The Past

862 106 7
                                    


Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Care 2"

   Sekarang posisi mereka sudah ada di kamar Sunghoon.
Masalah Jay yang mau nginap di rumah Sunghoon itu benar. Dia sampai rela menelpon Mama Sunoo buat bolehin mereka nginap di sana semalam dengan alasan dilarang pulang oleh mama Sunghoon, karena sudah terlalu larut malam.
Ni-ki yang tak tahu apa-apa pun ikutan nginap karena tumpangannya memutuskan seenak jidat nginap di tempat pacar.

Memang ya kalau orang punya pacar itu bisa seenaknya mau nginap dimana aja.

Bukan! Lebih enak tuh kalau orang tua kedua belah pihak sudah tau dan tak ada masalah.
Nah, tinggal yang punya hubungan ini lagi.. Harusnya sadar diri. Sebaiknya jangan menyia-nyiakan kepercayaan yang sudah di kasih.

• • • • • •

"Hun?"

"Humm?"

"Mantan gue sudah gak nyari masalah lagi ke gue, dia sudah gak pernah lagi datang ke rumah gue. Bahkan di tempat nongkrong gue sama yang lain juga dia sudah gak pernah lagi muncul."

"Akhirnya gue bebas juga!" Jay tersenyum bangga pada pencapaiannya kali ini.

"Lo enak. Gue apa! Bukannya makin menjauh dia malah makin termotivasi buat dekatin gue." Sunghoon mendengus kesal.

"Dia terlalu percaya diri kalau lo bakal balik ke dia dan mungkin juga karena gue kesannya gak terlalu protektif ke lo kali ya.. Lo masih sering gue tinggal-tinggal, gue juga masih sering bareng Sunoo, bahkan gak jarang juga setiap Sunoo mau ketemu dia gue yang ngantarin. Mungkin karena itu dia semakin termotivasi."

Sunghoon diam-diam membenarkan perkataan Jay barusan.
"Tapi seharusnya dia sadar diri. Bahkan gue juga sudah nolak mulai dari cara halus, baik-baik, sampe cara kasar pun tetap aja gak mempan."

"Gue takut sebenarnya kalo dia juga manfaatin Sunoo buat deketin gue,"
Dapat Sunghoon rasakan tatapan Jay yang mengarah padanya.
"Gimana kalau itu terjadi, Jay?" Sunghoon membalas tatapan Jay tepat di mata pemuda itu.

Sempat hening untuk sepersekian detik sampai kemudian Jay lebih memilih menatap langit-langit kamar Sunghoon dan berkata dengan sedikit penekanan, "Gak akan gue biarin, sih!"

Sunghoon mengangguk paham. Sangat paham tentang bagaimana Jay menjaga Sunoo, kadang ia merasa tak enak hati kalau Sunoo sampai mengalah hanya karena Jay kebetulan mengajak dirinya ikut pulang bersama.

Sunghoon juga paham atau lebih tepatnya ia sadar diri posisi Sunoo tak akan bisa berpindah dari sisi Jay.
Walau sebenarnya tidak terlihat seperti itu, tapi jawaban Jay barusan sudah menjelaskan sepenting apa Sunoo bagi Jay.

Hey! Mereka berteman dari lama kan? Tak menutup kemungkinan salah satu atau dua-duanya memiliki rasa untuk satu sama lain.. Who knows.

Lama tak ada suara dari orang di sebelahnya Jay menoleh dan mendapati Sunghoon yang sedang menatap serius pada layar ponsel yang sudah tak menampilkan apapun.
Alias layarnya sudah mati.

Dengan senyuman jail Jay bangkit dari acara berbaring santainya, kemudian mendekatkan wajahnya pada Sunghoon. Meniup mata Sunghoon sambil tangannya menjawil hidung anak itu.

"Jay!"

"Ngalamun apaan, humm?"
Sunghoon menjawab dengan gelengan kepala.

"Kenapa sih? Masih ada yang mau di ceritain? Cerita aja sini mumpung gue masih mau ngobrol banyak sama lo."

"Lo aja yang cerita biar gue yang dengarin."

"No no no! Gak gitu konsepnya tadi. Lo yang cerita gue yang dengarin."

YOUR EYES TELL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang