Tidak Boleh Bahagia

4.6K 377 27
                                    

"Kalau kau masih belum yakin. Bagaimana jika begini saja. Cobalah untuk tetap menjadi istri Gerald. Cobalah sedikit demi sedikit untuk mengubahnya. Kau sendiri tidak mau bukan, menjadi single parents? Mungkin kau tidak akan apa-apa, tetapi anakmu tetap saja membutuhkan figur seorang ayah. Cobalah untuk membuat Gerald berubah menjadi sosok yang lebih baik, Viola. Namun, jika sampai akhir kau tidak bisa mengubahnya, maka aku sendiri yang akan membantumu melarikan diri."

Perkataan Evelin terus terngiang-ngiang di benak Viola, dan membuat Viola kesulitan untuk tidur. Kini, Viola tidak lagi menggunakan infus, karena Evelin berhasil membujuknya untuk makan dan minum walaupun sedikit. Ia berbaring dan menatap langit-langit tinggi kamar Gerald dengan pikiran yang berkecamuk. Apa yang dikatakan oleh Evelin memang ada benarnya. Viola sudah mengalami betapa sulitnya hidup tanpa orang tua. Meskipun Viola bisa menjadi ibu tunggal bagi anaknya nanti, tetapi Viola tidak yakin jika anaknya akan baik-baik saja tumbuh tanpa figur seorang ayah. Lebih daripada itu, Viola sendiri merasa tidak yakin bahwa dirinya bisa merawat anaknya dengan baik tanpa bantuan siapa pun. Setelah melewati semua hal yang mengerikan ini, Viola sadar bahwa dunia ini begitu kejam.

Kini, tidak ada satu pun orang yang bisa menjadi tempat bergantung Viola. Kakaknya sendiri sudah menjadi orang yang paling jahat terhadapnya. Ezra yang menarik Viola masuk ke dalam lingkaran setan yang membuatnya berakhir terjerat dalam sarang monster seperti ini. Tentu saja, rasanya memilih untuk menetap dan bertahan di sisi Gerald adalah pilihan yang terburuk yang mungkin saja Viola ambil. Sayangnya, Viola memang tidak memiliki pilihan lain, selain ini. Evelin tidak mungkin membantu Viola, karena ia sudah mengatakannya dengan tegas. Evelin hanya akan membantu, saat Viola sudah benar-benar tidak bisa mengubah Gerald. Di sisi lain, Viola sendiri tidak bisa melarikan diri dengan mudah dari rumah ini. Setelah usaha melarikan dirinya yang pertama berhasil, penjagaan kediaman ini lebih diperketat.

"Aku pusing," ucap Viola lalu mengubah posisi tidurnya menajadi menyamping dan meringkuk.

Tak lama, Viola pun tidur dengan nyenyak dengan mudahnya. Viola tidur tanpa mengkhawatirkan apa pun, meskipun sebelumnya ia kesulitan tidur karena memikirkan begitu banyak hal. Saking lelapnya tidur Viola, ia tidak terbangun walaupun ada seseorang yang duduk di tepi ranjang. Itu adalah Gerald yang memang masuk ke dalam kamar, begitu mengetahui jika Viola sudah tidur dengan lelap. Gerald mengamati wajah Viola dalam diam. Kini, perkataan demi perkataan yang dikatakan oleh Evelin berkelebat dalam benaknya. Gerald mengepalkan tangannya erat-erat saat benaknya masih berusaha untuk mengelak fakta bahwa Viola memang sudah menempati tempat tersendiri dalam hidupnya.

Namun, sekeras itu Gerald berusaha, maka sekeras itu pula hati Gerald semakin yakin dengan apa yang dikatakan oleh Evelin. Gerald menghela napas. Ia belum pernah berada dalam situasi seperti ini. Semenjak dirinya berhasil mengulang apa yang pernah dilakukan oleh mendiang ayahnya, Gerald pun merasa begitu bahagia. Ia bisa menunjukkan kepada orang-orang bahwa dirinya bukan orang yang lemah. Ia sukses di dunia bisnis sebagai seorang pengusaha muda, dan di dunia bawah ia menjadi sosok yang disegani sebagai seorang pemasok senjata yang berkualitas. Hanya saja, Gerald tidak pernah merasa hidup. Gerald masih merasa jika dirinya berada di dalam ruang di mana dirinya disiksa oleh ayahnya dan melihat begitu banyak tidak kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya pada para wanita, termasuk pada ibu Gerald sendiri.

Gerald kembali menatap wajah Viola. Semenjak wanita yang tengah mengandung calon anaknya ini masuk ke dalam kehidupannya, Gerald merasakan sesuatu yang baru. Mungkin, pada awalnya Gerald salah mengartikan perasaan tersebut sebagai ketertarikan sementara seperti dirinya tertarik pada puluhan wanita yang sebelumnya pernah ia kurung dan siksa di ruang bawah tanah yang dibangun ayahnya itu. Namun, seiring berjalannya waktu, Gerald sadar jika ada yang berbeda dari rasa ketertarikan pada Viola dengan rasa ketertarikan yang ia miliki untuk wanita lain. Setelah menyentuh Viola, Gerald tidak bisa menyakitinya. Berbeda dengan wanita lain yang dengan mudah membuat sisi gila Gerald muncul dan membuatnya melukai semua wanita itu. Semua wanita itu hanyalah peliharaan yang Gerald pertahankan untuk memuaskan hasrat gilanya.

Hal yang paling gila adalah, Gerald tidak tahan saat Viola berusaha untuk melarikan diri darinya. Gerald tidak bisa membiarkan Viola pergi begitu saja. Setiap saat, rasanya Gerald ingin memastikan bahwa Viole tetap berada dalam pengawasannya dan berada dekat dengannya. Gerald membawa helaian rambut Viola untuk ia cium sembari berkata, "Apa yang harus aku lakukan padamu, Vio?"






***






"Apa? Kau masih belum menemukan keberadaannya?" tanya Farrah pada seorang pria berjas hitam.

"Maafkan kami, Nona. Tapi sepertinya, orang tuanya memang berniat untuk menyembunyikan keberadaan Tuan Dafa dengan baik," ucap pria berjas hitam itu.

Farrah memejamkan matanya merasa sangnat frustasi. Ia sudah berusaha untuk mengetahui letak pasti keberadaan Dafa. Sebelumnya, Farrah berushaa untuk menanyakan hal itu pada Dani dan Gina mengenai keberadaan Dafa. Namun, keduanya hanya menjawab jika Dafa menempuh pendidikan tingginya di luar negeri agar bisa lebih fokus. Tentu saja, Farrah tidak bisa berdiam diri dan meminta bantuan kedua orang tuanya untuk menemukan Dafa. Hanya saja, anak buah dan informan yang diberikan oleh kedua orang tuanya sama sekali tidak membantu. Sampai saat ini, Farrah masih belum mengetahui keberadaan pasti Dafa.

Farrah membuka matanya dan menatap tajam pada bawahan orang tuanya itu. "Aku sudah menghabiskan banyak uang dan waktu untuk mencari keberadaan Dafa. Jika sampai akhir bulan ini kalian masih belum menemukan keberadaannya, aku akan pastikan jika Papa akan membuat kalian menyesal," ucap Farrah lalu berbalik pergi meninggalkan para bawahan itu.

Farrah terlihat begitu kesal dan memasuki kamarnya dengan meninggalkan suara bedebum keras saat menutup pintu kamarnya. Ia menghidupkan komputernya dan memeriksa berita terkini mengenai Viola. Sebenarnya, Farrah tidak peduli dengan kondisi Viola dan Ezra. Namun, Farrah sama sekali tidak bisa merasa tenang, saat melihat Viola hidup dengan bahagia setelah berhasil mendapatkan suami yang kaya raya. Sementara Farrah masih harus bergumul dengan usahanya menemukan pria yang ia cintai. Farrah menggigit bibirnya kesal, saat melihat media sosial resmi milik Gerald mengumumkan kabar bahagia bahwa saat ini Viola tengah mengandung. "Kenapa nasibmu begitu baik? Padahal aku sudah berusaha untuk menghancurkan hidupmu berulang kali," ucap Farrah sama sekali tidak menyembunyikan rasa bencinya terhadap Viola.

"Aish, si Bodoh itu ke mana? Di situasi seperti ini, padahal aku bisa memanfaatkannya untuk menghancurkan hidup Viola," ucap Farrah merujuk pada Ezra yang memang tiba-tiba menghilang dan tidak bisa ia hubungi.

Padahal sebelumnya, setelah Farrah menghina Ezra yang miskin, Ezra datang kembali dengan pakaian dan barang-barang mewah yang ia kenakan. Ezra bahkan memiliki apartemen di tengah kota. Kehidupannya jelas membaik setelah memiliki adik ipar kaya raya. Ezra yang dibutakan oleh cinta, kembali pada Farrah dan memamerkan kekayaannya itu. Namun, sebelum sempat Farrah memanfaatkan kebodohan Ezra, pria itu sudah lebih dulu menghilang tanpa jejak membuat Farrah kesal setengah mati karena melihat kebahagiaan hidup Viola. Farrah mengepalkan kedua tangannya. "Lihat saja, aku pasti akan menemukan cara untuk membuatmu menderita, Viola. Kau tidak boleh bahagia."

Gerald's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang