Cuka

917 123 25
                                    


Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

    Saat ini Sunghoon sedang berada di dalam kamar milik Sunoo.
Tadi sekali saat mereka di pertengahan main game,  Sunghoon tiba-tiba minta izin pinjam kamar Sunoo untuk istirahat. Berbekal alasan kepalanya pusing akhirnya Sunghoon bisa menyelamatkan diri dari rasa takutnya atas perlakuan Jake yang makin agresif kalo menurut Sunghoon.
Ia bahkan mengabaikan Key dan Heeseung yang baru datang. Seperti tak perduli kalau-kalau dua orang itu melihat gelagat anehnya pada Sunghoon.

"Gimana? Udah baikan?"

"Kok lo bisa disini? Perasaan..?!" Sunghoon buru-buru bangun dari baringnya menatap bergantian Jay dan pintu kamar Sunoo.
Berusaha mengingat-ingat sesuatu, apa ada sesuatu yang terjadi padanya saat ia tertidur tadi.
Mengapa Jay bisa ada di dalam kamar itu padahal ia sudah mengunci pintu saat masuk tadi.

"Kenapa sih?" tanya Jay bingung.

"L-lo tadi masuk kesini pake apa? Kan pintunya gue kunci. Kuncinya tuh di meja.."

"Gue punya kunci cadangan kamar Sunoo. Lagian kenapa sih, lo kaya ketakutan begitu?"

Sunghoon menggeleng, menghela napas berat, mengusap wajahnya kasar kemudian duduk lemas di atas tempat tidur Sunoo.

Jay total heran melihat tingkah Sunghoon yang seperti orang ketakutan begitu.

"Lain kali kalo lo ada perkumpulan lagi begini jangan ajak gue." Sunghoon menatap Jay serius.

Jay bingung. Ada apa? Apa ada yang salah?

Atau...?

Jay medengus.
"Karena kak Heeseung?"
"Kan lo biasanya bisa tuh bersikap biasa aja. Bahkan gak ada orang yang tau__"

"Ini bukan tentang kak Heeseung, Jay. Ini tentang Jake! Lo gatau gue diapain tadi pas lo lagi asik-asiknya main sama kak Yeonjun!" Jay terdiam. Sunghoon memotong omongannya dengan wajah serius.

"Gue takut! Gue mau teriak marah ke Jake saat itu juga, tapi gue takut itu ngerusak suasana kumpul kalian. Tapi kalo gue diamin bisa jadi bukan cuman tengkuk..." Sunghoon menunduk samar-samar terdengar suaranya yang bergetar
"Tengkuk gue yang.. Yang di.." Jay langsung menarik Sunghoon yang mulai menangis kedalam pelukannya.
"Dia cium tengkuk gue dua kali Jay..hiks!" Sunghoon meremas erat baju bagian belakang Jay. Ia menangis saat itu, juga sebagai tanda ia tak sanggup menceritakan kejadian selanjutnya. Kejadian yang bukan cuman tengkuknya yang menjadi korban.

"Gue takut Jay.. Dia bener-bener lebih menakutkan dari yang dulu. Sekarang dia lebih agresif."

Jay diam.

Kalau kalian berfikir Jay diam karena ia tak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi pada Sunghoon, kalian salah. Justru itu adalah masalah yang mengganggu perasaan Jay saat ini. Rasanya ia ingin sekali kembali turun untuk menemui tersangka utama yang sudah membuat Sunghoon seperti ini. Setidaknya satu atau dua pukulan cukup untuk melukai bibir sialan yang sudah berani-beraninya menyentuh Sunghoonnya. Tanpa seizinnya. Meski izin sekalipun juga ia tak akan mau membolehkan.

Sungguh sialan sekali Jake Jake itu!

Harus di beri sedikit pelajaran.
Maka, begitu Jay merasa Sunghoon sudah tak menangis lagi ia langsung memutar otak supaya bisa pergi menemui Jake.

"Lo mau minum gak?" terasa sekali gelengan Sunghoon di pundaknya.

"Begini aja dulu. Entar kalo gue haus, gue bisa ambil sendiri."

"Yakin? Di bawah masih ada Jake loh."

"Justru itu kalo lo yang turun malah lebih parah."

Jay terkekeh. Ia mengusak gemas rambut Sunghoon.
"PD banget lo. Emang gue mau ngapain coba, ngambil minum doang padahal."

YOUR EYES TELL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang