———
Bintang indah, jika dilihat dari jauh. Namun mereka, hanya bisa dilihat tanpa bisa digapai.
—————R
enjun segera menuju dapur dan berkutat dengan alat memasak begitu menyadari waktu hampir menunjukkan pukul enam sore. Hari ini dia sedikit terlambat pulang karena mengerjakan tugas dari dosennya.
Terlalu sibuk dengan acara memasaknya, Renjun sampai tidak sadar jika tengah diperhatikan seseorang dengan senyum merekah di wajahnya.
"Renjun" panggil pria tersebut
Renjun menoleh dan mendapati wajah Jaemin yang masih menampilkan senyum di wajahnya. Melihat senyum Jaemin membuat Renjun turut menarik kedua sudut bibirnya.
"Jaemin sudah pulang?" tanya Renjun yang dibalas anggukkan oleh Jaemin.
"Tumben?" heran Renjun, sebab Jaemin biasanya pulang paling terakhir diantara Lee bersaudara. Kecuali Mark yang memang sering pulang larut sebab pekerjaan kantornya.
"Aku sedang ingin melihat wajah kamu. Seharian aku belum melihat kamu karena tadi pagi kamu buru-buru pergi" ucap Jaemin sambil mendekati Renjun yang hanya membalas ucapan pria itu dengan senyum simpul.
"Mau aku bantu memasak?" tawar Jaemin yang langsung dianggukki oleh Renjun.
Keduanya melanjutkan memasak sambil mengobrol ringan, membuat dapur terasa hangat sebab tawa keduanya.
Selepas menyelesaikan masakan mereka, Renjun berpamitan menuju kamar untuk membersihkan diri. Dan setelah selesai, ia sudah melihat Haechan, Jeno, serta Mark duduk di meja makan. Renjun tersenyum simpul, menyiapkan piring dan air minum untuk mereka.
"Apa Tuan Lee akan ikut makan malam bersama?" tanya Renjun
"Iya, Ayah sedang membersihkan diri. Renjun kau duduklah terlebih dahulu" ucap Mark yang dibalas anggukkan oleh Renjun.
Mark kembali sibuk dengan ponselnya, dan Jeno juga tidak beranjak dari layar ponsel di depannya sejak Renjun datang. Pria mungil itu melirik Jeno sekilas saat melihat pria itu sesekali mengerutkan keningnya tanpa mengalihkan perhatian dari benda pipih di tangannya. Sementara Haechan sudah bergelayutan di lengannya sambil menceritakan kesehariannya yang akan dibalas senyuman oleh Renjun.
Jaemin bergabung lima menit setelahnya dan ikut menanggapi obrolan Haechan. Sampai akhirnya Tuan Lee datang dan tersenyum menatap Renjun.
"Selamat malam, Tuan Lee" sapa Renjun
"Malam, Renjun. Haruskah aku ingatkan kau setiap waktu untuk memanggilku Ayah, saja? Ini sudah tiga tahun sejak kau datang kemari, kenapa masih kaku begitu?" kekeh Tuan Lee
"I-iya Tu– maksud saya, Ayah" jawab Renjun gugup.
Renjun menunduk, merasa sungkan menatap pria baruh baya di hadapannya tersebut. Sedangkan Jaemin yang melihat Renjun bersikap malu-malu hanya mengusak pelan puncak kepala pria itu. Renjun yang galak akan berubah menjadi kucing manis saat bersama ayahnya.
"Renjun, setelah makan malam, Ayah ingin bicara dengan kamu" ucap Tuan Lee yang dianggukki oleh Renjun.
Mereka melanjutkan makan malam dengan disertaj obrolan Mark serta Tuan Lee perihal perusahaan, atau Haechan yang merasa kesal karena keusilan Jeno, dan Jaemin yang memperhatikan Renjun dengan senyum di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED
FanfictionHanya tentang Renjun yang menjadi semesta bagi sekitarnya. warn! bxb