"Katakan, di mana Viola?" tanya Dafa sembari mencengkram leher Ezra. Pria itu tampak terengah-engah karena baru saja kembali berengkar dengan Ezra, bahkan berkelahi dengan hebatnya.
Farrah juga ada di sana, dan tampak begitu cemas dengan keadaan Dafa. Tidak seperti sebelumnya, kini Ezra melawan balik dan membuat Dafa sama babak belurnya dengan dirinya. Farrah sama sekali tidak peduli dengan keadaan Ezra, tetapi Farrah begitu cemas dengan keadaan Dafa. Rasanya, jika saja Dafa tidak mengajak mereka bertemu bertiga, Farrah sama sekali tidak mau lagi bertemu dengan Ezra. Karena bagi Farrah, Ezra adalah biang masalah yang sudah membuat hubungannya dengan Dafa semakin renggang. Jika saja sejak awal Ezra tidak membuat masalah, Farrah sama sekali tidak akan berakhir seperti ini dengan Dafa.
Kini, Dafa memperlakukan Farrah dengan sangat dingin. Semua telepon Farrah sama sekali tidak pernah Dafa angkat. Pesan yang dikirimkan oleh Farrah juga tidak pernah dibalas oleh Dafa. Itu tentu saja sangat menyakitkan bagi Farrah yang sudah jelas memiliki perasaan pada pria itu. Beberapa kali, Farrah berpikir untuk datang ke rumah Dafa untuk bertemu dengan Dafa dan meminta maaf pada Dafa. Jelas, Farrah tidak mau sampai hubungannya dengan Dafa berakhir seperti ini. Farrah sudah susah payah bertahan dan membuat dirinya menjalin kedekatan dengan Dafa walaupun sebatas sebagai seorang teman. Farrah bahkan harus bertahan untuk tidak menolak Ezra saat dirinya sudah menyadari perasaan Ezra sejak lama.
Namun, Farrah berhasil menahan dirinya untuk tidak datang ke rumah Dafa. Farrah tahu jika itu adalah pilihan yang buruk. Setelah bertahun-tahun mengenal Dafa, Farrah tahu hal seperti apa yang harus ia lakukan saat Dafa marah padanya. Selain itu, ada suatu hal yang Farrah sadari. Tampaknya, Dafa sudah mengetahui keterlibatan Farrah mengenai pelelangan Viola. Namun, apa yang diketahui oleh Dafa hanya sebatas itu. Jadi, itu bukan masalah bagi Farrah. Ia akan berusaha untuk kembali mendekati Dafa dan membuat sebuah cerita yang akan mengubah Dafa kembali memercayainya. Selagi Dafa belum mengetahui semua hal yang sudah Farrah lakukan, itu masihlah kabar baik bagi Farrah.
"Dafa, tolong tenanglah," ucap Farrah berusaha untuk melerai.
Namun, tanpa menatap Farrah, Dafa berkata, "Tetap di tempatmu, Farrah."
Pada akhirnya, Farrah pun tidak memiliki pilihan lain, selain duduk di tempatnya. Dafa pun melepaskan Ezra dan menutup matanya erat-erat meredam rasa marah yang saat ini menggerogoti dirinya dari dalam. Bagaimana mungkin, Dafa tidak merasa marah saat dirinya kembali kehilangan jejak Viola. Saat Dafa meminta pertanggungjawaban pihak hotel atas menghilangnya Viola, pihak hotel mengatakan jika mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan apa pun. Bahkan, Viola sendiri yang meminta untuk menghapus semua rekaman kamera pengawas yang merekam kepergiannya. Secara percaya diri, pihak hotel mengatakan jika Viola pergi atas keinginannya sendiri.
Saat Dafa mencari staf hotel yang ia percayai untuk melayani Viola secara khusus, sosoknya secara misterius menghilang. Bahkan, namanya sama sekali tidak terdaftar sebagai staf hotel. Padahal, sebelum Dafa mempercayakan Viola padanya, Dafa sudah memeriksa jika staf tersebut adalah staf kompeten yang berpengalaman. Namun, tidak ada satu pun yang mengenal dirinya, bahkan namanya saja tidak terdaftar sebagai salah satu staf. Sudah dipastikan jika ada orang yang sangat berkuasa ikut campur dalam menghilangnya Viola. Dafa sudah meminta bantuan kedua orang tuanya dan sama sekali tidak menemukan petunjuk. Satu-satunya orang yang Daa curigai adalah Flo, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan jika pihak Flo yang membawa Viola pergi.
Merasa frustasi dengan semua itu, pada akhirnya Dafa melampiaskan semua kemarahannya pada Ezra. Jika saja Ezra bisa sedikit rasional, Viola tidak mungkin hilang untuk kedua kalinya seperti ini. Ezra pun menatap Dafa dan bertanya, "Kenapa kau bertanya keberadaan Viola padaku? Dia pergi denganmu terakhir kali. Jangan bilang jika Viola hilang?"
Dafa sama sekali tidak menjawab dan memilih untuk mengalihkan pandangannya dari Ezra. Hal tersebut membuat Ezra marah. Ia pun kembali memukul Dafa dengan keras hingga keduanya tersungkur di tanah. "Kau! Apa yang kau lakukan?! Aku tidak mencari Viola saat kau bawa pergi, karena aku yakin kau bisa lebih bisa melindunginya daripada aku yang sering melakukan hal bodoh ini! Tapi kenapa Viola bisa menghilang?!" teriak Ezra keras.
Dafa membiarkan Ezra memukulinya. Dafa benar-benar frustasi dengan apa yang sudah terjadi. Ia merasa menyesal. Jika saja malam itu dirinya tidak meninggalkan Viola, maka keadaannya tidak akan berakhir seperti ini. Viola pasti masih berada di sini, dalam perlindungannya. Ini semua salahnya. Salah Dafa karena tidak bisa melindungi Viola yang bahkan berada dalam pengawasannya. Meskipun semua bukti menunjukkan jika Viola pergi dengan keinginannya sendiri, tetapi Dafa lebih dari yakin jika Viola tidak pergi dengan keinginannya sendiri. Semua bukti yang Dafa terima dan lihat terasa sangat janggal, terlebih hilangnya staf hotel yang sebelumnya Dafa percayakan sebagai orang yang melayani Viola selama tinggal di hotel.
Situasi buntu ini jelas membuat Dafa frustasi. Semua usahanya untuk mencari bukti jika Viola pergi karena paksaan sama sekali tidak membuahkan hasil. Tidak ada bukti yang bisa menguatkan dugaan Dafa, dan hal itu benar-benar membuat Dafa berada di titik frustasinya. Jelas, saat ini hal yang paling penting adalah menemukan Viola. Namun, Dafa tidak terpikirkan cara yang paling efektif untuk segera menemukan gadis satu itu. Dafa mendapatkan pukulan yang terakhir dari Ezra, karena Farrah memisahkan keduanya. Farrah menatap penuh kemarahan pada Ezra yang sudah memukuli Dafa tanpa perasaan sedikit pun. "Dafa," gumam Farrah sembari menahan air mata saat meliat Dafa yang babak belur.
Namun, Dafa menolak bantuan Farrah. Ia bangkit dengan kemampuannya sendiri dan menatap Ezra yang menatapnya dengan penuh kemarahan. "Apa yang kau rasakan saat ini, sama halnya dengan perasaan yang aku rasakan saat kau tidak bisa menjaga Viola. Namun, kini aku telah melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak bisa menjaga Viola, saat dirinya berada di bawah perlindunganku."
Ezra pun berdiri di hadapan Dafa dan berkata, "Ya, kau melakukan kesalahan yang sama denganku, bahkan kesalahan yang lebih berat dariku. Kau dengan arogannya membawa Viola bersama denganmu, tapi kau bahkan melakukan kesalahan semacam ini."
"Aku mengaku salah. Karena itulah, kali ini aku akan memperbaiki kesalahanku. Kali ini, aku akan menemukan Viola, berikut menangkap orang-orang yang terlibat akan kemalangan Viola ini. Maka dari itu, aku akan mengatakannya sejak awal. Aku akan melibatkan pihak berwajib, dan jika penyelidikan pun mengatakan jika kau dan Farrah bersalah, maka aku tidak akan melakukan apa pun. Aku hanya meminta kalian bersiap-siap atas kemungkinan terburuk," ucap Dafa sebelum berbalik pergi meninggalkan Ezra dan Farrah yang sama-sama mematung tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Dafa barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Obsession
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Viola adalah opium yang membuat Gerald kecanduan. Viola adalah vodka yang membuat Gerald mabuk. Viola adalah gadis yang membuat Gerald t...