Happy reading ....
.
.
Sebagai seorang mahasiswi yang baik, tentu bagi Bulan, Agnes, dan Gina datang tepat waktu adalah sebuah keharusan. Mereka tidak mungkin mencari masalah, dengan datang terlambat yang berujung mereka mendapatkan cap jelek dari sang dosen. Terlebih kalau dosen yang mengajar adalah dosen yang killer, bisa langsung disuruh mengulang tahun depan mereka. Bahaya, 'kan?
Maka dari itu, mereka sebisa mungkin datang paling lambat lima belas menit sebelum kelas dimulai. Dan tentu mereka melakukan hal itu hari ini, mereka datang jam setengah delapan, padahal kelas mulai setengah jam lagi. Masih banyak waktu kalau menurut anak yang suka on time, bukan in time seperti mereka.
"Lo berdua udah tahu belum, kalau di FEB ada kating pindahan ganteng banget," ujar Gina sembari menyeruput susu kotak rasa pisang miliknya.
"Udah. Tapi, gue nggak tahu namanya siapa? Lo tahu?" Agnes menampilkan atensinya pada gadis berkemeja merah hati itu--Gina.
"Katanya namanya Gallen."
Mendengar nama Gallen disebut, dahi Bulan mengkerut. Gallen? pikirnya. Bukannya nama itu sama dengan yang mengirim pesan kemarin? Dan mereka juga sama-sama kuliah di sini. Apa mereka orang yang sama?
"Namanya Gallen?" tanya Bulan meyakinkan.
Agnes dan Gina memandang Bulan heran. Mereka melihat guratan penasaran pada raut wajah sahabatnya itu.
"Lo kenal?" tanya Gina.
"Enggak." jawab Bulan cepat. "Cuma namanya itu sama kayak yang nge-chat gue kemarin."
"Nge-chat lo? Terus lo tanggapi?" tanya Agnes.
"Enggaklah. Gue nggak mungkin bales nomor gak dikenal gitu. Apalagi ngaku cowok." Bulan mengambil ponselnya, dan memperlihatkan room chat dari nomor yang mengaku Gallen itu kepada Gina dan Agnes.
"Kayaknya dia mau ngedeketin lo, deh, Lan. Dan feeling gue nggak enak," ujar Agnes serius. Entah kenapa ia merasa Gallen ini akan membawa masalah di kemudian hari.
"Iya, Lan. Apalagi dia berani nge-chat lo, pas lo-nya udah go public sama Fajar. Lo harus hati-hati. Jangan tanggepin itu orang," imbuh Gina.
Bulan merenung. Ia bukannya tidak merasa kalau Gallen itu punya maksud mengiriminya pesan. Tapi, ia hanya ingin berpikir positif saja. Walaupun, perkataan Agnes dan Gina seakan membawa pikiran-pikiran negatif ke dalam otaknya.
"Gue pasti hati-hati. Makasih kalian udah ngingetin."
***
Bulan hari ini tidak membawa mobil, karena mobilnya sedang ngambek, sehingga harus dibawa ke bengkel. Tadi pagi ia berangkat bersama kedua sahabatnya-Gina dan Agnes. Tapi, keduanya sekarang sudah pulang duluan, karena Bulan sudah bilang kalau ia akan dijemput oleh Fajar.
Fajar memang tidak ada kelas hari ini, jadi lelaki itu tidak datang ke kampus. Namun, ia pergi ke kantor papanya karena sekarang ia sudah mulai ikut membantu Fathan--papanya. Ia sebenarnya belum siap untuk ikut terjun mengurus perusahaan, tapi melihat kondisi Fathan yang sudah semakin parah, mau tidak mau Fajar harus ikut mengurusnya.
Sudah sekitar lima belas menit Bulan di sana, tapi Fajar belum juga sampai. Sebenarnya salahnya juga yang tidak mengabari kalau kelasnya selesai lebih awal, karena sang dosen ada acara mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Ia berpikir tidak ada salahnya menunggu. Toh juga masih banyak mahasiswa/i di kampusnya yang belum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye Backstreet [COMPLETED]
Fiksi RemajaBulan dan Fajar merahasiakan hubungan mereka dari khalayak ramai. Hanya keluarga keduanya, dan sahabatnya Fajar saja yang mengetahui, sedangkan sahabat Bulan tidak. Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal itu. Hanya saja, mereka takut kejadian di ma...