Pernah merasa begitu beruntung? Apa sebabnya?
R
enjun kembali masuk ke kediaman Tuan Lee dengan perasaan gugup. Waktu pertama kali memasuki rumah ini, Renjun tidak merasa gugup sama sekali, tapi pagi ini ia merasa luar biasa gugup dengan isi perut yang serasa di aduk dan mendorong ingin keluar.
Renjun menoleh ke arah Mark dan mendapati pria itu tersenyum ke arahnya masih dengan lengan memeluk tubuh mungil Renjun.
Begitu keduanya memasuki ruang makan, Jeno adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Renjun dengan memeluk erat tubuh mungil itu.
"Sudah sarapan?" tanya Jeno yang dibalas gelengan oleh Renjun.
Jeno meraih jemari mungil Renjun kemudian membawa pria itu duduk di meja makan dan menyiapkan makanannya.
"Aku bisa sendiri, kau tidak berangkat kuliah?" tanya Renjun mencoba mencegah pergerakan Jeno yang tidak dihiraukan oleh pria itu.
"Kau suka sup pedas, bukan? Tapi karena sekarang masih pagi kau makan dengan telur saja, ya?" ujar Jeno yang dengan telaten mengambilkan Renjun telur gulung serta daging ke piring pria itu.
"Makanlah" Jeno kembali berucap sembari mengusak pelan puncak kepala Renjun.
Renjun makan dengan damai— setidaknya untuk lima menit sebelum ia merasa risih sebab terus dipandangi oleh Lee bersaudara. Tidak tahan, pria itu mendengus keras kemudian mendongak sambil menatap tajam para pria yang ada di meja makan tersebut.
"Bisakah kalian berhenti menatapku?! Jaemin, Jeno, pergi kuliah. Mark, kerjakan proposal untuk tugas akhirmu dan Haechan segera siapkan bahan presentasimu." sungut renjun yang membuat ke-empat pria tersebut terkekeh gemas.
"Aigoo Renjun kau sangat menggemaskan jika sedang seperti ini" Jaemin bangkit dari tempat duduknya kemudian memeluk Renjun erat.
"Aku tahu, jadi cepatlah pergi kuliah atau kupukul dengan sendok sayur!" teriak Renjun
"Renjun kami ingin bicara dengan kamu, jadi habiskan dulu makananmu" ucap Mark
Renjun hanya terdiam kemudian melanjutkan acara makannya tanpa protes. Ia tahu kemana arah pembicaraan mereka.
Setelah hampir sepuluh menit, Renjun menyelesaikan acara sarapannya kemudian melihat para pria tersebut.
"Bicaralah" ucapnya
"Renjun, kami menyukaimu" ucap Jeno yang hanya dibalas anggukkan kecil oleh Renjun.
"Aku juga menyukai kalian, mencintai— aku juga mulai mencintai kalian, tapi untuk sekarang aku tidak tahu bagaimana harus bersikap kepada kalian. Aku tidak percaya diri mengingat siapa statusku disini" jujur Renjun
"Renjun, kami tidak mempermasalahkan statusmu. Kami hanya tahu cara mencintaimu. Dan Renjun kami tidak menerima penolakan, jadi terima kami" ucapan Jaemin membuat Renjun mendengus pelan.
Keturunan Lee, keras kepala dan tidak bisa dibantah.
"Renjun, jika boleh tahu apa kau mencintai salahsatu diantara kami sebelum ini?" tanya Jeno yang mendapat tatapan penuh arti dari Renjun.
"Jika aku jawab 'ada' apa kalian akan saling bermusuhan? Sepertinya iya, dan aku tidak menyukai itu. Jadi, fokus saja dengan tugas kalian masing-masing dan begitu juga aku. Ayo, saling mencintai–" senyum Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED
FanfictionHanya tentang Renjun yang menjadi semesta bagi sekitarnya. warn! bxb