Rahasia

4.4K 424 23
                                    

Semenjak Viola melihat aksi kejam Gerald yang tengah menyiksa Ezra di dalam ruangan yang kemungkinan besar adalah ruangan yang sebelumnya digunakan Gerald untuk menguncinya, Viola perlahan kembali ke sikapnya saat baru dikurung oleh Gerald. Viola menolak untuk makan atau minum, hingga Evelin terpaksa harus menginfus Viola. Kini, Viola hanya bergantung pada cairan infus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan janin yang berada dalam kandungannya. Evelin sudah berulang kali mengajak Viola untuk berkomunikasi, tetapi Viola sama sekali tidak memberikan reaksi apa pun. Melihat kondisi Viola tersebut, Gerald sempat memaksa untuk bertemu dengan Viola, tetapi Evelin segera melarangnya dengan keras.

Kondisi Viola sama sekali tidak stabil. Jika sampai Gerald yang menjadi sumber dari ketidak stabilan emosi Viola memaksa untuk menemui Viola, sudah dipastikan jika situasi akan berubah tidak terkendali. Karena itulah, Evelin meminta waktu tambahan pada Gerald untuk membuat Viola bisa kembali normal, setidaknya bisa bersikap biasa saat berhadapan dengan Gerald. Evelin pun meletakkan nampan di atas meja dan melirik kamera cctv yang berkedip, lalu mati total. Evelin memang meminta Gerald mematikan semua kamera serta penyadap suara untuk membuatnya bisa berbicara dengan leluasa dengan Viola. Salah satu alasan mengapa Viola tidak mau berbicara adalah, Viola tahu jika Gerald mengawasinya.

"Viola, aku ingin berbicara denganmu," ucap Evelin.

Namun, Viola masih tidak memberikan respons. Evelin pun menyentuh tangan Viola dan berkata, "Gerald tidak mendengar atau melihat pembicaraan kita. Semua kamera pengawas dan alat penyadap sudah dimatikan, jadi kita bisa bicara tanpa didengar oleh siapa pun."

Mendengar hal itu, Viola pun memberikan reaksi. Ia menatap kamera cctv dan benar-benar melihat jika kamera tersebut sudah dimatikan. Viola pun duduk dan menghadap Evelin. Ia menatap Evelin dengan penuh keteguhan dan berkata, "Bantu aku ke luar dari rumah ini, dan terlepas dari Gerald. Aku tidak mungkin menggugurkan janin dalam kandunganku, tetapi aku masih memiliki kesempatan untuk ke luar dari lingkaran setan ini."

Evelin menggeleng. "Tidak bisa, Viola. Kau tidak bisa lepas dari Gerald, apalagi sekarang kau sudah mengandung calon penerusnya."

Viola pun mengepalkan kedua tangannya dan berkata, "Tidak, dia pasti akan melepaskanku. Jika tidak ada cara bagiku untuk melepaskan diri dengan cara hidup-hidup, aku hanya perlu mati untuk lepas darinya."

Evelin bisa melihat jika Viola tidak main-main dengan apa yang dikatakannya. Evelin tidak bisa membiarkan Viola dengan pemikirannya seperti ini, karena bisa saja Viola melakukan hal gila. Evelin pun menghela napas panjang dan memulai rencananya. "Pertama, kakakmu sekarang sudah melewati masa kritisnya dan tinggal menunggu kembali sadar. Aku sendiri yang akan bertanggung jawab atas keselamatannya. Kau harus percaya, bahwa aku akan membuatnya hidup dengan baik. Namun, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Gerald, kau dan kakakmu tidak akan lagi bertemu. Karena aku sendiri secara pribadi merasa jika kakakmu sama sekali tidak lagi bisa bersikap sebagai seorang kakak," ucap Evelin membuat Viola terdiam. Tentu saja Viola mengingat semua hal yang sudah terjadi, dan sebenarnya berpusat dari kesalahan yang sudah dilakukan oleh Gerald.

"Kedua, kau tengah mengandung, dan Gerald satu-satunya yang bisa melindungimu. Kau sendiri pasti sudah menyadari bahwa identitas Gerald tidaklah sederhana. Gerald memiliki selusin musuh yang bisa saja melukaimu mengingat identitas dan janin yang kau kandung," ucap Evelin lagi. Evelin mengamati Viola yang ternyata masih mendengarkan dengan seksama apa yang ia katakan.

Evelin sendiri sebenarnya merasa gugup. Apa yang ia lakukan sebenarnya adalah hal yang sangat berisiko. Jika dirinya tidak berhasil meyakinkan Gerald, maka dirinya akan benar-benar tamat. Evelin menenangkan dirinya sendiri dan meyakinkan diri bahwa ini adalah hal yang paling tepat. Jika sampai dirinya melewatkan kesempatan ini, maka tidak aka nada kesempatan baru baginya untuk menyatukan dua manusia yang memang sudah terikat oleh benang takdir ini. "Ketiga, kau memiliki arti penting dalam hidup Gerald, Viola. Tolong, tolong bantu dia menjadi manusia yang sesungguhnya," ucap Evelin membuat Viola mengernyitkan keningnya, jelas tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh dokter cantik itu.

"Apa maksudmu?" tanya Viola.

"Sebelumnya, kau pasti sudah melihat apa yang berada di ruangan bawah tanah di area taman terlarang?" tanya balik Evelin membuat tangan Viola tanpa sadar bergetar.

Evelin menghela napas. "Ruangan itu, tidak dibuat oleh Gerald. Orang yang merancang dan membangunnya pertama kali adalah ayah dari Gerald."

Apa yang dikatakan oleh Evelin jelas mengejutkan Viola. Itu artinya, bangunan tersebut sudah dibangun dalam jangka waktu yang sangat lama, dan entah berapa banyak wanita yang sudah dikurung di sana. Viola yakin, jika bukan hanya Gerald yang melakukan tindakan keji dengan mengurung para wanita dan melakukan tindakan tak pantas pada mereka. Viola menggigit bibirnya dengan kuat sebelum memaki, "Dasar Monster!"

Evelin tidak kaget dengan makian Viola. Ia tahu jika makian itu ditujukan pada Gerald. Evelin pun menghela napas panjang untuk kesekian kalinya sebelum berkata, "Aku tidak akan membela Gerald. Dia memang pada dasarnya memiliki jiwa seorang monster. Namun, jiwa itu tidak datang karena keinginannya sendiri, Viola. Gerald, juga seorang korban di sini."

Viola jelas tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Evelin. "Bagaimana mungkin kau menyebutnya seorang korban? Dia mengurung, menyiksa, melecehkan puluhan wanita di ruangan pengap itu?! Apa kau tau perasaan kami? Kami ketakutan! Kami hampir mati karena merasa takut dan sesak. Setiap waktu yang berlalu terasa begitu menyiksa. Setiap saat pertanyaan apakah pria mengerikan itu akan datang untuk menyiksa fisik serta mental kami? Saat itu, mati terasa lebih baik daripada hidup. Tapi kami juga ingin hidup, meski kematian terasa begitu dekat dengan kami, kematian tetap terasa mengerikan! Apa kau bisa menyamakan apa yang aku rasakan dengannya?! Apa pantas aku disamakan dengannya?!"

Evelin membiarkan Viola meluapkan semua perasaannya. Setelah Viola terdiam dan terengah-engah akibat berteriak mempertanyakan akal sehat Evelin yang sudah menyamakan posisinya dengan Gerald. Evelin pun berkata, "Kalian sama. Percayalan. Kalian adalah korban dari kekejaman dunia. Gerald juga pernah mengalami hal yang sama. Di ruangan yang sama. Tapi oleh orang yang berbeda, dan pada usia yang berbeda. Gerald mengalami kekerasan sejak dia masih muda."

Viola yang mendengarnya menatap Evelin dengan sorot penuh rasa tidak percaya. "Kau mungkin bisa tidak percaya padaku. Tapi kau yang sudah sering kali tidur bersama Gerald, pasti sudah melihat tubuhnya tanpa balutan pakaian. Kau pasti melihat bekas-bekas luka pada tubuhnya. Itu, bukan luka yang ia terima karena pertarunga, tetapi luka yang ia terima saat disiksa oleh sang ayah."

Evelin terlihat begitu enggan menceritakan hal itu. Namun, ini adalah hal yang bisa membuat Viola menerima sisi kelam Gerald, dan kemungkinan bisa menarik Gerald dari kegelapan masa lalu. "Gerald sendiri adalah anak dari salah seorang wanita yang ayahnya kurung di dalam ruangan itu. Gerald tumbuh besar dalam penyiksaan, dan setiap harinya Gerald bisa mendengar jerit tangis atau bahkan suara desahan yang tentu saja tidak pantas didengar oleh seorang anak seusianya. Gerald juga melihat bagaimana para wanita itu disiksa oleh ayahnya atau bahkan berhubungan intim dengannya. Mental Gerald terluka, Viola. Namun, ia menggunakan cara yang seperti apa yang ayahnya lakukan, demi menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang tidak mudah untuk dilukai. Gerald, penuh luka. Sentuh hatinya, dan buat dirinya ke luar dari kegelapan masa lalu yang memeluknya, Viola."




.

.

.

Aa Gerald🥺

Gerald's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang