Happy reading ....
.
.
"Lo ngerti 'kan maksud gue?" tanya seorang gadis berjaket jeans warna putih, dengan kaus yang tidak terlalu ketat di dalamnya. Ia adalah Hanna.
Hanna sekarang berada di sebuah ruangan––yang entah ruangan apa––bersama dengan kedua sahabatnya, beserta seorang lelaki yang sepertinya lebih tua setahun dari mereka. Lelaki itu memiliki rambut berwarna hitam kecoklatan, dengan tubuh yang jangkung.
"Gue ngerti. Dan gue pastikan rencana kita akan berhasil. Fajar dan Bulan akan putus, dan kita menang." Senyuman miring terpampang di wajah tegas lelaki itu. Matanya tajam memandang ke arah jendela yang ada di ruangan itu.
"Bagus. Nggak salah gue kerja sama dengan lo," ucap Hanna tersenyum senang. "Dan sebentar lagi, Fajar akan jadi milik gue."
"Tapi, gue nggak yakin kalau Fajar akan masih hidup setelah rencana ini berhasil," ucap lelaki itu dalam hati, senyum miring masih tercetak jelas di wajahnya
"Pasti." Hanya itu yang nyatanya lelaki itu ucapkan.
"Kalian benar-benar licik." Keisha berucap setelah dari pertama di tempat ini, ia hanya diam saja. Begitupun Agatha. Keduanya sama sekali tidak berniat ikut campur.
"Kalian nggak punya hati," tambah Agatha.
Lelaki itu tersenyum miring, ia menghampiri kedua gadis itu yang berdiri di dekat pintu.
"Lebih baik kalian diam. Karena kalian nggak tahu apa-apa," ucap lelaki itu dengan penuh tekanan. "Dan satu lagi ... gue harap kalian berdua tutup mulut soal ini. Kalau sampai kalian sebarkan ini pada orang lain ... nyawa kalian taruhannya!"
Agatha dan Keisha gemetar. Mereka takut pada lelaki itu. Dan mereka sama sekali tidak mengenalnya. Mereka hanya tahu kalau lelaki itu adalah mahasiswa pindahan di kampus mereka, dan masuk di jurusan manajemen bisnis. Sama seperti mereka. Hanya saja, lelaki itu kakak tingkat mereka. Baik Agatha maupun Keisha, mereka sama-sama tidak tahu nama lengkap lelaki itu. Karena Hanna hanya memanggilnya dengan sebutan 'Gal'.
"O-oke. Kita nggak akan bilang ini sama siapapun. L-lo tenang aja." Dengan sedikit gemetar, Agatha menjawabnya. Sedangkan Keisha, gadis itu memegang lengan Agatha dengan begitu erat.
"Tenang aja, Gal. Gue jamin mereka nggak akan berani macam-macam. Kalau sampai terjadi, gue sendiri yang akan urus mereka. Kita hanya perlu mikirin rencana kita, supaya nggak gagal sama sekali," ucap Hanna tersenyum miring.
Agatha dan Keisha menggeleng tak percaya. Kemana Hanna yang mereka kenal selama ini? Kenapa sekarang gadis yang sudah bersahabat dengan mereka dari SMP itu berubah drastis, hingga mereka tidak bisa mengenalinya sama sekali? Mereka merasa, Hanna memang sudah dibutakan oleh yang namanya 'cinta'. Cintanya yang sekarang malah terkesan seperti obsesi pada Fajar.
"Gue percaya sama lo," ucap lelaki yang dipanggil 'Gal' itu. "Kalau gitu gue pergi dulu. Gue ada urusan."
"Silahkan," jawab Hanna. "Oh, ya. Jangan lupa lakuin rencana pertama kita malam ini juga."
"Lo tenang aja. Gue nggak bakal lupa itu."
Selanjutnya, lelaki itu melangkah keluar dan meninggalkan ketiga gadis itu di sana. Ia akan pergi ke suatu tempat.
"Gue peringati lo berdua! Kalau sampai gue dengar kalian bocorin rencana gue sama dia! Gue sendiri yang akan habisin lo berdua!" ancam Hanna sebelum membuka pintu, dan keluar dari ruang itu.
Blam!
Kedua gadis yang masih berada di ruangan itu terkejut dan gemetar, karena Hanna menutup pintu dengan begitu keras. Jantung mereka berdetak dengan cepat. Mereka takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye Backstreet [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsBulan dan Fajar merahasiakan hubungan mereka dari khalayak ramai. Hanya keluarga keduanya, dan sahabatnya Fajar saja yang mengetahui, sedangkan sahabat Bulan tidak. Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal itu. Hanya saja, mereka takut kejadian di ma...