Ketika menjadi bagian dari orang yang kamu cintai, maka ketika itu pula duniamu turut berubah
–
Renjun menghampiri Jeno yang sudah menunggunya di gazebo taman rumah tersebut. Renjun duduk di samping Jeno yang tengah menatap langit malam.
"Jeno" panggil Renjun yang berhasil menarik perhatian Jeno.
"Aku sudah bicara dengan Heejin. Dia sangat kecewa dan marah. Aku— tidak tega melihat wajah sedihnya. Heejin adalah teman pertamaku setelah hampir tiga tahun aku berkuliah. Tapi aku justru menghancurkan hatinya. Kita bahkan belum genap satu minggu berteman" Renjun mulai menceritakan keluh-kesahnya.
Jemarinya meremat ujung piyama yang dirinya pakai dengan bibir maju beberapa centi.
Jeno yang melihat ekspresi Renjun, tersenyum simpul. Ia meraih jemari Renjun dan menggenggamnya dengan lembut, dimana perlakuannya berhasil mendapat atensi Renjun.
"Jangan khawatir, sekalipun tidak ada yang mau berteman denganmu, kami akan selalu menemanimu." Jeno mengelus punggung tangan Renjun yang berhasil membuat pria mungil tersebut tersenyum.
"Jeno, aku sebenarnya khawatir" jujur Renjun.
Sementara Jeno menaikkan sebelah alisnya penasaran.
"Aku khawatir kalau suatu saat masing-masing dari kalian mulai bosa padaku dan berakhir meninggalkanku." Renjun menunduk namun Jeno mengangkat dagu pria di depannya tersebut hingga mata mereka bersitatap.
"Renjun, dengarkan aku." Jeno bersuara dengan nada serius.
"Aku, Lee Jeno berjanji, tidak akan meninggalkanmu meski mereka– Mark Lee, Jaemin, Lee, Haechan Lee atau Jaehyun Lee sekalipun, dan semua orang meninggalkanmu. Aku akan tetap berada di sisimu dan aku janji kita akan melewati segalanya berdua."
Renjun menatap mata Jeno, mencoba mencari kebohongan yang sayangnya tidak ia temukan. Maka dengan segera, Renjun memeluk erat Jeno sembari memejamkan mata. Di antara ke-empat putra Tuan Lee, memang hanya Jeno yang selalu berhasil membuat Renjun merasa aman dari apapun.
"Tidurlah, sudah malam. Ayo, kembali ke kamarmu." ucap Jeno, dan tanpa melepas pelukannya, Jeno menggendong tubuh mungil Renjun kemudian membawanya menuju kamar pria manis itu. Sedangkan Renjun memeluk leher Jeno dan menyamankan tubuhnya dengan kepala bersandar di bahu pria itu.
Begitu tiba di kamarnya, Jeno meletakkan Renjun dengan hati-hati kemudian tersenyum simpul sebelum mengecup kening kekasihnya tersebut.
"Good night, Lee Renjun."
Dan setelah kalimat yang Jeno ucapkan, Renjun hanya mampu menyembunyikan wajah memerahnya di balik selimut yang membuat Jeno terkekeh gemas.
Hangat
Renjun merasakan kehangatan yang bertahun lalu ia rindukan. Maka dengan mata yang sudah terpejam, Renjun berharap bahwa segalanya akan berjalan baik.
.
Meski hidup tidak selalu berjalan baik.
Renjun melangkahkan kaki menuju kelas tanpa menanggalkan senyum di wajahnya. Namun, belum sempat sampai di kelasnya, tiga orang gadis menghalangi jalannya.
"Ada apa?" tanya Renjun berusaha ramah.
"Kau benar-benar tidak tahu diri. Kau ini hanya asisten keluarga Lee namun berani menyukai Jeno?" seorang gadis berambut sebahu berbicara pada Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED
FanfictionHanya tentang Renjun yang menjadi semesta bagi sekitarnya. warn! bxb