Warn! : Kissing Scene
Renjun tengah makan siang dengan tenang– setidaknya hingga beberapa mahasiswi menggosip dengan suara keras di belakangnya.
"Apa kau lihat? Huang Renjun berpegangan tangan dengan Haechan Lee. Apa mereka biasa melakukan hal seperti itu?"
Renjun menegakkan tubuhnya dan secara sengaja bermaksud menguping pembicaraan para gadis tersebut.
"Aku melihatnya. Haechan tidak melepaskan tautan tangan mereka bahkan sampai di kelas"
"Apakah mereka berpacaran?"
"Bukankah Renjun hanya asisten keluarga Lee?"
'Asisten' Renjun mengulang kata itu, dan untuk sesaat ia kembali merasa tertampar dengan fakta bahwa tidak seharusnya ia mencintai Lee bersaudara.
"Kalau memang begitu, tidak tahu diri sekali Renjun."
Cukup. Renjun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri para gadis tersebut yang terkejut dengan kehadiran Renjun yang tiba-tiba.
"Kalian tidak tahu apapun tentangku, jadi berhenti menggosip. Lebihbaik kalian fokus pada alis dan bibir kalian yang tampak berantakan karena semuanya tidak terlihat asli" ucap Renjun sarkas sebelum meninggalkan kantin diiringi tatapan tidak percaya para gadis tersebut.
Renjun menghembuskan napas frustasi. Pasti setelah ini gosip tentangnya akan semakin menjadi, dan Renjun harus menerima konsekuensi dari tindakannya.
"Renjun?"
Renjun mendongak dan menemukan Heejin tengah tersenyum sembari menampilkan lesung di pipinya yang menambah kesan imut dan cantik pada gadis itu.
"Hai, Heejin" sapa Renjun balas tersenyum.
"Tidak ada kelas?" tanya Heejin sembari mengambil tempat duduk disamping Renjun.
"Ada, setengah jam lagi" jawab Renjun
"Renjun, aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Heejin yang membuat Renjun terkekeh
"Tanyakan saja"
"Apa kau berpacaran dengan Haechan?" tanya Heejin
Sudah kuduga.
"Belum" jawab Renjun singkat.
"Belum? Apa artinya akan?" tanya Heejin lagi
"Mungkin" jawab Renjun dengan senyum simpul.
"Tapi kau bilang waktu itu—"
"Heejin aku ingin menceritakan padamu semuanya tapi tidak sekarang" potong Renjun cepat
"Ah iya, maaf. Aku juga tidak seharusnya bertanya seperti itu karena hal itu merupakan privasimu sementara kita belum cukup dekat untuk berbagi hal-hal semacam itu, kan?" ucap Heejin yang hanya dibalas anggukkan oleh Heejin.
"Kalau begitu aku pamit— eh sebentar, Renjun aku sudah memberikan Jeno permen jelly seperti yang kau katakan tempo hari. Meski dia tidak berekspresi apapun, setidaknya dia tidak menolak pemberianku" cerita Heejin dengan senyuman lebarnya
"Syukurlah, semangat Heejin" ucap Renjun sambil tersenyum.
Heejin mengangguk kecil kemudian berlalu dari hadapan Renjun. Sedangkan mata rubah pria mungil itu hanya menatap punggung Heejin dengan pikiran kacau.
Bagaimana ia harus menjelaskan kepada Heejin tentang yang terjadi dengannya dan Lee bersaudara. Sedangkan Jeno adalah seseorang yang Renjun sayangi, dan Heejin juga begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED
Fiksi PenggemarHanya tentang Renjun yang menjadi semesta bagi sekitarnya. warn! bxb