Nama lo kan nama hewan," jawab Fajar asal.
"Nah, betul tuh kata Fajar," setuju Irfan.
"Enak aja! Nama gue itu Bobi, B-O-B-I. Bukan babi!" Bobi menatap keduanya kesal. Selalu saja namanya dikaitkan dengan hewan berkaki empat dan memiliki hidung besar itu.
"Gue enggak bilang gitu padahal, tapi lo udah memperjelas." Fajar tertawa sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Sialan lo!" Bobi melempar bantal di tangannya ke arah Fajar, tapi dengan gesit Fajar bisa menghindarinya.
Irfan dan Fajar tertawa melihat tingkah Bobi yang sedang kesal itu. Inilah mereka bertiga, tidak pernah akur satu sama lain. Kegilaan mereka sepertinya sudah mendarah daging. Tapi, percayalah! Dibalik sikap mereka yang seperti itu, mereka sangatlah solid dan royal satu sama lain.
Mereka itu sudah bersahabat semenjak masih SMP. Suka dan duka sudah mereka rasakan bersama. Dihukum bersama? Pernah. Itu karena waktu SMA mereka pernah terlambat. Dan gara-garanya adalah Bobi, lelaki itu telat bangun hingga membuat Fajar dan Irfan harus membangunkan Bobi yang terkenal memang susah dibangunkan. Kebetulan waktu itu mereka memang sedang menginap di rumah Bobi yang sepi, kedua orangtuanya sedang pergi ke luar kota. Jadilah mereka terlambat dan berujung dihukum hormat bendera selama 2 jam pelajaran.
Dan soal hubungan Fajar dan Bulan, baik Bobi maupun Irfan sudah tahu. Sebenarnya itu karena sebuah ketidaksengajaan. Saat itu mereka bertiga sedang berada di rumah Fajar, dan secara tiba-tiba Bulan datang ke sana karena permintaan bundanya Fajar. Jadilah, Bobi dan Irfan tahu kalau keduanya memang sudah resmi menjadi sepasang kekasih.
Namun, Bobi dan Irfan awalnya tidak percaya dengan kenyataan itu. Mereka menganggap itu hal yang mustahil. Selama ini mereka berdua tidak terlihat dekat ––dekat dalam artian penjajakan. Kalaupun mereka dekat itu hanya karena ada lomba bersama, ataupun karena OSIS. Perlu diketahui kalau Fajar adalah ketua OSIS dan Bulan adalah sekretaris OSIS di SMA mereka dulu. Dari sanalah hubungan keduanya bermula. Intens bertemu saat ada kegiatan OSIS. Mereka sama-sama nyaman. Tetapi, keduanya tidak ingin berpacaran sebelum lulus SMA. Jadilah, keduanya meresmikan hubungan pada saat hari kelulusan. Walaupun berakhir dengan kata 'backstreet'.
***
"Kenapa enggak bilang kalau mau jemput, sih?" tanya Bulan kesal. Ia saat ini sedang memakai sneaker warna putih miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye Backstreet [COMPLETED]
Ficção AdolescenteBulan dan Fajar merahasiakan hubungan mereka dari khalayak ramai. Hanya keluarga keduanya, dan sahabatnya Fajar saja yang mengetahui, sedangkan sahabat Bulan tidak. Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal itu. Hanya saja, mereka takut kejadian di ma...